goal481Avatar border
TS
goal481
Program "Kita Jaga Kiai", Lindungi Kiai dan Ulama dari Covid-19...

Ilustrasi Covid-19(Shutterstock)

Penulis: Deti Mega Purnamasari | Editor: Diamanty Meiliana 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kiai, ulama, ustadz, dan para tokoh agama lainnya menjadi salah satu kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Selama pandemi menimpa Indonesia, sudah banyak para kiai dan ulama yang meninggal dunia akibat penyakit menular tersebut. 

Data Kementerian Agama (Kemenag) 7 Juli 2021, sudah ada 605 orang kiai dan ulama serta pengasuh pesantren yang wafat. Selain itu, cukup banyak santri terpapar virus Covid-19 di lingkungan pesantren selama wabah melanda Indonesia.

Dalam rangka menjaga agar kiai, ulama, dan tokoh agama terlindungi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meluncurkan program Kita Jaga Kiai secara daring yang serentak digelar di lima pondok pesantren, Minggu (2/8/2021). 

Ma'ruf mengatakan, akibat pandemi Covid-19, beberapa bulan terakhir banyak kiai, ulama, pengasuh pesantren, cendekiawan, dan ilmuwan Indonesia yang meninggal dunia.

Dalam rangka menjaga agar kiai, ulama, dan tokoh agama terlindungi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meluncurkan program Kita Jaga Kiai secara daring yang serentak digelar di lima pondok pesantren, Minggu (2/8/2021). 

Ma'ruf mengatakan, akibat pandemi Covid-19, beberapa bulan terakhir banyak kiai, ulama, pengasuh pesantren, cendekiawan, dan ilmuwan Indonesia yang meninggal dunia.

"Musibah apa pun bentuknya harus kita sikapi secara cepat dan tepat. Seluruh pihak harus memiliki kepedulian untuk secara aktif dalam ikhtiar pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus ini," kata Ma'ruf. 

Menurut Ma'ruf, wafatnya para kiai dan ulama memiliki arti yang sangat penting dan krusial bagi kehidupan umat. 

“Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani berbunyi, meninggalnya para kiai, ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tidak bisa ditambal. 

Wafatnya para kiai dan ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih ringan daripada meninggalnya seorang ulama," kata dia.

Ma'ruf mengatakan, para kiai dan ulama sebagai pewaris nabi telah mentransformasikan ilmu dan peradaban, menjaga, mendidik dan melakukan berbagai perbaikan di segala bidang.

Termasuk mengawal para santri demi berkembangnya khazanah keilmuan di lingkungan pesantren serta masyarakat di sekitarnya. 

Selain itu, kata dia, para kiai dan ulama juga telah mengajarkan sikap patriotik, cinta tanah air, dan bela negara kepada setiap warga bangsa Indonesia. 

"Jasa dan peran besar para kiai, para ulama dan pondok pesantren terhadap perjuangan kemerdekaan dan proses pembangunan bangsa Indonesia sangat besar dan tidak bisa dihargai dengan sekadar materi," kata dia.


Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-46 yang digelar secara daring, Senin (26/7/2021).(Dok. KIP/Setwapres)

Oleh karena itu, Ma'ruf pun mengapresiasi program "Kita Jaga Kiai" yang digelar atas inisiatif Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Kemenag tersebut. 

Menurut dia, program tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan pemerintah dalam menjaga dan memelihara kesehatan para kyai dan pengasuh pesantren yang telah berjasa. 

Tidak hanya berjasa bagi masyarakat, tetapi juga bagi bangsa dan negara. 

Banyak Kiai Wafat Akibat Covid-19 

Ketua Baznas Noor Achmad mengatakan, program "Kita Jaga Kiai" dilatarbelakangi satu pemikiran bahwa begitu banyak kiai di Indonesia yang wafat karena Covid-19. 

Dia mengatakan, untuk menjadi seorang kiai sangat berat dan sulit sehingga pihaknya pun berinisiatif melakukan program Kita Jaga kiai. 

"Inilah komitmen Baznas, Menteri Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama-sama jaga kiai seluruh Indonesia dan seluruh lembaga keagamaan, pesantren dan santri-santrinya," kata dia. 

Achmad mengatakan, program tersebut digelar bekerja sama dengan TNI/Polri, Kemeneterian Kesehatan, dan Kemenag, serta organisasi-organisasi masyarakat Islam seluruh Indonesia.

"Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih dari apa yang telah dilakukan, mudah-mudahan kita semua punya tujuan yang sama, yaitu tetapnya kajian-kajian agama dari para kiai yang mendinginkan, pemikiran-pemikiran agama dari para kiai yang di Indonesia masih sangat dibutuhkan," ucap dia. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, para kiai sangat riskan terkena Covid-19 karena mereka berhadapan langsung dengan umat. 

Oleh karena itu, kata dia, para kiai pun harus dilindungi dengan mobilitas mereka yang tinggi. 

"Program ini terobosan besar di tengah terjangan wabah Covid-19, para kiai adalah garda terdepan yang paling banyak berhadapan dengan umat, mobilitas yang tinggi, para kiai tentunya sangat mungkin menjadi pihak yang sangat riskan terdampak Covid-19," kata Ali.

Menurut Ali, adanya program tersebut membuat pemerintah telah berkontribusi dalam memberikan perlindungan kepada kiai. 

Dengan demikian pihaknya pun berharap agar program tersebut dapat terus dikembangkan di berbagai daerah supaya terbangun pemerataan yang baik di seluruh Indonesia. 

"Hari ini pemerintah tengah berjuang melawan wabah Covid-19 yang masih terjadi di seluruh negeri, tak terkecuali wabah ini juga menyerang dan menimpa tokoh agama, para kiai, ustadz. Tak sedikit mereka yang akhirnya syahid diterjang wabah ini," kata dia. 

Apalagi di Indonesia, kata dia, para kiai dan tokoh agama secara konsisten telah mendidik, membina, dan mengarahkan umat. 

Dengan demikian mereka harus dilindungi, karena tanpa mereka akan sangat sulit bangsa ini meraih hasil pembangunan yang maju seperti sekarang.

Lebih lanjut Ali mengatakan, program "Kita Jaga Kiai" merupakan bentuk kepedulian masyarakat zakat terhadap peran dan fungsi para kiai sebagai pilar ketahanan bangsa. 

"Semoga program ini dapat memicu lahirnya terobosan-teroboasan baru dalam mendukung optimalisasi pengelolaan zakat," ucap dia. 

Insentif untuk Kiai dan Ulama

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menerima usulan pemberian bantuan sosial (Bansos) insentif kedaruratan untuk ulama. 


Usulan tersebut disampaikan MUI kepada Muhadjir. Bansos untuk ulama diusulkan sebagai dampak dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat. 

Muhadjir mengaku akan mempertimbangkan usulan itu dan menyampaikannya ke Presiden Joko Widodo. 

"Itu nanti akan kami laporkan terlebih dahulu ke Bapak Presiden tentang usulan dari MUI ini," ujar Muhadjir saat bersilaturahim dengan Dewan Pimpinan MUI, di Kantor Pusat MUI, Jakarta Pusat, Rabu (14/7/2021), seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Muhadjir mengakui salah satu kelompok yang terdampak kebijakan PPKM adalah para ulama. 

"Terutama mereka yang berperan sebagai dai, mubaligh, pembina agama di lapisan paling bawah," ujarnya. 

Ketua MUI Bidang Ekonomi Lukmanul Hakim mengatakan, ulama merupakan kelompok yang terdampak ekonomi akibat pandemi. 

"Usulan pelaksanaan insentif kedaruratan bagi ulama bisa dimulai di Pulau Jawa dan Bali sebagai permulaan," kata dia.

Menurut Lukman, bagi kelompok lain seperti usaha mikro kecil menengah (UMKM) sudah banyak program dan pemberdayaan dari pemerintah agar mereka terbantu pada masa pandemi. 

Namun, kata dia, kelompok ulama dan dai juga terdampak pandemi tersebut.

"Maka kami mengusulkan adanya program insentif kedaruratan bagi para dai, asatidz, ustadz, di pondok pesantren ataupun majelis taklim atau di masjid-masjid," ucap dia.

link

Melindungi ngulamak dan ngiai adalah salah satu tugas suci dari pak wapres tercinta karena mereka adalah sokoguru kehidupan ngummat

emoticon-Matabelo
Diubah oleh goal481 03-08-2021 04:06
b.omatAvatar border
gabener.edanAvatar border
indrastridAvatar border
indrastrid dan 5 lainnya memberi reputasi
4
2.4K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.