Vaksin Covid-19 sudah distribusikan di Indonesia sejak awal tahun 2021 dan sampai saat ini vaksin yang diterima sudah mencapai 92,2 juta dosis (sumber: Kumparan.com). Di Indonesia sendiri penyediaan vaksin sudah melewati tahapan uji klinis sehingga layak untuk didistribusikan kepada masyarakat.

Dalam Menteri Kesehatan Budi Gunadi SadikinKeputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/4642/2021 yang sudah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia yaitu vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma, Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, dan Sinovac.

Namun, vaksin Covid-19 belum tentu bisa mencegah virus tersebut sepenuhnya, sehingga menyebabkan munculnya sebuah unggahan video melalui media sosial Facebook yang mengklaim bahwa menerima donor darah dari orang yang sudah menerima vaksin Covid-19 adalah berbahaya.

Hal ini karena ribuan orang telah meninggal akibat disuntik vaksin, sehingga secara langsung juga dapat mencemari darah orang yang belum di vaksin. Video ini juga menjelaskan bahwa vaksin yang disuntikkan kepada masyarakat adalah vaksin yang berbahaya karena masih dalam tahap uji coba.

Unggahan ini dibagikan oleh akun Facebook bernama Lilis Sulastri dan telah disukai 14 kali, dikomentari 1 kali, dan disebarkan kembali sebanyak 5 kali.

Selain itu, video tentang bahayanya donor darah dari orang yang sudah divaksin Covid-19 juga muncul dari unggahan Facebook dengan nama Secret Society. Di dalam video tersebut juga menyebutkan bahaya dari donor darah ini bisa sampai menyebabkan kematian. 

Lantas, benarkah menerima donor darah dari orang yang sudah di vaksinasi Covid-19 itu berbahaya?

Hansip Hoax telah melakukan penelusuran terkait bahayanya menerima donor darah dari orang yang sudah di vaksinasi Covid-19 tersebut melalui situs Liputan6.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Dokter Siti Nadia Tarmizi menyatakan, klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya tidak benar.

Menurut Dokter Nadia, penggunaan darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 sama seperti terapi plasma konvalense, sehingga membentuk antibodi terhadap Covid-19.

"Justru antibodinya menyelamatkan orang lain," jelas Nadia.

Dilansir dari laman redcrossblood.org, jeda waktu donor darah setelah divaksin tergantung jenis vaksin yang diterima. Normalnya, tidak ada waktu penangguhan bagi pendonor darah yang divaksinasi dengan vaksin Covid-19 yang tidak aktif atau berbasis RNA produksi AstraZeneca, Janssen/J&J, Moderna, Novavax, atau Pfizer.

Namun, jika tidak mengetahui jenis vaksin Covid-19 apa yang diterima, maka masyarakat harus menunggu selama dua minggu baru dapat mendonorkan darahnya.

Vaksinolog Dokter Dirga Sakti Rambe mengungkapkan bahwa tujuan pemberian jeda ini adalah untuk mengedepankan kehati-hatian serta mengevaluasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI pada orang yang divaksinasi jika terjadi.

Jadi kesimpulannya Gan, berdasarkan pemeriksaan fakta yang dilakukan Hansip Hoax menyatakan bahwa informasi terkait bahayanya menerima donor darah dari orang yang sudah di vaksinasi Covid-19 tersebut merupakan informasi yang salah alias Hoax.

Sebarkan ya informasi dan klarifikasi ini ke rekan dan keluarga kalian agar terhindar dari hoax yang menyesatkan.