cbsvlog
TS
cbsvlog
Cerita rakyat Indonesia tentang hantu perempuan pendendam menyimpan simbol kekerasan
Cerita rakyat Indonesia tentang hantu perempuan pendendam menyimpan simbol kekerasan terhadap perempuan.


Penonton film Indonesia memiliki sesuatu untuk dibicarakan dalam dua minggu terakhir ini. Film box-office teratas karya sutradara Joko Anwar, Budak Setan, memiliki hantu yang menggetarkan rambut, bernama “Ibu” atau “Ibu”, menghantui hampir 2 juta penonton. Jutaan orang takut dengan “Ibu”, tapi saya punya data menakutkan yang menghantui wanita Indonesia dan hantu-hantu ini nyata.

Dalam sejarah cerita rakyat Indonesia, hantu perempuan menjadi pusat perhatian. Negara ini memiliki kuntilanak, sundel bolong dan Si Manis Jembatan Ancol. Kebanyakan hantu perempuan di Indonesia adalah ibu-ibu penyayang atau perempuan biasa sebelum mereka mulai menghantui dunia dengan agenda gelap.

Di antara hantu yang paling populer adalah kuntilanak dan sundel bolong; narasi mereka direproduksi dalam produk budaya pop, terutama film.

Kuntilanak adalah seorang wanita yang meninggal saat melahirkan (atau meninggal saat melahirkan bayi yang lahir mati, menurut versi lain). Sundel bolong adalah seorang wanita yang dirudapaksa dan hamil, kemudian meninggal saat melahirkan.

Kuntilanak konon memiliki kegemaran menghantui wanita saat melahirkan dan mencuri bayi yang baru lahir, sedangkan sundel bolong meneror pria yang berjalan sendirian di kegelapan malam.

Yang ketiga adalah Jembatan Si Manis Ancol, yang secara longgar diterjemahkan menjadi Jembatan Ancol Yang Cantik Menghantui, mengacu pada Ancol, sebuah daerah di Jakarta Utara. Pria dikatakan telah merudapaksa dan membunuh Si Manis di Jakarta Utara saat dia melarikan diri dari suaminya.

Hantu perempuan yang berbeda jenis, seorang outlier, adalah Nyai Roro Kidul, yang diyakini sebagai penguasa laut selatan Jawa, yang menjadi istri mistik setiap raja Mataram.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang isu perempuan dalam cerita rakyat hantu Indonesia, bacalah fiksi Indonesia, Sihir Perempuan (Black Magic Woman) dan Kumpulan Budak Setan (Klub Budak Setan), oleh penulis, cendekiawan dan feminis Intan Paramaditha.

‘Kuntilanak’: korban akses yang buruk ke layanan kesehatan

Ada benang merah yang menghubungkan hantu perempuan di luar gender mereka: kebanyakan dari mereka adalah korban.

Tentu saja, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan hantu ini. Tapi latar belakang cerita dari setiap hantu memiliki tema yang sama. Para perempuan ini menjadi korban ketidaksetaraan gender dan kekerasan seksual. Mereka juga memiliki akses yang buruk ke layanan kesehatan.

Data Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan angka kematian ibu pada tahun 2015 mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka rata-rata di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2015 adalah 127, sedangkan rata-rata di negara maju adalah 12 per 100.000 kelahiran hidup.

Data kementerian menunjukkan dua penyebab kematian tertinggi pada tahun 2013 adalah perdarahan pascapersalinan (30,3%) dan preeklamsia (27,1%). Kematian ini dapat dihindari jika para wanita memiliki akses ke perawatan yang tepat.

Sementara itu, data kekerasan seksual di Indonesia, baik yang dialami Si Manis maupun sundel bolong, juga mengerikan. Badan Pusat Statistik mensurvei 9.000 responden wanita pada tahun 2016 dan melaporkan bahwa satu dari tiga wanita Indonesia berusia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dalam hidupnya.

Dalam laporan lain, biro tersebut mencatat 1.739 kasus pemerkosaan yang dilaporkan pada tahun 2015, lebih tinggi dari perampokan menggunakan senjata tajam atau senjata api, yang mencapai 1.097 pada tahun yang sama.

Tapi “Ibu”, wanita dalam film berlatar tahun 1981, mungkin akan memiliki nasib yang lebih baik hari ini dibandingkan dengan nasibnya saat itu. Dia terbaring tak berdaya selama tiga tahun tanpa diagnosis yang tepat. Pada 2017, setidaknya, dia mungkin akan menerima diagnosis yang lebih baik berkat layanan kesehatan universal Indonesia, BPJS Kesehatan, yang diterapkan sejak 2014.

Jangan sampai ada lagi ‘sundel bolong’

Tentu saja menyandingkan kisah hantu perempuan Indonesia dengan data nyata hanyalah cara bagi saya untuk menyoroti sebuah isu penting dengan menggunakan cerita rakyat dan produk budaya populer.

Tapi cerita hantu populer mengungkapkan hubungan erat antara kekerasan terhadap perempuan dan akses ke perawatan kesehatan bagi perempuan di masa lalu. Seperti yang ditunjukkan oleh angka kematian ibu, kondisi kesehatan perempuan Indonesia saat ini masih suram.

Mungkin, kita tidak akan memiliki kisah kuntilanak yang menghantui ibu-ibu muda dan bayi mereka yang baru lahir memiliki lebih banyak wanita Indonesia hidup yang selamat dari persalinan anak dan melahirkan bayi yang sehat.

Kisah pemerkosaan dan pembunuhan kejam Si Manis konon berasal dari kisah nyata pada masa penjajahan Belanda. Saat ini, jalanan Jakarta abad ke-21 belum aman bagi perempuan.

Kehamilan yang tidak diinginkan Sundel bolong, akibat pemerkosaan, sebenarnya bisa dihindari jika dia mendapatkan perawatan kesehatan reproduksi yang memadai. Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang melegalkan aborsi bagi korban rudapaksaan, tetapi implementasinya masih sulit dipahami.

Hukuman keras bagi pemerkosa juga akan membuat sundel bolong tidak harus menghantui para penjahat itu sendirian. Sebuah survei online oleh LSM perempuan tahun lalu mengungkapkan bahwa 93% pemerkosaan tidak dilaporkan. Data dari survei maskulinitas tahun 2013 oleh women's crisis center Rifka Annisa menunjukkan hanya 21,5% responden yang mengaku melakukan kekerasan seksual mengalami akibat hukum.

Angka kematian ibu yang tinggi, kekerasan seksual: hantu yang sebenarnya

Nasib para hantu perempuan ini, sebagaimana diceritakan oleh generasi tua, menjadi peringatan tentang keadaan perempuan Indonesia saat ini. Angka dan data tersebut seharusnya menjadi cerita yang menakutkan bagi perempuan Indonesia.

Pembuat kebijakan harus melakukan perubahan sistematis, atau kita akan selamanya melihat lebih banyak perempuan berbagi penderitaan di sundel bolong, kuntilanak, dan Si Manis Jembatan Ancol.

Jika kita tidak meningkatkan layanan kesehatan reproduksi bagi perempuan dan membiarkan impunitas berkuasa di antara pelaku kekerasan seksual, kita akan melanjutkan warisan hantu perempuan ke generasi berikutnya. Tidak hanya di film, tapi juga di kehidupan nyata.


sumber
Diubah oleh cbsvlog 08-06-2021 06:33
Siege12a12ayoseful
yoseful dan 25 lainnya memberi reputasi
24
4.1K
36
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.