GudangOpiniAvatar border
TS
GudangOpini
BERLEBARAN MELALUI TULISAN

Oleh : Ahmad Khozinudin

Sastrawan Politik

Pertama, saya mau mengunjungi Bang Muhammad Hatta Taliwang, admin GWA Peduli Negara. Dari Peduli Negara 1 entah sampai Peduli Negara berapa. Sayangnya, Negara nya yang tak peduli dengan rakyatnya yang bernama Muhammad Hatta Taliwang.

Rajin sekali beliau ini. Setahu saya, hanya Bang MHT (Panggilan Kerennya), yang telaten menjawab setiap ucapan selamat hari raya di GWA. Terlepas, redaksinya juga copas 

Namun, itu salah satu bentuk atensi dan pelayanan. "belajar melayani rakyat" begitu ungkapnya, ketika saya komentari ihwal kerajinannya menjawab setiap ucapan selamat hari raya. Mungkin, beliau ini termasuk yang menjunjung tinggi doktrin 'Jangan Tanyakan apa yang diberikan Negara kepada mu, tapi tanyakan apa yang telah kau berikan untuk negara mu'. Bang MHT adalah Admin GWA peduli negara, sekaligus mitra diskusi tentang Pancasila dan UUD 1945.

Bang MHT ini, paling getol menginginkan kembali ke UUD 45 yang asli. Kalau saya? ingin kembali ke Piagam Madinah, kembali ke Khilafah.

Selanjutnya, saya mau berkunjung ke rumah Prof Suteki di Semarang. Assalamualaikum Prof, apa kabar pengajar hukum progresif yang mendapatkan perlakuan represif? sudah takdir Prof, Undip itu Universitas Diponegoro.

Dahulu, Pangeran Diponegoro dikhianati oleh kaum sebangsanya. Sekarang, jika Prof Suteki mengalami hal yang sama, biasa saja. Sayangnya, Maha Guru Hukum Progresif Prof Satjipto Rahardjo tidak dapat membersamai. Jika saja beliau masih gesang, tentu beliau orang yang pertama akan berteriak lantang membela Prof Suteki.

Lanjut, dari Semarang di kediaman Prof Suteki saya lanjutkan ke kediaman Prof Daniel Muhammad Rasyid di Surabaya. Saya mohon izin masuk, dan langsung mau bertanya. Bagaimana mungkin seorang ahli maritim, ahli kapal, sekarang lebih menekuni dunia pendidikan Prof?

Anak bangsa di negeri ini memang kurang beruntung Prof. Mereka punya keahlian, punya kapasitas, tetapi negara mengabaikan. Wajar saja, sebagian putra terbaik bangsa justru mengabdi di negeri orang, dari Jerman, Perancis hingga Amerika.

Tetapi sabar Prof Daniel, suatu saat kita akan memiliki sistem dan teknologi maritim yang tangguh, kapal-kapal super canggih. Bukan seperti Nanggala yang dipaksa menyelam di usianya yang telah senja.

Mampir sebentar, kerumahnya Prof Aminudin Kasdi. Biasa, dengan beliau selalu diskusi tentang sejarah dan spesial sejarah PKI. Prof, saya tetap merekomendasikan metode riwayat sebagaimana diadopsi dalam hadits, untuk melakukan penulisan sejarah. Agar mudah diverifikasi, mana sejarah yang sahih dan mana yang dhaif.

Soalnya, sejarah hari ini sering kali meminjam tinta kekuasaan. Sejarah milik penguasa, terserah penguasa menulisnya.

Mampir sebentar ke rumah Cak Fajar Kurniawan dan Cak Slamet Sugianto. Dedengkot PKAD, bos diskusi online. Dua orang ini sering menyita waktu saya untuk diskusi.

Jargonnya? diskusi disepakati, diskusi disepakati, diskusi disepakati, diskusi disepakati, diskusi disepakati, sampai terjadi kesepakatan bangsa bahwa negeri ini hanya akan menjadi baik diatur dengan syariah.

Ketemu dijalan sebentar, salaman dengan Cak Umar, Bro Amien, Bro Rizal, Mas Kurdi, and the gank. Cayo, cemungut kakak!

Saya lupa, saya balik dulu ke Solo ketemu dengan Pak Muhammad Taufik. Ahli hukum pidana, pengajar sekaligus advokat pejuang. Terus bersuara pak Taufik, kita perbanyak ahli hukum bersumbu pendek. Biarkan saja saya tanpa sumbu, langsung dibanting dan meledak.

Oh ya, balik lagi ke Bogor, bertemu dengan Prof Dr Eggi Sudjana. Advokat sekaligus aktivis Islam. Siapa yang tak kenal bang Eggi? selama itikaf Ramadhan, bang Eggi mendapatkan tambahan petunjuk, bagaimana kondisi umat Islam dan bagaimana menyatukannya. Sehat selalu Bang...

Sebentar menjenguk Bang Abdurahman Syebubakar, Admin GWA IDe Human Development. Pejuang Demokrasi yang selalu debat dengan penulis, beda pandangan karena Demokrasi dan Khilafah tidak bisa bertemu. Khilafah menerapkan Islam yang meletakkan kedaulatan ditangan syara'. Demokrasi menerapkan sekulerisme, yang meletakkan kedaulatan ditangan rakyat.

Meski berbeda, saya tetap 'dipelihara' di GWA dan sering menjadi counter partner diskusi dalam sejumlah isu. Kalau isunya tentang Korupsi, kita ijma' bahwa rezim saat ini yang dipimpin ki Lurah sangat korup dan memuakkan.

Kembali ke Jakarta, mendatangi kediaman Bang Abdul Chair Ramadhan. Diskusi hukum pidana saat lebaran, rasanya kita tinggal dulu ya bang, fokus dulu berlebaran.

Mendatangi Bang Achmad Michdan di Pondok Labu. Cuma mau info Bang, karena Jaksa Banding ikhtiar kita agar Gus Nur bisa berlebaran dengan mengajukan permohonan asimilasi tidak bisa dijalankan. Semoga, Allah SWT beri keputusan yang terbaik bagi Gus Nur.

Bang Azis Januar, turut prihatin. Lebaran kali ini, selain tidak bisa bersama HRS juga tak bisa berkumpul dengan Bang Munarman. Rezim zalim ini yang membuat kita terpaksa berpisah sementara.

Melawat ke teman-teman LBH Pelita Umat. Menjumpai Bung Chandra, Agus Gandara, Budihardjo, Muhammad Nur Rakhmad, dkk. Semoga LBH Pelita Umat semakin terdepan membela dan melayani kepentingan umat.

kepada semuanya saja, mohon maaf lahir dan batin. Pandemi memisahkan fisik, tapi saya yakin tak menjadi jarak untuk terus berjuang. Semoga, setelah pandemi berakhir kita bisa kembali berdiskusi secara langsung, tidak perlu pake zoom zooman. [].

0
324
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen Journalism
icon
12.5KThread3.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.