• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Budaya Nyontek, Antara Indonesia Dan Negara Asia Lain Yang Sudah Maju

c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Budaya Nyontek, Antara Indonesia Dan Negara Asia Lain Yang Sudah Maju




Siapa sih yang ga tahu namanya nyontek, budaya nyontek-mencontek ini sudah menjadi budaya di seluruh dunia. Bukan hanya di Indonesia saja, namun buat kamu yang masih sekolah pastinya budaya ini semakin terasah ketika sekolah di rumah.

Ujian di rumah memudahkan bagi kamu untuk nyontek di google, setidaknya walau nyontek jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh lembar kerja siswa kamu telah membaca apa yang dimaksud.





Budaya nyontek ini akan semakin terbiasa dengan canggihnya internet, bahkan bila keadaan normal pun tanpa adanya pandemi bisa saja memakai alat canggih lainnya untuk mencontek.

Terus gimana dong, nyontek itukan curang? Tentu pertanyaan ini akan kamu utarakan, pemahaman konvesional yang di doktrin oleh guru sedari kecil bahwa mencontek itu akan membuat kita bodoh, tidak pandai, dan tak bisa menjadi sosok yang mandiri.



Tidak ada yang salah dengan hal itu, tapi saat ini kemajuan zaman mengakibatkan kecerdasan buatan lebih mendominasi, tujuannya agar manusia lebih praktis menjalani hidup.

Di dalam sebuah pekerjaan, pegawai baru akan mencontek cara kerja pegawai lama. Apalagi dibidang operasional yang tak diajarkan di sekolah umum, mereka yang memegang mesin pabrik akan diajarkan dan mencontek panduan hal-hal yang perlu dilakukan. Tanpa adanya panduan tentu mesin tak akan berjalan, lantas apakah hal ini bisa dikatakan curang?



Sekolah dan kehidupan di luar sekolah memang bisa berbeda, mencontek di dalam kelas dilarang tapi di luar kelas wajib dilakukan bila ingin bersaing dengan mereka yang sudah maju dalam menciptakan karya.

Di Indonesia karena doktrin budaya mencontek dilarang bahkan adapula yang di iming-imingi dengan perbuatan tak pantas untuk dilakukan, maka ketika lulus sekolah bahkan sudah sarjana pun kreatifitas pemudanya stagnan. Bingung mereka ingin menciptakan apa? Semua sudah diciptakan oleh seluruh manusia di dunia. Sedangkan kalau membuat hal serupa dengan yang sudah ada akan ditertawakan dan dianggap nyontek, dan hal itu adalah sebuah perbuatan hina hingga tak mendapat apresiasi dari negerinya sendiri. Maka tak jarang pemimpinnya banyak kena kibul, seperti contoh simple ada mobil bahan bakar air tahunya zonk, masih ingat Joko Surapto cs yang membuat yakin seorang Presiden mengenai temuan bahan bakar berbahan baku air atas rujukan staf khusus Presiden, Heru Lelono.



Daripada membuat hal baru yang masih berada di awang-awang, kenapa tidak tiru budaya China yang suka mencontek apapun itu yang berupa teknologi.

Budaya mengamati, meniru dan memproduksi sesuai dengan teknologi yang sudah ada dan disukai masyarakat dunia bisa dibilang akan lebih sukses. Walau kualitas masih dibawah brand yang mereka contek, tapi bila pengalaman mencontek itu terus dikembangkan bukan tak mungkin built qualitynya juga akan meningkat.





Ini yang dilakukan China maka tak heran mereka bisa membuat produk apa saja, SDMnya bisa dibilang sudah terbiasa mencontek. Tak perlu meneliti hal baru, toh pada akhirnya semua produk dari rumah tangga, mainan, pakaian, hingga teknologi dan artefak kuno semua tak lepas dari made in China, sebuah hal gila namun nyata.

Tapi ternyata bukan China saja yang gemar mencontek, bangsa Jepang ketika selesai perang dunia ke 2 juga nyontek ilmu dari negara barat. Di tahun 1947, ketika transistor baru ditemukan Jepang mengirim banyak insinyur belajar transistor dan membeli hak patennya.





Bahkan Korea dan Taiwan yang awalnya hanya nebeng ke perusahaan Amerika seperti IBM, Dell, Compaq kini malah menjadi kompetitor dengan adanya Samsung, LG, dan lainnya.

Jadi sebenarnya mencontek dalam artian positif sah-sah saja, negara-negara maju tadi pun awalnya nyontek. Semua benda yang berguna mereka contek, lalu dicari tahu cara membuatnya, kemudian dipraktekkan dan dijual dengan harga yang murah. Pertama bukan kualitas yang dinilai, tapi "bangsa kami bisa membuatnya".

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Karena takut mencontek, bahkan dianggap perbuatan tercela maka tak ada pengusaha lokal yang berani membuat apa yang sedang booming dimasanya. Mereka masih saja mengekor pada perusahaan Induk, padahal kalau mau jujur SDM pembuatan motor sudah bisa dilakukan oleh pabrikan lokal, hanya saja tak ada yang mau ambil resiko termasuk penguasanya takut dengan kerjasama yang sudah terjalin. Seperti sepeda motor lokal Gesits, antara ada dan tiada keberadaannya tak sepopuler merek lain.





Kalau saja Indonesia mau nyontek motor yang dahulu wara wiri di batavia, mungkin saja pabrik motor lokal sudah berdiri gagah di sini. Tapi sekarang maunya import, membuka investor asing masuk hingga pabrikan mereka pun kaya akibat masyarakat yang hobinya konsumtif bukan produktif.

Maka ane bilang nyontek di Indonesia juga percuma, tidak bisa menghasilkan apa-apa. Lagipula ga ada pridenya, malah bikin sengsara kalau ketahuan hasil nyontek taunya tak sebaik yang dicontek. Masyarakatnya suka yang ori daripada HDC, sebab pride is numero uno.

Bukankah begitu juragan? Atau ada pendapat kamu yang lain.

emoticon-Monggo

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star






Diubah oleh c4punk1950... 18-05-2021 17:13
ziontAvatar border
khoirul48Avatar border
indramamothAvatar border
indramamoth dan 33 lainnya memberi reputasi
34
8.2K
142
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.