AKURAT.CO, Pengamat politik Rustam Ibrahim kembali mengkritik cara sebagian media massa di Indonesia dalam menyajikan berita tentang virus corona. Menurut pendapat Rustam, sebagian media tidak berhasil menumbuhkan persatuan dan optimisme dalam merespon corona. 

Rustam membandingkan dengan media di negara lain (dia tak menyebut negara mana) yang disebutnya berhasil menyatukan masyarakat dalam melawan virus corona.

"Di negara-negara lain, pemerintah dan masyarakatnya termasuk media bersatupadu melawan virus corona. Di sini medianya sibuk mencari-cari kelemahan pemerintah dan mewawancara politisi. Media di Indonesia gagal menanamkan optimisme dan menyatupadukan masyarakat dalam menghadapi virus ini," kata Rustam, hari ini.

Media-media di Indonesia disarankan Rustam untuk tidak mewawancarai politikus atau tokoh agama dalam konteks isu wabah virus corona. Media sebaiknya memakai narasumber-narasumber yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan.

"Dalam soal Virus Corona ini apakah media mainstream kita tidak sebaiknya menyetop wawancara dengan para politisi dan tokoh-Tokoh Agama, karena hanya akan menambah kebingungan masyarakat," kata Rustam, kemarin.

Publik bisa bertambah bingung karena bidang virus corona bukanlah keahlian politikus dan tokoh agama.

"Kenapa tidak fokus pada ahli-ahli kesehatan saja? Apakah media mau menggali aspek politik dan aspek agama Virus Corona? Orang yang Ditanya jangan itu-itu saja yang tokoh di luar pemerintahan, ahli dari pemerintah jarang di wawancara. Harus berimbang!" tegas Rustam.

Media memang menjadi sorotan tajam setelah muncul kasus virus corona di Indonesia. Sebagian media cenderung mengangkat isu ini dengan memakai narasumber-narasumber yang bukan ahlinya sehingga pernyataan yang muncul justru menjauh dari upaya pencegahan dan penanganan virus corona. Tetapi tentu tak semua media mengemas informasi secara serampangan, sebagian tetap menyajikan dengan mengedepankan aspek edukasi dan optimisme. []

https://www.google.com/amp/s/akuracu...-hadapi-corona