• Beranda
  • ...
  • Movies
  • Layanan Streaming Seperti Netflix Kian digemari,TV Konvensional Akan ditinggalkan?

cintadineAvatar border
TS
cintadine
Layanan Streaming Seperti Netflix Kian digemari,TV Konvensional Akan ditinggalkan?
Selamat datang kembali di thread ane gan.



Hiburan media elektronik seperti televisi konvensional adalah salah satu satu media hiburan yang sudah cukup tua dan masih bertahan sampai sekarang. TV sendiri menjadi salah satu penemuan yang paling berpengaruh. Namun kini tv konvensional di zaman digital menghadapi banyak persaingan dengan media lainnya yang lebih modern seperti layanan streaming berbayar.Kalangan milenial dan generasi Z kini mulai beralih ke layanan streaming sesuai dengan pasarnya masing-masing seiring dengan bermunculannya platform streaming dari waktu ke waktu.

Sementara tv konvensional masih tetap bertahan dengan segala kelebihannya terutama masih menjadi pilihan masyarakat di pedesaan dan generasi baby boomers yang belum bisa mengakses teknologi dan internet yang memadai.

Platform streaming video yang ada sekarang pun cukup beragam mulai dari Netflix yang menyajikan konten-konten original berkualitas, Disney Plus yang menghadirkan tontonan untuk keluarga dan semua umur. Amazon Prime Video yang menyuguhkan beragam film dan series populer Hollywood, HBO Max/HBO Go yang isinya tontonan kelas dunia, hingga VIU dan WeTV yang dikhususkan untuk para pecinta drama seri Asia. Dalam keragaman tersebut memunculkan pertanyaan, apakah layanan streaming video akan menggantikan tv konvensional di masa depan?

TV konvensional akan bertransformasi



Kalau dilihat dari sekarang, tv konvensional tidak akan hilang begitu saja karena masih sangat dibutuhkan. Hanya saja aksesnya akan lebih canggih, sekarang saja tv analog mulai ditinggalkan dan beralih ke tv digital. Mungkin di masa depan akan semakin banyak masyarakat yang mengakses tv dengan jaringan internet. Di sisi lain pihak stasiun tv harusnya mulai berbenah diri menyambut perubahan zaman. Salah satunya sudah ada yaitu RCTI yang membuat aplikasi streaming RCTI+ gratis yang memuat program-program unggulan mereka termasuk acara-acara klasik dan sampai yang terbaru. Kehadiran RCTI+ sebenarnya merupakan inovasi baru yaitu memberikan konten-konten milik tv konvensional dalam bentuk digital.

Sebelumnya NET juga sudah melakukan hal tersebut dengan aplikasinya yang bernama Zulu, tapi sekarang entah kemana dan hilang dari Play Store.

Layanan Streaming Video Punya target Pasarnya Masing-Masing



Sama halnya dengan tv konvensional yang punya pangsa pasarnya masing-masing, streaming service juga demikian. Ambil contoh pelanggan Netflix adalah mereka yang menyukai tontonan kelas satu dari berbagai genre film Hollywood, anime, sampai drama Korea. Sementara pelanggan Disney Plus adalah mereka penikmat franchise dari Walt Disney, Star Wars, dan Marvel serta mementingkan tontonan untuk seluruh keluarga karena kita tahu jika film dan seri buatan Disney selalu bersifat family friendly, kebalikannya Netflix yang terkenal dengan muatan dewasanya.

Lain hal lagi dengan WeTV dari Tencent yang mengkhususkan diri bagi para pecinta drama Asia dan juga seri lokal yang original dan nampaknya pelanggannya didominasi oleh kaum hawa walaupun di dalamnya ada beberapa konten anime. Sementara itu RCTI+ yang gratisan dipakai oleh para pemirsa pecinta acara-acara RCTI dan di dalamnya juga terdapat beberapa seri drakor, dan juga segelintir konten original. Ke depannya bukan tidak mungkin akan ada platform lain yang bermunculan.

Kejamnya Persaingan Layanan Streaming Melebihi tv konvensional



Perasaingan dalam tv konvensional tidaklah sekejam persaingan di ranah layanan streaming digital. Karena jika tidak memberikan hal yang original dan jumlah kontennya minim, maka bersiaplah digerus. Hal tersebut terjadi HOOQ, layanan streaming asal Singapura yang sudah bangkrut karena tak mampu bersaing. Penyebabnya bangkrutnya HOOQ adalah karena tak punya ciri khas, layanan yang buruk, sampai jumlah konten yang sedikit. Miris sekali karena di awal kemunculannya HOOQ seolah ingin menjegal Netflix di Indonesia dengan kebijakan Telkomsel yang memblokir Netflix dan kerjasama keduanya memberikan kuota besar untuk streaming HOOQ. Sialnya para pengguna Telkomsel malas nonton HOOQ walaupun sudah diberi kuota bonus yang besar.

Hal yang serupa terjadi pada iFlix yang di awal kemunculannya memberikan tontonan berkualitas tapi lama kelamaan konten yang bagusnya berkurang. Penggunanya pun menurun walaupun ada fitur gratisan. Akhirnya iFlix diakuisisi oleh Tencent setelah terus-terusan mengalami kerugian.

Goplay sebagai platform streaming lokal juga tengah terseok-seok, jumlah kontennya sedikit dan jarang membuat konten original yang baru. Ditambah lagi dengan biaya langganan yang mahal membuat sebagian orang malas meliriknya. Bayangkan saja, HBO Go saja hanya Rp. 60.000 per bulan sementara Goplay Rp. 89.000, gila enggak? emoticon-Big Grin

Layanan Streaming vs TV Konvensional



Pada akhirnya tv konvensional akan terus tergerus dengan layanan streaming, terutama di Indonesia. Masyarakat di Indonesia sudah mulai muak dengan konten tv konvensional dan beralih ke streaming digital. Jika pihak stasiun tv tak memperbaiki kualitas program-programnya maka yang tersisa adalah pemirsa yang memang belum punya akses internet yang memadai. Mungkin perlu bertahun-tahun bagi tv konvensional bergeser ke arah yang lebih baik tapi yang jelas bisnis penyiaran tv saat ini semakin terseok-seok digempur streaming digital.

Gimana nih gan, menurut agan apakah tv konvensional akan terus ditinggalkan? emoticon-Ngakak

Quote:
alifrian.Avatar border
AraminaAvatar border
rotten7070Avatar border
rotten7070 dan 23 lainnya memberi reputasi
22
9.7K
140
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.