- Beranda
- Stories from the Heart
SEBUAH AWAL
...
TS
wanitaneh
SEBUAH AWAL
2004
sudah sewajarnya anak2 takut tentang sesuatu yang berbau seram seperti setan. namun, ketakutan anak2 selalu saja dibarengi dengan rasa ingin tahu yang cukup tinggi. hal itu juga berlaku untuk Dara, anak kelas 5SD yang biasa saja.
anak ini - walaupun takut, selalu saja penasaran. Setiap sore, ia dan teman2 di rumahnya selalu saja menjadikan rumah kosong di lingkungan itu sebagai markas.
rumah itu baru saja dibangun, namun belum rampung sepenuhnya. lokasinya masih berada di tepi sawah. Lokasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan kompleks baru, banyak bata2 dan batu yang di tumpuk disekitar rumah tersebut.
siang itu sekitar jam 2 Dara dan teman2nya duduk di bawah pohon yang berada di markas mereka sambil menyeruput nutrisari dalam kantong plastik yang mereka beli di belakang sekolah. Akbar dan beberapa teman sekelas cowok2 menghampiri mereka.
"kalian mau ikut ke kali nggak? kita mau berenang nih!" ucapnya.
Dara dan geng cewek lalu saling pandang, mereka satu suara "nggak ah! kita mau main di sini aja"
"oke" jawab Akbar sambil berlalu.
Dara melihat kelompok mereka berlalu, sebuah perasaan yang entah apa membuat ia tidak enak. pukul 4 sore, perkumpulan bubar untuk pulang dan persiapan mengaji.
kringgg....kring.....
telepon rumah Dara berbunyi,
"Halo?"
"Daranya ada?"
"iya, ini siapa?"
"Dar, ini Akbar, Juni tenggelam Dar, keseret air kali"
"ha?" kata2 yang Dara dengar langsung membuatnya mematung. kembali ia mengingat perasaan tidak enak yang tadi sempat dirasakannya.
"Dar? Juni masih belum ketemu, nanti saya telfon lagi ya" tutup Akbar, menyisakan Dara yang masih mematung di samping telepon.
Juni adalah salah satu teman yang cukup dekat dengan Dara, baru saja tadi di sekolah mereka bermain setan2an. Dara masih gemetar, badannya dingin. Ia ijin pada ibunya untuk tidak pergi mengaji. Dara menunggu kabar dari teman2nya.
sekitar pukul 6 lewat, telepon kembali berbunyi.
"Dar, Juni sudah ketemu, tapi ....."
"kenapa?"
"Juni meninggal Dar, banyak sampah yang tertelan Juni...dia meninggal di ambulans"
Dara gemetar, ia langsung menutup telepon dan terduduk. ada perasaan mual di perutnya. setelah dapat menenangkan diri, Dara izin untuk mendatangi rumah Juni, yang hanya berjarak 5 gang dari rumahnya.
sesampainya di sana, semua teman2 Dara sudah ada, Dara masuk dan melihat tubuh Juni ditutupi oleh kain batik, wajahnya biru dan sedikit membengkak. tak bisa membendung kesedihannya, Dara jatuh terduduk dan menangis histeris, semua kenangan dengan Juni melintas di otaknya. masih terbayang wajah Juni tadi siang. Dara menangis memeluk lututnya. terbayang Juni menggapaikan tangannya berusaha meraba apapun untuk bisa melepaskan dirinya dari seretan arus air.
sisa malam itu buram, Dara merasa sesak. setiap ia memejamkan mata, iya merasa berada di dalam air, sekan2 ia ikut mengalami apa yang Juni alami. badannya seperti terombang ambing, dan terasa dingin. begitu Dara membuka matanya, ia hanya melihat kegelapan kamar. sayup2 ia mendengar suara tetesan air ke dalam sumur yang ada di belakang kamarnya, ada suara tangis yang sangat pelan.
Dara mulai merasa takut, keringat mulai bermunculan membasahi badannya. tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan. perlahan suara tangis itu menjadi semakin jelas. Dara sudah ingin menangis, saat tiba2 tangisan tersebut berubah menjadi teriakan yang mendengung di telinganya. semua gelap. Dara tidak sadarkan diri.
sudah sewajarnya anak2 takut tentang sesuatu yang berbau seram seperti setan. namun, ketakutan anak2 selalu saja dibarengi dengan rasa ingin tahu yang cukup tinggi. hal itu juga berlaku untuk Dara, anak kelas 5SD yang biasa saja.
anak ini - walaupun takut, selalu saja penasaran. Setiap sore, ia dan teman2 di rumahnya selalu saja menjadikan rumah kosong di lingkungan itu sebagai markas.
rumah itu baru saja dibangun, namun belum rampung sepenuhnya. lokasinya masih berada di tepi sawah. Lokasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan kompleks baru, banyak bata2 dan batu yang di tumpuk disekitar rumah tersebut.
siang itu sekitar jam 2 Dara dan teman2nya duduk di bawah pohon yang berada di markas mereka sambil menyeruput nutrisari dalam kantong plastik yang mereka beli di belakang sekolah. Akbar dan beberapa teman sekelas cowok2 menghampiri mereka.
"kalian mau ikut ke kali nggak? kita mau berenang nih!" ucapnya.
Dara dan geng cewek lalu saling pandang, mereka satu suara "nggak ah! kita mau main di sini aja"
"oke" jawab Akbar sambil berlalu.
Dara melihat kelompok mereka berlalu, sebuah perasaan yang entah apa membuat ia tidak enak. pukul 4 sore, perkumpulan bubar untuk pulang dan persiapan mengaji.
kringgg....kring.....
telepon rumah Dara berbunyi,
"Halo?"
"Daranya ada?"
"iya, ini siapa?"
"Dar, ini Akbar, Juni tenggelam Dar, keseret air kali"
"ha?" kata2 yang Dara dengar langsung membuatnya mematung. kembali ia mengingat perasaan tidak enak yang tadi sempat dirasakannya.
"Dar? Juni masih belum ketemu, nanti saya telfon lagi ya" tutup Akbar, menyisakan Dara yang masih mematung di samping telepon.
Juni adalah salah satu teman yang cukup dekat dengan Dara, baru saja tadi di sekolah mereka bermain setan2an. Dara masih gemetar, badannya dingin. Ia ijin pada ibunya untuk tidak pergi mengaji. Dara menunggu kabar dari teman2nya.
sekitar pukul 6 lewat, telepon kembali berbunyi.
"Dar, Juni sudah ketemu, tapi ....."
"kenapa?"
"Juni meninggal Dar, banyak sampah yang tertelan Juni...dia meninggal di ambulans"
Dara gemetar, ia langsung menutup telepon dan terduduk. ada perasaan mual di perutnya. setelah dapat menenangkan diri, Dara izin untuk mendatangi rumah Juni, yang hanya berjarak 5 gang dari rumahnya.
sesampainya di sana, semua teman2 Dara sudah ada, Dara masuk dan melihat tubuh Juni ditutupi oleh kain batik, wajahnya biru dan sedikit membengkak. tak bisa membendung kesedihannya, Dara jatuh terduduk dan menangis histeris, semua kenangan dengan Juni melintas di otaknya. masih terbayang wajah Juni tadi siang. Dara menangis memeluk lututnya. terbayang Juni menggapaikan tangannya berusaha meraba apapun untuk bisa melepaskan dirinya dari seretan arus air.
sisa malam itu buram, Dara merasa sesak. setiap ia memejamkan mata, iya merasa berada di dalam air, sekan2 ia ikut mengalami apa yang Juni alami. badannya seperti terombang ambing, dan terasa dingin. begitu Dara membuka matanya, ia hanya melihat kegelapan kamar. sayup2 ia mendengar suara tetesan air ke dalam sumur yang ada di belakang kamarnya, ada suara tangis yang sangat pelan.
Dara mulai merasa takut, keringat mulai bermunculan membasahi badannya. tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan. perlahan suara tangis itu menjadi semakin jelas. Dara sudah ingin menangis, saat tiba2 tangisan tersebut berubah menjadi teriakan yang mendengung di telinganya. semua gelap. Dara tidak sadarkan diri.
69banditos dan bukhorigan memberi reputasi
2
438
4
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.2KThread•46.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya