riaia.ridza0644Avatar border
TS
riaia.ridza0644
KESANTUNAN BERBAHASA DI MEDIA SOSIAL
 LATAR BELAKANG
Perkataan ‘santun’ membawa makna halus budi pekerti, beradab, rasa belas kasihan terhadap orang lain. Kesopanan berbahasa merujuk pada penggunaan bahasa yang baik, sopan dan beradab supaya tingkah laku tersebut memancarkan keperibadian kita yang mulia selain sebagai penghormatan kepada pihak yang dilawan bicara. Santun merujuk pada tutur kata, bahasa badan dan intonasi suara.
Media sosial meskipun bersifat laman peribadi, namun kita tetap memerlukan unsur-unsur kesopanan dan kesantunan ketika berbicara atau berkomunikasi bersama-sama kenalan. Dikarenakan cakupan media sosial itu luas dan netizennya bersifat bebas, kita sewajarnya berbicara dengan baik dan tidak melanggar norma kesusilaan sebagai individu yang mampu mendidik generasi akan datang dengan leluhur budi yang sebatas dengan budaya bangsa.
Berbagai macam permasalahan sosial dapat dipicu oleh kurangnya kesantunan dalam berbahasa. Berawal dari caci maki dimedia social kemudian berujung dengan kekerasan fisik. Seperti tawuran antar pelajar, misalnya. Mungkin awalnya hanya sekadar bercanda, tetapi pada akhirnya akan selalu ada pihak yang tersinggung.
 
 

PEMBAHASAN
Pengguna media sosial di Indonesia tidak sedikit. Berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi. Peningkatan jumlah pengguna media sosial di Indonesia tidak diimbangi dengan kesadaran akan kesantunan berbahasa dalam memberikan kritikan atau komentar. Jumlah pengguna yang membengkak berbanding terbalik dengan kesantunan bertutur kata di media sosial.
Santun berbahasa menjadi sebuah perilaku langkah dalam atmosfer bermedia sosial netizen Indonesia. Tentu kita masih ingat akan kasus umpatan idiot yang mendera Ahmad Dhany di media sosial sehingga eks Dewa Band tersebut harus mendekam di penjara selama setahun (Tempo.com, 11/6/2019). Tentu masih banyak lagi kasus serupa yang lolos dari perhatian pemerintah.
Salah satu penyebabnya adalah status yang disandang setiap orang. Jika yang mengumpat, menghujat, atau memaki adalah salah satu publik figur maka sudah tentu hal tersebut menjadi viral. Sejatinya, masih teralu banyak orang yang berkomentar lebih tidak santun dari yang dilakukan Ahmad Dhany. Dan itu luput dari perhatian media dan pemerintah.
Kesantunan berbahasa memberikan gambaran sifat dan kepribdian pemakainya. Tidak heran kalau ada peribahasa yang mengatakan bahasa menunjukkan bangsa. Penutur yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun mencerminkan sifat dan kepribadiannya yang baik. Demikian pun sebaliknya. Komunikasi yang dibangun dengan bahasa yang tidak santun mendeskripsikan kepribadian penutur yang amburadul.
Relasi kausalitas antara bahasa dan perilaku penutur ini telah dibahas oleh Saphir dan Worf () yang mengemukakan bahwa bahasa menentukan perilaku budaya manusia. Bertolak dari teori tersebut, muncul pertanyaan, apakah benar budaya Indonesia budaya yang tidak beradab? Saya pikir tidak. Di mata dunia, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang adil dan beradab. Tentu ketidaksantunan berbahasa di media sosial yang marak terjadi mencoreng keadaban Indonesia yang mencintai persatuan dan kesatuan.
Manusia sejatinya tidak hanya sebagai makluk yang berakal budi (homo rationale), makhluk ekonomi (homo economicus), tetapi juga sebagai makhluk sosial (homo social). Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membangun dan menjalin relasi dengan sesamanya. Usaha ini dilakukan dengan menggunakan bahasa sebagai mediator. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Sudaryanto (2009) bahwa bahasa memiliki fungsi interpersonal dimana digunakan untuk membangun dan menjalin relasi sosial. Manusia tidak hidup sendiri di sebuah pulau yang menutup kemungkinan baginya untuk berinteraksi dengan sesamanya. No man is no islan, demikian petuah berbahasa Inggris menasehati.
 
 
KESIMPULAN
Perlu kita sadari bahwa kesantunan berbahasa merupakan faktor yang penting ada dalam diri kita. Moral dan emosi seseorang dapat dilihat dari kesantunan berbahasanya Menggunakan bahasa yang santun membuat kita dapat mengendalikan emosi, sehingga tentu dapat meningkatkan moral dalam diri kita. Dengan menggunakan bahasa yang santun kita juga akan lebih mudah untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan menggunakan bahasa yang tidak santun atau kasar malah dapat  memperbesar masalah kecil yang sebenarnya sederhana.
 
 


five.5Avatar border
five.5 memberi reputasi
1
596
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Komunitas Bahasa
Komunitas Bahasa
146Thread367Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.