Schoonschip adalah bentuk ‘Kampung Terapung’ di Belanda, yang dirancang oleh studio desain Space & Matter. Letaknya berada di kanal Johan van Hasselt, sebelah Utara Amsterdam, dengan sekitar 46 hunian ramah lingkungan yang dihuni oleh lebih dari 100 orang. Biro desain i29 diminta merancang salah satu hunian di lingkungan tersebut. Sebuah lingkungan yang sejak 2010 dirancang sebagai model perencanaan kota yang berkelanjutan.

Semua hunian di Schoonschip diberi kebebasan dalam pengembangan desain, hanya dibatasi oleh luasan kavling air yang telah ditentukan. Untuk proyek ini, klien menginginkan rumah dengan ruang-ruang hidup yang lega, namun tetap punya unsur kejutan pada bentuk bangunannya. I29 kemudian merancangnya dengan bukaan-bukaan di sudut, hingga ‘memotong’ sudut massa bangunan untuk menghasilkan pemandangan bagi penghuni di dalam rumah. Sudut yang dipotong tersebut menghasilkan atap miring dan teras terbuka pada lantai atas rumah.



Selubung bangunan dibuat dari kayu berwarna hitam seluruhnya untuk memberi kesan monolitik. Bahkan pintu masuk utama pun tersamar, menyatu dengan dinding bilah-bilah kayu, hanya bisa dikenali karena ada tangga yang mengarah ke bidang tersebut.



Sebuah villa tepi danau di Inggris juga menampilkan bentuk kotak dengan fasad berwarna hitam. Bedanya, vila karya Mecanoo tersebut menggunakan lebih banyak kaca lebar sebagai dindingnya.

Dari pintu masuk kita langsung mengarah ke ruang duduk dengan jendela besar di ujungnya. Di belakang ruang duduk ada kamar tidur utama lengkap dengan kamar mandinya. Jika kita turun melalui tangga, sejajar dengan bordes, ada teras dari dek kayu yang menghadap ke arah kanal.





Sementara dua kamar tidur lain berada di lantai bawah bersama satu ruang duduk lagi, kamar mandi, dan ruang utilitas. Lantai bawah ini berada lebih rendah dari permukaan air. Jendela-jendela kecil di kedua kamar tidurnya berada tepat di atas permukaan air kanal.





Dapur dan ruang makan berada di lantai paling atas. Area paling luas di rumah ini. Kitchen set, island, dan meja makan tertata sejajar. Lemari penyimpanan dapur yang terbuat dari kayu dengan warna cerah, memberi kontras yang hangat pada interior ruang yang didominasi warna putih ini. Jendela besar dari lantai ke langit-langit serta skylight di atas dapur membuat ruang ini dibanjiri cahaya alami matahari.



Di seberang meja makan ada pintu geser kaca yang mengantar menuju teras atas yang dibuat dari dek kayu, seperti teras kecil di bawah tadi. Teras ini layaknya halaman belakang berpagar pada rumah tapak di darat. Bidang-bidang kaca yang mengelilingi void pada ruang tangga, juga menjadi jalan masuk cahaya hingga ke ruang-ruang di bawah.





Schoonschip menjadi contoh bahwa hunian terapung bisa menjadi alternatif solusi masalah keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk, terutama pada wilayah perkotaan yang padat. Setiap rumah yang berada di lingkungan ini sudah bisa mengatasi dampak lingkungannya sendiri, atau secara komunal dengan rumah-rumah lainnya. Diperlukan lebih dari sekadar keahlian teknis untuk mewujudkan lingkungan hunian ramah lingkungan. Seperti Space & Matter yang bukan hanya merancang bentuk fisik Schoonschip, namun juga keterlibatan komunitas, serta komitmen pola hidup dan hubungan antar para penghuninya.





Bukan hanya di Schoonschip, meningkatnya kesadaran manusia terhadap kebutuhan hunian ramah lingkungan, membuat mereka mencari berbagai cara untuk mewujudkannya. Seperti Indigo, rumah prefabrikasi yang ada di wilayah lain di Belanda, atau rumah liburan di tengah hutan yang meliuk di antara pepohonan agar tidak perlu menebangnya, hingga rumah cermin di tengah gurun yang seluruh kebutuhan listriknya berasal dari tenaga matahari. Lalu bagaimana dengan rumah yang kita tempati saat ini?




PRESEDEN