- Beranda
- The Lounge
Pengalaman Sakit Covid Varian Baru
...
TS
sekkar
Pengalaman Sakit Covid Varian Baru
Tanggal 1 Juni 2021, saya ke klinik karena anjuran dari HRD setelah teman seruangan saya positif covid-19 dan hasilnya adalah "saya pun positif".
Saya tidak merasa kaget saat mengetahui hasilnya, sejujurnya saya memiliki kebiasaan minum vitamin setiap hari sejak pandemi untuk menjaga stamina. Tetapi Covid bisa menyerang siapa saja, yang terlihat sehat bisa jadi rentan. Yang tidak peduli kesehatan bisa jadi dia tidak terkena sakit. Selama statusnya menjadi pandemi global, covid bisa menyerang siapa saja.
Saya mendapat banyak pertanyaan seperti "hilang penciuman gak?" "Demam gak?" . Rasanya jenuh sekali karena bukan itu gejala yang saya alami.
Disaat saya susah tidur di malam hari saat isolasi mandiri, saya mencari berita di TV mengenai gejala Covid yang saya alami. Ternyata saya terkena Covid varian baru.
Pertama, saya merasakan sakit badan yang luar biasa ambruk. Saya dulu pernah sakit tifus, rasanya tidak jauh berbeda. Saya mencoba meminum obat untuk nyeri otot dan tidak banyak beraktivitas, setelah 3 hari itu sakit badan saya hilang sendirinya.
Kedua, saya merasakan sakit kepala yang luar biasa. Saya tipikal orang yang menghindari obat sakit kepala, tetapi saya menyerah dengan rasa sakit seperti mencengkeram. Beruntunglah saya hanya merasakan sakit kepala hanya dijam-jam tertentu saja. Saya meminum obat sakit kepala yang mudah dibeli di warung. Cukup membantu, tapi tidak bertahan lama. Saat itu saya pertama kali merasakan sakit kepala tak tertahankan selama hidup saya.
Saat saya diketahui positif covid, beruntungnya saya memiliki banyak dukungan dari orang terdekat seperi keluarga, calon suami saya, calon mertua saya, tetangga, teman-teman saya baik di dunia nyata dan dunia maya.
Banyak saran khususnya dari calon ibu mertua yang berpengalaman mengurus orang yang isolasi mandiri (calon adik ipar saya). Mamah memberi tahu saya bahwa resep dokter itu isinya antivirus dan beberapa vitamin yang harus diminum sesuai resep. Khususnya antivirus akan memberikan reaksi yang berbeda, jika ada yang memiliki masalah lambung kata mamah lambungnya enggak kuat. Antivirus nya membuat tubuh lemas. Benar sekali, saya pada awal meminum obat itu rasanya sangat lemas sampai saya tertidur bukan karena ngantuk, tetapi karena saya lemas. Beruntungnya saya sanggup menghabiskan obat itu selama 5 hari sesuai resep, dan beruntunglah saya sanggup tidak memiliki masalah lambung saat meminum obat itu.
Kebetulannya, disaat yang sama ada beberapa teman saya yang sakit covid varian baru.
Teman saya sudah 2x menerima vaksin, tetapi dia pun saat ini sama sama sakit covid dan menjalani isolasi mandiri dengan gejala yang sama dengan saya ditambah sesak dan lambung.
Ada juga teman saya yang lainnya sudah menerima vaksin duluan karena dia bekerja sebagai tenaga medis, namun dia sakit Covid juga bahkan dia dirawat di RS.
Pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman teman saya adalah, orang yang sudah di vaksin belum tentu kebal Covid. Semua kembali ke ketahanan tubuh masing-masing.
Beberapa saran yang didapatkan oleh saya dari orang terdekat (bukan dari dokter) seperti banyak berjemur, terapi uap kayu putih, meminum campuran teh+madu+jeruk nipis+garam yang didapatkan dari hasil forward di wasap.
Ada yang ingin saya kritik seperti :
Sebagai tambahan, isolasi mandiri selama 14 hari tidak menjamin kondisi tubuh akan fit dengan sendirinya. Masa penyembuhan tubuh setiap orang bisa lebih cepat atau lebih lambat. Kembali ke kondisi tubuh setiap orang, dan juga dukungan dari orang sekitar.
Untuk kaskuser yang masih berjuang melawan covid, tetap semangat dan jaga lupa untuk fokus sehat secepat mungkin. Tetap sabar, jangan sedih, jangan kecewa, dan juga sebisa mungkin jangan stress.
Semoga thread ini bermanfaat, walaupun hanya sekedar berbagi pengalaman saja.
Terima kasih
Saya tidak merasa kaget saat mengetahui hasilnya, sejujurnya saya memiliki kebiasaan minum vitamin setiap hari sejak pandemi untuk menjaga stamina. Tetapi Covid bisa menyerang siapa saja, yang terlihat sehat bisa jadi rentan. Yang tidak peduli kesehatan bisa jadi dia tidak terkena sakit. Selama statusnya menjadi pandemi global, covid bisa menyerang siapa saja.
Saya mendapat banyak pertanyaan seperti "hilang penciuman gak?" "Demam gak?" . Rasanya jenuh sekali karena bukan itu gejala yang saya alami.
Disaat saya susah tidur di malam hari saat isolasi mandiri, saya mencari berita di TV mengenai gejala Covid yang saya alami. Ternyata saya terkena Covid varian baru.
Pertama, saya merasakan sakit badan yang luar biasa ambruk. Saya dulu pernah sakit tifus, rasanya tidak jauh berbeda. Saya mencoba meminum obat untuk nyeri otot dan tidak banyak beraktivitas, setelah 3 hari itu sakit badan saya hilang sendirinya.
Kedua, saya merasakan sakit kepala yang luar biasa. Saya tipikal orang yang menghindari obat sakit kepala, tetapi saya menyerah dengan rasa sakit seperti mencengkeram. Beruntunglah saya hanya merasakan sakit kepala hanya dijam-jam tertentu saja. Saya meminum obat sakit kepala yang mudah dibeli di warung. Cukup membantu, tapi tidak bertahan lama. Saat itu saya pertama kali merasakan sakit kepala tak tertahankan selama hidup saya.
Saat saya diketahui positif covid, beruntungnya saya memiliki banyak dukungan dari orang terdekat seperi keluarga, calon suami saya, calon mertua saya, tetangga, teman-teman saya baik di dunia nyata dan dunia maya.
Banyak saran khususnya dari calon ibu mertua yang berpengalaman mengurus orang yang isolasi mandiri (calon adik ipar saya). Mamah memberi tahu saya bahwa resep dokter itu isinya antivirus dan beberapa vitamin yang harus diminum sesuai resep. Khususnya antivirus akan memberikan reaksi yang berbeda, jika ada yang memiliki masalah lambung kata mamah lambungnya enggak kuat. Antivirus nya membuat tubuh lemas. Benar sekali, saya pada awal meminum obat itu rasanya sangat lemas sampai saya tertidur bukan karena ngantuk, tetapi karena saya lemas. Beruntungnya saya sanggup menghabiskan obat itu selama 5 hari sesuai resep, dan beruntunglah saya sanggup tidak memiliki masalah lambung saat meminum obat itu.
Kebetulannya, disaat yang sama ada beberapa teman saya yang sakit covid varian baru.
Teman saya sudah 2x menerima vaksin, tetapi dia pun saat ini sama sama sakit covid dan menjalani isolasi mandiri dengan gejala yang sama dengan saya ditambah sesak dan lambung.
Ada juga teman saya yang lainnya sudah menerima vaksin duluan karena dia bekerja sebagai tenaga medis, namun dia sakit Covid juga bahkan dia dirawat di RS.
Pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman teman saya adalah, orang yang sudah di vaksin belum tentu kebal Covid. Semua kembali ke ketahanan tubuh masing-masing.
Quote:
Beberapa saran yang didapatkan oleh saya dari orang terdekat (bukan dari dokter) seperti banyak berjemur, terapi uap kayu putih, meminum campuran teh+madu+jeruk nipis+garam yang didapatkan dari hasil forward di wasap.
Ada yang ingin saya kritik seperti :
Quote:
Quote:
Quote:
Sebagai tambahan, isolasi mandiri selama 14 hari tidak menjamin kondisi tubuh akan fit dengan sendirinya. Masa penyembuhan tubuh setiap orang bisa lebih cepat atau lebih lambat. Kembali ke kondisi tubuh setiap orang, dan juga dukungan dari orang sekitar.
Untuk kaskuser yang masih berjuang melawan covid, tetap semangat dan jaga lupa untuk fokus sehat secepat mungkin. Tetap sabar, jangan sedih, jangan kecewa, dan juga sebisa mungkin jangan stress.
Semoga thread ini bermanfaat, walaupun hanya sekedar berbagi pengalaman saja.
Terima kasih
Diubah oleh sekkar 13-07-2021 03:31
five.5 dan 73 lainnya memberi reputasi
74
12.6K
253
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.6KThread•81.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru