- Beranda
- Stories from the Heart
TEROR 3 MALAM (TAMU & TEMUAN)
...
TS
wanitaneh
TEROR 3 MALAM (TAMU & TEMUAN)
2 hari setelah kejadian itu, baik Dara maupun Kak Ida masih tidur bersama ibu.
masih ada hawa dingin dan tidak enak saat mereka memasuki kamar walapun di pagi hari. ditambah saat ini sedang musim hujan, pagi haripun tetap mendung dan gelap. Dara dan Kak Ida hanya menggunakan kamar seperlunya, sisa kegiatan mereka lakukan di ruang tengah. malam Tidur dengan ibu. siang itu, cuaca mendung, Dara dan Kak Ida sedang duduk membaca komik di ruang tengah.
"Assalamualaikum!" teriak seseorang dari depan pintu
"Waalaikumsalam! sebentar" jawab kak Ida keluar dan membuka pintu,
"Cari siapa ya pak?" tanya kak Ida pada seorang kakek2 yang berada di depan rumahnya.
"ibu ada nak?" tanya orang itu lagi
"dari siapa pak?"
"bilang aja teman ibu" jawabnya lagi
kak Ida masuk kedalam dengan wajah heran, sambil memanggil ibu.
"bu, ada yang cari, katanya temen ibu" panggil kak Dara dari depan pintu kamar, diikuti ibu yang juga keluar.
ibu berusaha mengingat orang yang berdiri di depan pintu, ia benar2 tidak mengenalnya.
"assalamualaikum, bapak cari saya?" tanya ibu
"iya bu, mohon maaf sebelumnya karena datang mencari ibu. tapi ada yang mau saya sampaikan" jawabnya lagi
ibu mempersilahkan kakek itu masuk dan duduk di teras rumah.
"saya sebentar saja bu"
"ada apa ya pak?" tanya ibu lagi, ibu sangat penasaran dengan orang yang ada di depannya
"iya bu, saya kebetulan mampir, karena aura rumah ini gelap sekali bu, seperti ada yang sangat dendam"
"maksud bapak?"tanya ibu lagi
"ibu, tetap berdoa dan jangan tinggalkan sholat. beruntung ibu dan anak2 masih di lindungi, untuk kedepan, jangan lagi matikan lampu kamar mandi, dan ruang tengah kalau sudah malam" jelas kakek itu.
"baik pak, terimakasih, tapi..." belum sempat ibu menyelesaikan perkataanya, kakek itu berdiri
"kalau begitu saya permisi bu" kakek itu lalu berlalu keluar, meninggalkan ibu yang mencerna omongannya. Setelah beberapa detik, ibu menyusul kedepan rumah, tapi kakek itu sepertinya sudah jauh dan tidak terlihat. setelah menutup gerbang, ibu masuk dan masih termenung.
"siapa bu?" tanya kak Ida penasaran.
"ibu juga gak tau nak, nggak kenal" sahut ibu
"tapi aneh, dia bilang rumah ini hawanya gelap, katanya ada yang dendam. terus ibu di suruh nyalakan lampu kamar mandi sama ruang tengah kalo malem"
"hah? maksudnya?" sambung Dara, ikut2an
"kakek itu kayak tau gitu, kita ada yang ganggu" jawab Kak Ida
"kok bisa? emang siapa sih?" tanya Dara lagi
"ih, kan tadi ibu sudah bilang gak kenal Dar," jawab kak Ida, mulai geregetan dengan tingkah adiknya
"sudah, tapi nggak ada salahnya kita coba ikutin saran kakek itu, toh niatnya juga baik sudah mengingatkan kita" kata ibu.
kedua anaknya hanya mengangguk.
selang beberapa menit, hujan turun dengan derasnya,
tik...tik...
ada beberapa tetes air mengenai wajahnya.
"bu, bocor nih!" teriak Dara, mereka segera memindahkan kursi dan mengambil ember untuk menampung tetesan air tersebut. berutung sebelum jam 4 Hujan sudah selesai. Dara dan kak Ida memanggil Pak Lan untuk datang ke rumah.
"Pak, coba tolong lihat gentengnya, siapa tau nanti malam hujan lagi" pinta ibu,
"iya bu, mungkin ada atap geser, sebentar saya lihat" jawab pak Lan.
dengan sigap ia naik ke atas atap, tapi tidak ada yang aneh, talang air tidak sobek atau bergeser. tidak ada yang salah.
"nggak ada yang geser bu atapnya, talang juga masih bagus"
"coba di plafon pak, soalnya tadi lumayan deras bocornya" jawa ibu lagi.
pak lan pindah ke plafon menuju arah bocor yang di tunjukkan.
"astagfirullahala'ziim" ucapnya, lalu mengambil benda yang ada di depan matanya.
ia lalu turun.
"bu, bukan bocor bu rumahnya"
"loh, kan ini airnya" sahut ibu sambil mnunjukkan baskom yang hampir penuh.
"gaib bu itu, lihat ini" kata pak lan sambil memperlihatkan benda yang ia temukan
tiga buah paku beton berkarat, dan sobekan kain putih dengan tulisan yang ibu juga tidak paham
"posisinya tidak tertancap bu, berdiri begitu saja" terang pak lan
"astagfirullahala'ziim, ya sudah pak, terima kasih" jawab ibu
"ia bu, hati2 mungkin ada yang niat jahat. nanti malam saya sambil bantu jaga malam di depan. kalau ada apa2 panggi aja bu"
pak lan lalu meninggalkan rumah.
ibu menunjukkan benda itu pada Kak Ida dan Dara.
"nah, ini pak Lan temukan di plafon, kalian rajin2 solat, jangan bolong. ngaji juga"
kata ibu
"siapa sih bu, yang niat jahat ke kita?" tanya Kak Ida, ada rasa marah dalam nada suaranya
"hush! gak boleh mikir begitu, pikir baik2 aja, gak boleh curiga2 sama orang" jawab ibu lagi
Dara hanya bisa terdiam, apa yang dia lihat bukan paku berkarat, melainkan paku yang berlumuran darah, dan paku itu mengeluarkan bau busuk.
ibu menyuruh kak Ida membuang paku tersebut di tempat sampah
"kita berdoa saja, semoga kita tetap dilindungi" kata ibu lagi, sambil memegang pundak Dara
"Siapa yang tega melakukan ini?" tanyanya lagi
"sudah nak, nggak usah dipikirin, yang penting kita baik2 saja." jawab ibu.
masih ada hawa dingin dan tidak enak saat mereka memasuki kamar walapun di pagi hari. ditambah saat ini sedang musim hujan, pagi haripun tetap mendung dan gelap. Dara dan Kak Ida hanya menggunakan kamar seperlunya, sisa kegiatan mereka lakukan di ruang tengah. malam Tidur dengan ibu. siang itu, cuaca mendung, Dara dan Kak Ida sedang duduk membaca komik di ruang tengah.
"Assalamualaikum!" teriak seseorang dari depan pintu
"Waalaikumsalam! sebentar" jawab kak Ida keluar dan membuka pintu,
"Cari siapa ya pak?" tanya kak Ida pada seorang kakek2 yang berada di depan rumahnya.
"ibu ada nak?" tanya orang itu lagi
"dari siapa pak?"
"bilang aja teman ibu" jawabnya lagi
kak Ida masuk kedalam dengan wajah heran, sambil memanggil ibu.
"bu, ada yang cari, katanya temen ibu" panggil kak Dara dari depan pintu kamar, diikuti ibu yang juga keluar.
ibu berusaha mengingat orang yang berdiri di depan pintu, ia benar2 tidak mengenalnya.
"assalamualaikum, bapak cari saya?" tanya ibu
"iya bu, mohon maaf sebelumnya karena datang mencari ibu. tapi ada yang mau saya sampaikan" jawabnya lagi
ibu mempersilahkan kakek itu masuk dan duduk di teras rumah.
"saya sebentar saja bu"
"ada apa ya pak?" tanya ibu lagi, ibu sangat penasaran dengan orang yang ada di depannya
"iya bu, saya kebetulan mampir, karena aura rumah ini gelap sekali bu, seperti ada yang sangat dendam"
"maksud bapak?"tanya ibu lagi
"ibu, tetap berdoa dan jangan tinggalkan sholat. beruntung ibu dan anak2 masih di lindungi, untuk kedepan, jangan lagi matikan lampu kamar mandi, dan ruang tengah kalau sudah malam" jelas kakek itu.
"baik pak, terimakasih, tapi..." belum sempat ibu menyelesaikan perkataanya, kakek itu berdiri
"kalau begitu saya permisi bu" kakek itu lalu berlalu keluar, meninggalkan ibu yang mencerna omongannya. Setelah beberapa detik, ibu menyusul kedepan rumah, tapi kakek itu sepertinya sudah jauh dan tidak terlihat. setelah menutup gerbang, ibu masuk dan masih termenung.
"siapa bu?" tanya kak Ida penasaran.
"ibu juga gak tau nak, nggak kenal" sahut ibu
"tapi aneh, dia bilang rumah ini hawanya gelap, katanya ada yang dendam. terus ibu di suruh nyalakan lampu kamar mandi sama ruang tengah kalo malem"
"hah? maksudnya?" sambung Dara, ikut2an
"kakek itu kayak tau gitu, kita ada yang ganggu" jawab Kak Ida
"kok bisa? emang siapa sih?" tanya Dara lagi
"ih, kan tadi ibu sudah bilang gak kenal Dar," jawab kak Ida, mulai geregetan dengan tingkah adiknya
"sudah, tapi nggak ada salahnya kita coba ikutin saran kakek itu, toh niatnya juga baik sudah mengingatkan kita" kata ibu.
kedua anaknya hanya mengangguk.
selang beberapa menit, hujan turun dengan derasnya,
tik...tik...
ada beberapa tetes air mengenai wajahnya.
"bu, bocor nih!" teriak Dara, mereka segera memindahkan kursi dan mengambil ember untuk menampung tetesan air tersebut. berutung sebelum jam 4 Hujan sudah selesai. Dara dan kak Ida memanggil Pak Lan untuk datang ke rumah.
"Pak, coba tolong lihat gentengnya, siapa tau nanti malam hujan lagi" pinta ibu,
"iya bu, mungkin ada atap geser, sebentar saya lihat" jawab pak Lan.
dengan sigap ia naik ke atas atap, tapi tidak ada yang aneh, talang air tidak sobek atau bergeser. tidak ada yang salah.
"nggak ada yang geser bu atapnya, talang juga masih bagus"
"coba di plafon pak, soalnya tadi lumayan deras bocornya" jawa ibu lagi.
pak lan pindah ke plafon menuju arah bocor yang di tunjukkan.
"astagfirullahala'ziim" ucapnya, lalu mengambil benda yang ada di depan matanya.
ia lalu turun.
"bu, bukan bocor bu rumahnya"
"loh, kan ini airnya" sahut ibu sambil mnunjukkan baskom yang hampir penuh.
"gaib bu itu, lihat ini" kata pak lan sambil memperlihatkan benda yang ia temukan
tiga buah paku beton berkarat, dan sobekan kain putih dengan tulisan yang ibu juga tidak paham
"posisinya tidak tertancap bu, berdiri begitu saja" terang pak lan
"astagfirullahala'ziim, ya sudah pak, terima kasih" jawab ibu
"ia bu, hati2 mungkin ada yang niat jahat. nanti malam saya sambil bantu jaga malam di depan. kalau ada apa2 panggi aja bu"
pak lan lalu meninggalkan rumah.
ibu menunjukkan benda itu pada Kak Ida dan Dara.
"nah, ini pak Lan temukan di plafon, kalian rajin2 solat, jangan bolong. ngaji juga"
kata ibu
"siapa sih bu, yang niat jahat ke kita?" tanya Kak Ida, ada rasa marah dalam nada suaranya
"hush! gak boleh mikir begitu, pikir baik2 aja, gak boleh curiga2 sama orang" jawab ibu lagi
Dara hanya bisa terdiam, apa yang dia lihat bukan paku berkarat, melainkan paku yang berlumuran darah, dan paku itu mengeluarkan bau busuk.
ibu menyuruh kak Ida membuang paku tersebut di tempat sampah
"kita berdoa saja, semoga kita tetap dilindungi" kata ibu lagi, sambil memegang pundak Dara
"Siapa yang tega melakukan ini?" tanyanya lagi
"sudah nak, nggak usah dipikirin, yang penting kita baik2 saja." jawab ibu.
redrices dan pulaukapok memberi reputasi
2
738
1
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.2KThread•46.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya