Pengamat politik Rocky Gerung ikut bicara terkait perang antara Israel-Palestina. Di video yang diunggah Sabtu (15/5) di kanal Youtube Rocky Gerung Official, Rocky menuturkan banyak yang menganggap perang tersebut sebagai konflik agama, padahal sebetulnya konflik politik.
“Seringkali karena emosi sehingga kita gagal lihat konteksnya. Seringkali soal konteks sebetulnya. Misalnya, ini lagi ada perang di Palestina, lalu dianggap agama Kristen versus agama Islam. Itu gagal lihat konteks,” kata kakak Wakil Rektor Bidang Akademik Unsrat Prof Dr Ir Grevo S Gerung MSc ini.
Menurut Rocky, perang antara Israel-Palestina konteksnya bukan antara Islam dan Kristen. “Sebetulnya perang itu adalah konflik tanah, berebut tanah antara Israel dan Palestina. Gaza itu ada dalam proteksi hukum internasional. Jadi Israel menyerang hukum internasional, konsekuensinya dia dibawa ke pengadilan internasional,” jelasnya.
Rocky kemudian mencontohkan sosok Yuval Noah Harari. “Orang menganggapnya anti Palestina karena dia orang Israel. Padahal Yuval Noah Harari adalah orang yang paling benci Benjamin Netanyahu karena dianggap melemahkan sistem demokrasi dengan menyerang Palestina. Itu juga gagal paham. Karena konteksnya dianggap bahwa semua orang Israel memusuhi Palestina, demikian sebaliknya,” bebernya.
Kekeliruan melihat konteks konflik Israel-Palestina, lanjut Rocky, juga terjadi di Indonesia. “Sehingga kemudian menyebar jadi soal agama, Islam versus Kristen. Padahal di Israel sendiri orang Kristen, Yahudi, sama Islam itu biasa-biasa saja bergaulnya,” ujar mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu.
“Nah bagian ini yang nggak bias diolah pemerintah sehingga timbul debat-debat palsu. Semua orang marah karena seolah-olah berebut Tuhan, padahal ini berebut tanah. Dan itu yang harusnya kita selesain. Itu disebut sebagail gagal dalam konteks dan kesalahan dalam menilai konteks,” tutur Rocky.
SUMBER