luwwiAvatar border
TS
luwwi
Catatan Lawas: Pendakian Slamet dan Sumbing Tahun 1994
 Waktu masih kuat, berpuluh tahun dan kilogram yang lampau, pernah melakukan petualangan ini. Kalau tidak salah ingat sekitar bulan November tahun 1994. Rencana awal 3 gunung dalam 3 hari: Slamet, Sindoro, dan Sumbing. Rencananya naik gunung sore/malam, pagi sampai puncak, turun, lalu pindah ke gunung berikutnya. Repeat.
 
Berangkatlah kami berlima, Pak Hargo, Agim, Ilham, Pion, dan saya. Pak Hargo yang paling tua diantara kami. Beliau mahasiswa D4, yang sudah lulus D3 dan bekerja dulu, sudah berkeluarga dan mempunyai anak 1. Dari kampus Jurang Mangu menuju Purwokerto kami naik bus dari Lebak Bulus. Karena tidak berpengalaman naik bus malam, kami salah pilih tempat duduk. Saya duduk dibangku paling belakang sebelah kanan. Jadi setiap bus malam sedang nge-blong dan mau kembali masuk jalur saat papasan dengan bus lain, posisi saya yang paling belakangan masuk jalur, seperti mau tertabrak. Karena tegang jadi nggak bisa tidur di jalan.
 
Tiba di Purwokerto sekitar pukul 4 pagi. Selepas shalat shubuh kami bertolak ke Purbalingga, rumah orang tua Pion. Istirahat sampai siang disana diselingi keributan karena ada ular kobra yang masuk ke halaman belakang rumah orang tua Pion. Selepas zhuhur kami menuju ke Bambangan, sebagai lokasi awal pendakian Gunung Slamet. Saat melapor, kami tahu bahwa pendakian baru dibuka kembali setelah sebelumnya ditutup akibat cuaca buruk. Kalau tidak salah kami rombongan pertama atau kedua yang naik pada saat itu. Setelah menikmati mendoan murah dan enak, sore hari kami memulai pendakian. Ternyata medan di Slamet saat itu, banyak pohon tumbang yang menghalangi pendakian, sehingga perjalanan memakan waktu cukup lama. Sehingga prediksi waktu meleset. Rencana mencapai puncak Slamet saat Sunrise batal. Kami harus buka camp bahkan sebelum vegetasi menjelang puncak, masih di hutan rimbun. Saat itu kami hanya bertemu 1 rombongan lain, yang kalau diperhatikan perlengkapannya memang tidak niat muncak. Jadi praktis sepertinya kami hanya satu2nya rombongan saat itu. Setelah shubuh kami melanjutkan perjalanan. Menjelang kawasan puncak, sebelum medan bebatuan, kami mendirikan tenda dan menyimpan barang untuk Summit Attack. Sebelum keluar dari pepohonan, batas vegetasi menuju bebatuan lepas, kami memberi tanda dengan kain merah mencolok, agar tidak tersesat ketika kembali, karena kalau dilihat dari arah sebaliknya, semua pepohonan itu tampak sama.



Dimulailah perjalanan menaklukkan puncak Slamet. Setelah melewati area bebatuan gugur sekitar 40 menit, tibalah kami di puncak Slamet sekitar pukul 8 pagi. Saat itu kawah slamet mengeluarkan asap belerang yang cukup tebal.




Setelah beristirahat secukupnya, kami pun turun kembali ke camp, dengan melewati jalur bebatuan gugur seperti berselancar. Packing, kemudian kami turun dengan lancar. Siang menjelang sore kami tiba di Bambangan. Seingat saya, selama perjalanan turun, kamipun tidak bertemu dengan pendaki lain. Karena keterlambatan ini, kami putuskan untuk membatalkan naik ke Gunung Sindoro, karena waktu sudah tidak memungkinkan untuk ke Temanggung, sebagai titik awal pendakian kesana. Sebagai gantinya, sore itu kami putuskan ke rumah orang tua Pak Hargo di Banjarnegara, dan bermalam disana.

Setelah beristirahat di rumah Pak Hargo, dan sempat pula bermain di Sungai Serayu, siang hari kami menuju Temanggung. Tiba di Parakan Temanggung, kami disambut dengan jalanan yang basah sehabis hujan. Naik ojeg menuju basecamp. Setelah melapor, kami tinggal dulu di basecamp dan berencana naik sekitar pukul 10 atau 11 malam.
 
Tapi ternyata malam itu hujan begitu deras, sehingga kami membatalkan rencana untuk memulai pendakian malam itu, sambal menunggu hujan mereda, kami ketiduran. Pagi, seusai shalat shubuh, kami bersiap memulai pendakian. Hujan sudah berhenti. Sekitar pukul 6 pagi kami memulai pendakian. Track Gunung Sumbing ini nyaris tidak ada bonus, jalan mendaki terus. Setelah berjalan hampir tanpa istirahat, kami tiba mendekati puncak. Puncak Sumbing sudah didepan mata. Batas vegetasi sudah lewat. Tapi cuaca mulai memburuk. Petir menyambar2. Agak berisiko melanjutkan perjalanan menuju puncak di tengah petir menyambar dan jalur “telanjang”. Akhirnya kami putuskan untuk menghentikan perjalanan saat itu dan kembali ke basecamp. Diperjalanan turun, hujan deras. Sekitar 2 jam turun kami tiba kembali di basecamp.





Setelah bersih2 dan packing, kami meninggalkan Temanggung menuju Yogya, untuk kembali ke kampus dengan menggunakan kereta. Saya memisahkan diri dengan mengambil kereta ke Bandung. Setor muka dulu, sebelum kembali ke kampus Jurang Mangu.



Diubah oleh luwwi 04-08-2021 16:09
shinichindoAvatar border
bombdamnAvatar border
ARSheccaAvatar border
ARShecca dan 10 lainnya memberi reputasi
11
3.7K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANC
icon
1.9KThread1.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.