the.commandosAvatar border
TS
the.commandos
Kesalnya Jokowi & Sri Mulyani Dana Pemda Cuma Ngendon di Bank
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta jajarannya kesal dengan pemerintah daerah (pemda) yang masih saja lambat dalam pencairan anggaran. Padahal kondisi rakyat lagi susah akibat lonjakan penyebaran kasus covid-19.
Padahal ini sudah berulang kali disampaikan Jokowi pada berbagai kesempatan. Termasuk ketika rapat koordinasi dengan semua Kepala Daerah. Namun tetap saja, bahkan lebih buruk.

Data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan, hingga akhir Juni 2021, dana pemda yang tersimpan di bank justru naik menjadi Rp 190 triliun. Artinya dana yang ditransfer pemerintah pusat untuk membantu rakyat di daerah, malah ditahan pemda di bank.

"Ini yang saya minta semuanya dipercepat. Sekali lagi, dengan kondisi seperti ini, percepatan anggaran sangat dinanti oleh masyarakat," kata Jokowi beberapa waktu lalu di depan Kepala Daerah se-Indonesia.

Lonjakan kasus covid pas Lebaran membawa kita pada kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang sekarang berubah menjadi PPKM Level 4 untuk Jawa-Bali. Mobilitas dipaksa turun, sehingga banyak rakyat susah untuk mencukupi kebutuhannya.

Baca: Cek Syarat Terbaru Bepergian saat PPKM Level 3-4
Maka dari itu dilakukan percepatan pencairan anggaran untuk bantuan sosial. Salah satunya Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa dengan besaran Rp 300 ribu per keluarga. Total yang dianggarkan Rp 28,8 triliun, namun pemda baru mencairkan Rp 1,96 triliun.

Selain itu, pemda juga ditransfer anggaran untuk vaksinasi sebesar Rp 1,96 triliun. Sampai sekarang anggaran ini justru belum cair.

Pemda juga lambat dalam pencairan insentif tenaga kesehatan (nakes). Sampai dengan 17 Juli 2021, realisasi penyaluran insentif tenaga kesehatan (nakes) baru mencapai Rp 2,09 triliun atau setara 23,66% dari pagu yang sebesar Rp 8,85 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tampak kesal dengan ulah pemerintah daerah yang lambat dalam pencairan anggaran. Bila masih terjadi, Sri Mulyani akan mengambil alih anggaran pemda senilai Rp 31 triliun untuk dicairkan langsung.
"Tiap bulan kami transfer ke daerah baik DAU DBH. Kita akan katakan kalau enggak bisa eksekusi kita langsung intersep," ujarnya dalam konferensi pers.

Pemerintah pusat telah menyelesaikan berbagai kekhawatiran pemda yang seringkali dikeluhkan, menjadi alasan anggaran lambat cair. Misalnya ketakutan pencairan karena berpotensi besar melanggar hukum.


"Kemarin dari Kejaksaan Kabareskrim diminta Presiden untuk minta tiap Kejaksaan lakukan pengawalan di Forkopimda," terang Sri Mulyani.

Kemenkeu dan Kementerian Desa juga telah melakukan relaksasi agar pencairan menjadi lebih mudah. Misalnya yang berkaitan dengan juknis maupun jutlak pencairan.

"Kalau persyaratannya dari sisi pemda sendiri mereka yang harus simplifikasi. Kalau berhubungan jutlak atau juknis kita akan dengan kementerian teknis dengan kemendagri akan monitoring, biasanya kita minta laporan perbulan sehingga bisa deteksi terutama dana transfer ke daerah," pungkasnya.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...don-di-bank/2?

Mungkin pake dana CSR pak jadi duitnya awet
gabener.edanAvatar border
gabener.edan memberi reputasi
1
1.6K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.