Bank Dunia memberikan kepercayaan pinjaman kepada pemerintah Indonesia sebesar US$ 800 juta, atau setara dengan Rp 11 triliun. Dana tersebut digunakan untuk reformasi kebijakan investasi dan perdagangan di Indonesia.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen menjelaskan reformasi perdagangan dan investasi yang disusun Indonesia berpotensi mendukung perubahan ekonomi dari sektor komoditas kepada sektor dengan nilai tambah yang lebih tinggi.

"Ini akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi pascapandemi," kata Kahkonen mengutip Katadata.co.id, Jumat (18/6).

Kahkonen menjelaskan, dana pinjaman yang dipercayakan kepada Indonesia itu akan disusun dalam dua pilar. Pertama peningkatan investasi dengan membuka lebih banyak investasi swasta.

Kedua mendukung penuh reformasi kebijakan perdangan yang akan mendoorng daya saing dan pemulihan ekonomi.

Selain itu, misi transformasi investasi dan perdagangan Indonesia juga sejalan dengan hubungan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Grup Bank Dunia (WBG).

Kahkonen menilai, ada hambatan besar bagi investasi dan perdagangan yang membatasi kemampuan Indonesia dalam menarik investor asing berorientasi ekspor. Hal itu, kata dia berakibat pada tumbuhnya lapangan kerja di sektor komoditas dan layanan berproduktivitas rendah.

"Umumnya hal itu memberi penghasilan di bawah upah kelas menengah," kata Kahkonen. (WIL)

news terbaru




Guna memaksimalkan pertumbuhan ekonomi secara maksimal maka wajar kini negara menarik utang dalam dan luar negeri dengan tujuan ekonomi agar cepat tumbuh.

Pandemi adalah peristiwa langka yg langka dan tidak ada yang bisa memprediksi dan ini tentu ini mempengaruhi dunia keuangan dan sisitem ekonomi global.

Namanya juga simpan pinjam ya harus kita lakukan karena demi memajukan dan membenahi pertumbuhan ekonomi semaksimal dan secepat mungkin.

Semua keputusan pasti ada konsekwensinya ya kan

Dan adanya Kebijakan utang itu buat menyelamatkan masyarakat.

#KitaPahamUntukBersama