peteradisAvatar border
TS
peteradis
Skandal Watergate Skandal Politik Terbesar Amerika Serikat

Adegan dalam film All The President's Men (sumber: https://bit.ly/3kuSFrB)

Sebelum ini ane lebih banyak buat thread sepak bola, kali ini ane buat thread politik. Inspirasi untuk menulis thread tentang skandal Watergate ini muncul setelah melihat film All the President’s Men, film lawas keluaran tahun 1976. Ane tahu film itu setelah googling tentang dunia jurnalistik. Tulisan ini akan menggabungkan apa yang ane lihat dalam film tersebut serta berbagai sumber lain.

Thread ini diupload ulang karena thread sebelumnya yang sempat jadi trending dihapus oleh salah satu admin forum, tampaknya dengan alasan salah masuk forum. Thread ini sebelumnya diposting di forum Berita dan Politik. Selamat menyimak gan, semoga tetap bermanfaat.

Skandal Watergate merupakan skandal politik besar Amerika Serikat yang terjadi menjelang akhir periode pertama masa jabatan Presiden Richard Nixon pada tahun 1972. Skandal ini terkait dengan upaya untuk memuluskan jalan Nixon menjabat kali kedua sebagai Presiden Amerika Serikat.

Skandal Watergate bermula ketika pada 27 Januari 1972, G. Gordon Liddy yang merupakan konselor keuangan untuk Committee for the Re-Election of the President (CRP) menyuguhkan suatu rencana kampanye intelijen di hadapan pejabat pimpinan CRP Jeb Stuart Magruder, Jaksa Agung John Mitchell, dan Penasihat Kepresidenan John Dean dimana rencana tersebut melibatkan sejumlah aktivitas ilegal yang dilakukan terhadap Partai Demokrat. Di kemudian hari, rencana tersebut terbukti menjadi awal dari skandal politik terburuk abad ke-20 serta mengakhiri jabatan kepresidenan Nixon.

John Mitchell yang awalnya menganggap rencana tersebut tidak realistis, dua bulan kemudian menyetujui rencana tersebut, namun hanya dalam bentuk penyusupan ke dalam markas besar Komite Nasional Partai Demokrat di komplek Watergate dengan tujuan untuk mengumpulkan foto terkait materi kampanye serta memasang alat penyadap di telepon.


      Komplek Watergate (sumber: https://bit.ly/3sPTcrC)

James McCord mantan pegawai CIA dan koordinator keamanan CRP menugasi mantan agen FBI, Alfred C. Baldwin III untuk memasang alat penyadap serta memantau komunikasi telepon. Pada 11 Mei 1972, McCord sudah mengatur agar Baldwin menghuni kamar 419 di motel Howard Johnson yang terletak di seberang komplek Watergate.


Radio Transistor yang digunakan selama penyusupan Watergate
(sumber: https://bit.ly/3ku8yye)

Penyusupan pertama yang dilakukan pada 28 Mei berhasil memasang dua alat penyadap di telepon Robert Spencer Oliver yang saat itu merupakan direktur pelaksana dari Asosiasi Pimpinan Negara Bagian Partai Demokrat serta Larry O’Brien, Pimpinan Partai Demokrat. Penyusupan kedua dianggap perlu untuk memperbaiki alat penyadap yang telah dipasang.


Walkie-Talkie yang digunakan selama penyusupan Watergate
(sumber: https://bit.ly/3zlMADV)

Penyusupan kedua yang terjadi pada 17 Juni 1972 tidak berjalan lancar. Satpam komplek Watergate, Frank Wills menemukan sejumlah pintu di komplek bangunan tersebut dipasang selotip pada kuncian pintu yang membuat pintu tampak tertutup namun tidak benar-benar terkunci. Wills sempat melepas selotip-selotip tersebut dan menganggap tidak ada apa-apa. Namun, saat dia kembali mengecek beberapa saat kemudian, dia menemukan bahwa selotip kembali dipasang di kuncian pintu. Wills kemudian melaporkan temuannya ke kepolisian.

Laporan Wills ditindaklanjuti oleh tiga orang polisi berpakaian preman yang kebetulan sedang berpatroli malam untuk mengawasi kemungkinan adanya transaksi narkoba atau kejahatan jalanan lain. Kedatangan tiga orang polisi yakni Paul W. Leeper, John B. Barrett, dan Carl M. Shoffler terlambat diketahui oleh Baldwin yang sedang asyik menonton film Attack of the Puppet People. Baldwin baru menyadarinya ketika ada aktivitas tidak biasa di lantai enam dan segera memberitahu rekan-rekannya, namun sudah cukup terlambat.


Buku alamat milik Bernard Barker, salah satu penyusup Watergate
(sumber: https://bit.ly/3mAaf00)

Polisi berhasil meringkus lima orang penyusup yaitu Bernard Barker, Eugenio Martinez, Frank Sturgis, James McCord, dan Virgilio Gonzales. Kelimanya didakwa melakukan upaya pencurian serta penyadapan telepon dan alat komunikasi lain. Polisi mencurigai mereka bukan pencuri biasa, sebab polisi menemukan sejumlah benda yang tidak biasa seperti walkie-talkie, 40 rol film yang belum digunakan, dua kamera ukuran 35 milimeter, uang tunai senilai 2300 Dollar dalam pecahan 100 Dollar dengan nomor seri berurutan, dan lain-lain.

Kabar tertangkapnya kelima orang penyusup tersebut membuat tim Nixon dan Gedung Putih bertindak cepat untuk menutupi kasus tersebut dan segala bukti yang membahayakan posisi presiden serta peluangnya untuk kembali memenangi pemilu. Sebab, hanya dalam beberapa jam setelah tertangkapnya lima penyusup tersebut, FBI menemukan nama E. Howard Hunt di buku catatan Barker dan Martinez.

Anggota tim pemerintahan Nixon merasa perlu memberi perhatian lebih, sebab Hunt dan Liddy juga terlibat dalam aktivitas rahasia terpisah dengan nama “White House Plumbers” yang ditujukan untuk menghentikan kebocoran informasi serta menyelidiki berbagai perkara keamanan sensitif lain. Namun reaksi Nixon terhadap peristiwa pembobolan tersebut sempat membuat jaksa perkara Watergate, James Neal yakin bahwa Nixon tidak mengetahui sebelumnya tentang peristiwa tersebut.

Berdasarkan kisah yang ada dalam film All the President’s Men, Bob Woodward yang saat itu masih merupakan wartawan baru di The Washington Post bertugas meliput kasus Watergate. Woodward tampaknya tertarik dengan kasus tersebut, terlebih setelah dia mengetahui bahwa kelima tersangka tersebut telah memiliki pengacara sendiri untuk membela mereka dalam persidangan. Suatu hal yang menurutnya tergolong tidak wajar untuk kasus pencurian.

Hasil liputan yang dituliskan Woodward ternyata menarik perhatian salah satu rekan kerjanya, Carl Bernstein yang merupakan wartawan senior yang telah 15 tahun berkecimpung di dunia jurnalistik. The Washington Post akhirnya menugasi kedua wartawan tersebut untuk secara khusus meliput serta menulis laporan investigatif terkait kasus Watergate.


Carl Benstein (kiri) dan Bob Woodward (kanan) di kantor The Washington Post pada 1973
(sumber: https://bit.ly/3sMxS6D)

Dengan berbagai upaya, keduanya berupaya mencari berbagai sumber informasi yang dapat membantu mereka menuliskan laporan yang mendalam serta akurat terkait kasus Watergate. Salah satu narasumber utama yang dikenal sebagai Deep Throat memberi petunjuk awal untuk menelusuri pergerakan uang yang diterima oleh para penyusup tersebut.


Sebuah garasi di Rosslyn tempat Bob Woodward dan Deep Throat sering bertemu
(sumber: https://bit.ly/3mwWDCv)

Penelusuran Woodward dan Bernstein akhirnya menemukan bahwa dana yang diterima oleh para penyusup tersebut terkait dengan Kenneth H. Dahlberg. Dahlberg merupakan salah satu donator dan penggalang dana untuk CRP. Cek senilai 25 Ribu Dollar yang telah dicairkan ke rekening bank milik Barker di Amerika Serikat dan Meksiko ternyata merupakan cek dana donasi kampanye yang diberikan oleh Dahlberg ke komite keuangan CRP.

Investigasi lebih lanjut oleh tim penyidik juga menemukan adanya aliran dana sejumlah 86 Ribu Dollar yang mengalir ke rekening Barker. Cek tersebut diberikan oleh sejumlah individu yang memberikan sejumlah dana sebagai bentuk donasi pribadi yang ditujukan untuk CRP. Cek tersebut ditujukan untuk Hugh Sloan yang merupakan bendahara CRP. Sloan kemudian pun mengakui bahwa dia diperintahkan oleh deputi direktur komite Jeb Magruder dan direktur keuangan Maurice Stans untuk memberikan sejumlah uang ke Gordon G. Liddy.

Liddy yang kemudian mengalirkan dana tersebut ke Barker dan berupaya menyembunyikan asal-muasal dana tersebut. Namun tanpa disadari oleh Sloan, Liddy, maupun Barker bahwa seluruh catatan transaksi yang mereka lakukan masih tersimpan selama setidaknya enam bulan. Jadi seluruh transaksi pengiriman dan penarikan uang yang dilakukan oleh Barker pada April dan Mei 1972 masih tersimpan hingga Oktober dan November 1972 yang ikut memudahkan proses penyelidikan.

Adanya keterkaitan secara langsung maupun tidak langsung antara kelima penyusup dengan CRP membuat Hakim Sirica menduga adanya konspirasi politik tingkat tinggi yang melibatkan orang-orang pemerintahan.

Pada 10 Oktober 1972, Woodward dan Bernstein melaporkan bahwa FBI telah menetapkan bahwa penyusupan di komplek Watergate merupakan bagian dari kampanye mata-mata dan sabotase politik yang dilakukan oleh komite pemenangan kembali Nixon. Namun fakta tersebut tidak memberikan dampak apapun terhadap upaya kampanye Nixon dan Nixon akhirnya berhasil kembali terpilih sebagai Presiden pada 7 November 1972.

Euforia pemilihan presiden dan terpilihnya kembali Nixon sebagai Presiden AS sempat mengalihkan perhatian publik Amerika Serikat terhadap kasus Watergate. Namun upaya tanpa henti dari beberapa media AS, khususnya The Washington Post dalam melakukan investigasi akhirnya berhasil kembali mengalihkan perhatian masyarakat terhadap kasus Watergate, terlebih setelah euforia pemilihan presiden mereda. Hal itu semakin diperkuat pula ketika salah satu dari kelima penyusup tersebut menulis surat kepada Hakim Sirica yang menyebutkan adanya upaya kalangan atas untuk menutupi kasus tersebut.

Pada 30 Januari 1973, kelima penyusup Watergate dinyatakan bersalah dan akan menjalani hukuman penjara. Namun, investigasi terhadap kasus Watergate dan dugaan keterlibatan pemerintahan Nixon justru semakin meluas.

Pada 23 Maret 1973, Hakim Sirica membacakan surat yang ditulis oleh James McCord di hadapan pengadilan yang menyatakan adanya pengakuan palsu yang diungkapkan selama persidangan kasus Watergate, dan para tersangka dipaksa untuk tetap bungkam. Kelima orang tersebut baru mulai berani berbicara setelah Hakim Sirica memberikan hukuman sementara hingga 40 tahun penjara bagi Hunt dan dua penyusup lain.

Pada 13 April, Jeb Magruder akhirnya menyampaikan kepada kejaksaan AS bahwa dia telah membuat pengakuan palsu selama persidangan kasus Watergate, serta menyebutkan keterlibatan John Dean dan John Mitchell. Keterlibatan pemerintahan Nixon dalam kasus Watergate semakin terungkap saat satu per satu para pembantunya memutuskan untuk mengungkapkan kebenaran dengan harapan dapat menyelamatkan posisi kepresidenan. Namun beberapa diantara mereka, salah satunya John Dean, tidak sepenuhnya mengetahui seberapa dalam Nixon mengetahui maupun terlibat dalam kasus Watergate.

Senat AS membentuk komite investigasi khusus untuk kasus Watergate pada 7 Februari 1973. Pada pertemuan dengar pendapat yang diadakan oleh komite tersebut, sejumlah mantan pembantu Nixon di pemerintahan membuat pengakuan. Rapat dengar pendapat tersebut disiarkan secara langsung setiap tiga hari sekali mulai 17 Mei hingga 7 Agustus.

Pengakuan asisten Gedung Putih, Alexander Butterfied bahwa di Gedung Putih terdapat suatu sistem perekaman pembicaraan di sejumlah ruangan, salah satunya di kantor pribadi Nixon yang terletak di Old Executive Office Building. Pengakuan tersebut tampaknya ikut memaksa Nixon untuk menyerahkan sebagian rekaman pembicaraan tersebut. Nixon mengumumkan rilis sebagian rekaman yang sudah diedit tersebut secara langsung dari Gedung Putih pada 29 April 1974.

Bulan Juli 1974, Mahkamah Agung AS memerintahkan Nixon untuk menyerahkan seluruh rekaman percakapan yang ada. Pada 5 Agustus 1974, Nixon akhirnya menyerahkan transkrip tiga rekaman percakapan yang mengungkapkan keterlibatannya dalam kasus Watergate. Transkrip tersebut dikenal dengan sebutan the smoking gun.

Tepat tiga hari setelah penyerahan rekaman percakapan tersebut, Nixon berbicara secara langsung dari Oval Office melalui siaran televisi AS. Nixon membuka pembicaraan dengan ucapan, “Selamat malam. Ini adalah ke-37 kalinya saya berbicara kepada Anda dari kantor ini, di mana begitu banyak keputusan telah dibuat yang membentuk sejarah bangsa ini.” Setelah beberapa ucapan lainnya, Nixon akhirnya mengungkapkan, “saya akan mengundurkan diri dari jabatan presiden efektif di siang hari besok.”


Surat pengunduran diri Richard Nixon
(sumber: https://bit.ly/38bHFts)

Tepat pada 9 Agustus 1974, Nixon secara resmi mengundurkan diri dari jabatan Presiden Amerika Serikat. Richard Nixon menjadi Presiden AS pertama yang mengundurkan diri dari jabatannya. Posisinya kemudian digantikan oleh wakil presiden, Gerald Ford hingga berakhirnya masa jabatannya. Nixon kemudian memperoleh pengampunan dari Gerald Ford pada 8 September 1974.


Richard Nixon menyampaikan salam perpisahan terhadap anggota kabinet dan staf Gedung Putih
(sumber: https://bit.ly/2WvHtCS)

Secara keseluruhan 69 orang menjadi tersangka dan 48 orang dinyatakan bersalah dalam skandal Watergate. Sebagian besar dari mereka merupakan pejabat pemerintahan level atas di pemerintahan Nixon. Sejak saat itu, penggunaan akhiran “gate” selalu mengacu pada skandal publik, khususnya di bidang politik.


Salinan surat kabar yang menampilkan berita pengunduran diri Richard Nixon
(sumber: https://bit.ly/3ypFnle)


Spoiler for Sumber:
Diubah oleh peteradis 01-09-2021 09:43
bezosjeffAvatar border
anggrekbulanAvatar border
jazzcousticAvatar border
jazzcoustic dan 5 lainnya memberi reputasi
-2
623
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Blogger Indonesia
Blogger Indonesia
1.9KThread707Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.