Ada kabar kurang menyenangkan dari segmen jet tempur, kali ini datang dari Rusia. Setelah pada thread sebelumnya ane mengabarkan bawah dua unit F-35B milik USMC yang bermarkas di Jepang tersambar petir, kini giliran Su-35 milik Rusia mengalami kecelakaan. Dikutip dari Defence Blog, pada hari ini (01/08/2021) satu unit Su-35 dikabarkan jatuh di wilayah timur Rusia.

Mengutip informasi dari Defence Blog yang merujuk laporan Interfax, jet tempur Su-35 hari ini sedang melakukan misi penerbangan latihan ke Sakhalin. Dari berita yang beredar, jet tempur ini jatuh setelah 4 menit lepas landas. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, pilot pesawat sendiri berhasil melontarkan diri dan mendarat di Laut Okhotsk.

Kabar ini tentu mengejutkan bagi warganet +62, pasalnya pesawat buatan Rusia ini menjadi jet tempur favorit untuk bisa dimiliki oleh TNI AU. Inisden jatuhnya pesawat generasi 4++ ini dikabarkan karena terjadi kerusakan pada mesin pesawat.





Kabar jatuhnya Su-35 bukan kali pertama, pada tanggal 4 September 2020, ada video yang beredar di media sosial yang menyebut sebuah Su-35 milik Angkatan Udara China jatuh di Guilin, Provinsi Guangxi. Di mana wilayah itu merupakan salah satu provinsi yang tercakup dalam PLA’s Southern Theater Command.

Dulu dikabarkan bahwa Taiwan telah menembak jatuh pesawat tersebut, tetapi Kementerian Pertahanan Taiwan melakukan bantahan atas kabar yang beredar waktu itu. Sementara China tidak pernah mengeluarkan tanggapan resmi sampai sekarang.

Sekilas mengenai mesin Su-35, pesawat ini disokong dua mesin Saturn AL-41F1S (117S) yang mempunyai daya dorong 14.000 kgf. Kinerja mesin AL-41F1S sudah ditingkatkan melalui penggunaan kompresor tekanan rendah jenis baru, serta peningkatan aliran udara dan efisiensi turbin lewat sistem pendingin blade yang ditingkatkan. Su-35 sendiri merupakan varian upgrade dari Su-27, pesawat ini termasuk pesawat generasi 4.5.





Dari kejadian jatuhnya pesawat ini, ane tertarik membahas soal kursi lontar yang menyelamatkan nyawa sang pilot gan, untuk itu akan ane bahas sekilas mengenai kursi lontar milik Su-35. Dikutip dari Air Force Technology, kursi lontar yang dipakai Su-35 adalah Zvezda K-36D-3.5E.

Kursi lontar tersebut dapat digunakan dalam kondisi ketinggian nol dan kecepatan nol (zero-zero ejection seat), artinya kursi pelontar juga dapat digunakan saat pesawat masih berada di permukaan (darat). Untuk menggunakan kursi pelontar, pilot wajib mengenakan peralatan pelindung, seperti harness, pressure suits dan kostum anti gravitasi.

Dikutip dari zvezda-npp.ru, kursi ini akan terlontar dengan mekanisme penembakan roket. Zvezda menyebut, bobot kursi pelontar ini mencapai 103 kg, komponen pada kursi pelontar mencakup kombinasi peralatan pelindung KKO-15 dan tabung oksigen. Secara umum peralatan yang terdapat di kursi pelontar terdiri dari sistem parasut, survival kit, windblast shield, sistem oksigen darurat dan pyrotechnic charges.





Kecepatan lontaran ejection seat buatan Zvezda bisa mencapai 1.400 km per jam, dan dapat dilontarkan pada ketinggian 20.000 meter saat kecepatan pesawat mncapai Mach 2.5. Prinsipnya, kecepatan lontaran roket ini disesuaikan dengan kecepatan pesawat. Pihak Zvezda menyebut, bahwa mekanisme penyesuaian kecepatan roket berlaku otomatis saat kecepatan pesawat lebih dari 850 km/jam.

Setelah pilot melakukan proses pelontaran, selanjutnya pilot akan ‘terpisah’ secara otomatis dari kursi. Setelah itu, kanopi parasut akan mengembang. Kemudian portable survival kit pada saat yang bersamaan akan terpisah dari kursi bersama pilot. Fungsi dari survival kit disini adalah untuk mendukung pendaratan, baik mendarat di tanah maupun pendaratan di air. Portable survival kit biasanya berisi pelampung penyelamat dan perangkat radio emergency untuk memudahkan proses pencarian oleh tim SAR.

Bicara soal kursi lontar buatan Zvezda, produk tersebut memang banyak dipakai oleh keluarga pesawat jet tempur Sukhoi dan MiG. Untuk kursi lontar pada pesawat Su-27/30 milik TNI AU menggunakan kursi lontar varian Zvezda K-36D. Dalam website resminya, Zvezda menyebut bahwa kursi lontar setiap pesawat tempur yang mereka buat berbeda setiap versinya, disesuaikan dengan desain pesawat tersebut. Namun, meski dibuat berbeda, secara spesifikasi dan cara kerja tidak jauh berbeda dari varian yang sebelumnya.

Debut kursi pelontar K-36 mulai dikenal luas saat insiden jatuhnya MiG-29 di Paris AirShow 1989, saat itu pilot Anatoly Kvochur berhasil menyelamatkan diri pada ketinggian rendah sebelum pesawat jatuh ke tanah dan meledak. Kemudian, pada event Royal International Air Tattoo di Faiford, Inggris tahun 1993, dua pilot MiG-29 juga berhasil melontarkan diri setelah dua pesawat MiG-29 bertabrakan di udara. Para pilot tersebut selamat berkat kursi lontar buatan Zvezda.

Aspek keselamatan pilot memang penting, terutama pada bagian "ejection seat", yang menjadi juru selamat para pilot pesawat tempur. Pada kasus jatuhnya Su-35 ini, dari segi aspek keselamatan pilot memang sudah cukup baik. Meski pesawat jatuh dan mengalami kerusakan, namun nayawa sang pilot terselamatkan. Insiden Su-35 ini secara tidak langsung juga melambungkan kembali nama Zvezda sebagai salah satu manufaktur kursi lontar jet tempur terbaik saat ini.





Demikian sekilas "Breaking News" dari segmen jet tempur, di mana " lagi-lagi" nyawa pilot jet tempur Rusia berhasil diselamatkan oleh kursi lontar buatan Zvezda. Hal ini juga mengukuhkan bahwa soal urusan ejection seat, produk buatan Zvezda tak perlu diragukan lagi.

Sekian dulu update berita militer kali ini, semoga bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan untuk agan-agan semuanya, sampai jumpa