machinAvatar border
TS
machin
Haruskah Kata Menyerah Dihilangkan ? Gimana Kalau Terus Berusaha Tapi Selalu Gagal ?

Lebih dari 700.000 orang meninggal dunia setiap tahunnya, 700.000 orang tersebut hanya kasus orang meninggal karena bunuh diri. Artinya, jika dalam satu tahun diasumsikan 360 hari, maka ada sekitar 1940 orang bunuh diri per hari. Menurut perhitungan WHO ( World Health Organization), ada satu orang bunuh diri setiap 40 detik di seluruh dunia. 
Lama aku mengetik thread seperti ini sekitar 30 menit, artinya ada 45 orang bunuh diri di beberapa belahan dunia sana. Entah disebabkan apa, yang jelas dan yang pasti, mereka sudah menyerah pada kehidupan. 

Quote:

Thread ini aku tulis untuk diriku sendiri yang pernah menyerah pada sesuatu dan mempertahankan sesuatu, yaitu hidupku.

Aku tidak akan menghakimi setiap orang yang memilih untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Aku tidak tahu sama sekali masalah hidup mereka, aku tidak tahu sama sekali tingkat toleransi mereka akan sesuatu yang mengganggu hidup mereka, aku tidak tahu sama sekali bagaimana mereka berjuang untuk menutupi kesedihan mereka, yang mungkin bagi orang lain atau aku sendiri, itu hal yang sangat remeh-temeh.

Quote:

Aku pernah benar-benar merasa sendiri dan benar-benar merasa pada posisi paling bawah. Seakan tidak ada sama sekali yang bisa membantu kecuali diriku sendiri. Aku tidak akan membiarkan seseorang menilai hidupku hanya karena tolak ukur kuantitasku "beribadah". Saat itu, Tuhan-pun seakan tidak ada di sekitarku.



Jika ada yang bertanya, "Bagaimana bisa kamu merasa sendiri ? Tidak adakah keluargamu ? Tidak adakah teman disekitarmu ?", aku hanya bilang, "Itulah mengapa kamu tidak punya hak sama sekali menilai apapun tentang hidupku. Apalagi menilai hanya dari kuantitas ibadahku."

Iya, itulah fakta yang terjadi di sekitar lingkunganku, ketika sesuatu terjadi, hal paling mendasar yang mereka tanyakan adalah "Bagaimana ibadahmu ? Apakah kamu masih melakukan ini dan itu ?"

Quote:

Itu adalah sekilas kondisi mentalku saat itu. Saat aku merasa benar-benar sudah melakukan sesuatu dan tidak pernah menyerah. Dengan postur tubuh setinggi 167 cm, berat tubuhku pernah mencapai 39 kg. Pipiku nampak cekung dan kulit coklat kusam dengan wajah mencoba selalu tersenyum. 

Quote:

Dengan kondisi seperti itu, aku yang saat itu masih bekerja sebagai koordinator lapangan di sebuah perusahaan pintu besi dan baja di Surabaya, untuk keperluan mengecek pekerjaan lapangan, aku sering sekali berada pada lantai 30 atau bahkan lebih. 

Spoiler for Foto SOHO Samator, Surabaya:


Tidak jarang pula, aku memiliki pikiran untuk loncat dari situ. Seakan merasa tak sanggup untuk menjalani kondisiku saat itu. Setiap orang yang aku temui dan aku merasa mereka bisa membantuku, sama sekali tidak bisa membantuku dalam menemukan solusi. Meskipun, beberapa dari mereka lebih mengedepankan empati tanpa harus menghakimi posisiku. Aku sangat berterimakasih kepada mereka, termasuk istriku.
Aku sudah berusaha dan tidak menyerah pada permasalahan yang aku hadapi saat itu, namun yang jadi pertanyaanku saat itu, apakah menyerah boleh aku pilih saat itu ? Aku mencoba mencari jawaban itu sendiri sepenuhnya. Namun, menyerah yang seperti apa ? Jika bekas luka akan selalu ada selama hidupku ? Sedangkan orang pemberi luka ada ikatan darah denganku dan harus selalu aku temui dalam hidupku.
Quote:

Keputusan terhadap sesuatulah yang bisa mendapatkan konsekuensi menyerah. Bukan menyerah terhadap kehidupan itu sendiri. 




Quote:

Standard hidup masyarakat sekarang menjadi lebih tinggi. Selain disebabkan pengaruh media yang menyajikan banyak hal tentang kesuksesan pemuda pemudi di umur 20 sampai 30 an. Itu juga dikarenakan pengaruh lingkungan pergaulan. Atau bahkan tuntutan keluarga yang menaruh harapan setinggi langit terhadap anaknya. Banyak faktor yang menjadikan tingkat stress masyarakat sekarang ini sangat tinggi.
Quote:


Frasa ini seringkali menyakiti diriku saat berada pada titik terendah dan terus berusaha namun tak kunjung menemukan solusi. Jika yang dikatakan hanya frasa "jangan menyerah", lalu apa kegunaan dari kata "menyerah" itu sendiri ? Haruskah aku menghilangkan kata menyerah dari kamus hidupku ?
Quote:


Menimbang setiap hal, mana yang pantas ditinggalkan dan mana yang pantas dipertahankan. Mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan, baik untuk diri sendiri dan sekitar.

Quote:


Terimaksih diriku, sudah bertahan sampai sejauh ini dan kamu harus terus bertahan hingga nyawamu dan fisikmu memang sudah tak bersatu lagi tanpa keputusanmu untuk memisahkannya.
Engkau sudah mendapatkan seorang yang benar-benar berarti dan layak untuk kau pertahankan dan kau cintai. Hiduplah dan terus berjuang. Istirahatlah jika engkau lelah. Berhentilah jika memang sesuatu itu memang tidak sanggup kau gapai. Bahagialah wahai diriku.emoticon-flower
--
Terimakasih sudah membaca.
Bahagia dan sehat selalu bagi pembaca.
Sumber opini pribadi & terlampir.



aryanti.storyAvatar border
anton2019827Avatar border
Rohmatullah212Avatar border
Rohmatullah212 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.3K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.