nuyinsAvatar border
TS
nuyins
Covid-19 Singgah Sejenak (Part 2)
Sore harinya suami aku ajak ke dokter praktek yang masih buka, karena sudah banyak dokter praktek yang tutup akibat PPKM terbatas. Suamiku tidak mau diantar karena merasa kuat, dia berangkat sendirian. Akan tetapi karena antrian pasien yang panjang maka dia balik ke rumah menunggu pasien berkurang.  Dua jam kemudian ternyata dojter praktek sudah tidak menerima pasien, karena yang di dalam masih banyak. Akhirnya suami pun pergi ke UGD terdekat, setelah diperiksa lalu diberikan obat yang ternyata sama dengan persediaan obat di rumah yaitu obat  untuk meredakan gejala flu.



Kemudian aku teringat dengan teman SMA yang berprofesi sebagai dokter spesialis paru. Melalui pesan  WhatsApp kuceritakan kondisi anak dan suami yang setelah vaksin mengalami gejala sakit yang sedang umum terjadi. Saat itu pandemi masih berlangsung. Gelombang tsunami covid-19 sedang melanda negeri ini. Di mana- mana banyak orang terpapar covid-19 dan sampai - sampai ada yang tidak mendapatkan rumah sakit karena sudah penuh. Kembali ke teman dokter tadi, dia menyarankan agar suami dan anakku segera ke tempat dimana dilakukan vaksin semula.



Jumat pagi kami bertiga berangkat ke PKM. Setelah mengambil nomor antrian untuk suami dan anak kami duduk di ruang tunggu. Anakku mendapat giliran diperiksa dokter. Tak lama kemudian dia keluar sambil membawa resep. Gantian dengan ayahnya yang mendapat giliran diperiksa. Ternyata suami harus menjalani pemeriksaan swab. Lokasi swab ada di luar ruangan, terletak di pelataran PKM yang diberi tenda. Sebelum pandemi lokasi itu adalah tempat parkir motor para pasien. Selama pandemi pelataran PKM tidak diperbolehkan untuk parkir motor pasien. Hal ini disebabkan lokasi parkir digunakan untuk ruang swab terbuka.



Tidak berapa lama hasil swab antigen suami keluar, kemudian kami bertiga dipanggil untuk memasuki ruangan pemeriksaan. Ternyata hasil rapid antigen tidak membuat hati gembira. Suamiku terpapar covid-19, tampak sedikit sedih menyelimuti wajah suamiku.



Karena suami positif maka aku dan anakku  harus di tes rapid antigen juga. Hasilnya anakku positif sementara aku sendiri negatif. Tidak seperti ayahnya anakku hanya tersenyum sambil sedikit menggoda ayahnya dan mengatakan agar tidak usah takut akan kondisi yang sedang dialaminya. Dia bilang ke ayahnya kalau covid-19 akhirnya singgah juga.



(Bersambung)

Cerita sebelumnya

Part 1


a.w.a.w.a.wAvatar border
a.w.a.w.a.w memberi reputasi
1
149
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
KASKUS Kreator Lounge
KASKUS Kreator Lounge
icon
1.2KThread945Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.