Nampaknya media bisa menjadi alat propaganda yang paling baik, sejarah telah memberikan bukti bahwa terkadang berita yang ditampilkan tidak sesuai dengan kenyataan dan fakta dilapangan.

Terlebih di tahun 1941, dimana bangsa ini masih dikatakan sebagai warga kelas 2. Tanah-tanah di Indonesia dikuasai oleh Belanda, tentu menjadi pertanyaan juga di kalangan dunia bagaimana kehidupan mereka di bawah kaki Belanda terhadap warga lokal.



Maka terbitlah video diatas, sebuah video menghadapi perang dunia ke 2 ketika Sekutu menghadapi Jepang. Bahkan saat itu Jepang memberikan janji-janji manis kepada Indonesia tentang kemerdekaan, kemandirian dan kemakmuran.

Disinilah pihak sekutu memberikan video diatas, dimana Indonesia yang disebut warga lokal dari penduduk Hindia Belanda hidupnya makmur. Tidak ada diskriminasi, keadaan sosial, ekonomi, budaya, agama dan pendidikan dibawah pemerintahan Hindia Belanda semuanya terlihat adil.



Bagaimana buruh-buruh pekerja di pabrik diberikan gaji yang cukup, warga lokal dapat berkarir di banyak bidang bahkan berbaur dengan warga Belanda yang memberikan kebebasan untuk warga lokal menentukan karirnya sendiri.

Kekayaan alam Indonesia juga disinggung, dimana banyak barang tambang dan rempah-rempah yang bisa memberikan kemakmuran Hindia Belanda di masa depan.

Dengan sistem yang adil seperti itu maka warga lokal yang berbaur dengan Belanda, Amerika, Inggris alias Sekutu akan siap mengusir Jepang dari tanah nusantara. Baik di darat maupun laut, baik di hutan maupun di kota, Hindia Belanda telah siap menghadapi perang terhadap Jepang.





Terlebih kota Batavia adalah kota modern, yang selalu memberikan pelayanan yang up to date. Maka pihak warga lokal atau Indonesia jelas akan membantu Hindia Belanda.

Tapi endingnya seperti kita tahu Jepang mendarat ke Indonesia disambut gembira oleh masyarakat, karena propaganda Jepang berhasil memberikan janji manis tentang persamaan hak.



Seperti sebutan "saudara tua" hingga Radio Tokyo sering memutar lagu "Indonesia Raya" selain "Kimigayo", lagu kebangsaan Jepang karena mereka setara dan bendera Indonesia pun boleh dikibarkan sejajar dengan bendera Jepang.

Bahkan memberikan catatan bahwa produk Jepang, akan di jual dengan harga yang murah. Tentunya janji Jepang lebih diterima masyarakat, yang sudah bosan dengan pendudukan Belanda. Bahkan bahasa Indonesia diperbolehkan menjadi bahasa utama, serta membebaskan tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir yang sebelumnya diasingkan Belanda.



Warga lokal diberikan hak untuk duduk di pemerintahan Jepang di Indonesia, tentu saja bagi politik Indonesia itu sebuah langkah maju untuk menuju kemerdekaan. Terbukti, kita kesampingkan dulu masalah kejamnya Jepang, namun ketika Jepang kalah orang-orang Jepang ada yang mendukung dan membantu kemerdekaan Indonesia, bahkan ada juga yang membantu melawan agresi militer sekutu dengan persenjataan mereka.

Setidaknya inilah politik yang penuh propaganda, sekarang pun masyarakat dijejali banyak berita hoax dan tipu-tipu atau berita pencitraan. Kemakmuran dan keadilan masih menjadi jualan para elite politik, entah sampai kapan janji manis itu dibuktikan. Karena makmur dan adil hanya khusus untuk mereka yang punya uang saja, mau kaya hasil dari korupsi atau ngepet pun penguasa seperti tutup mata.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google