bej0cornerAvatar border
TS
bej0corner
Detektif Ode : Misteri di Segelas Kopi


PART 1

“Kenapa kita harus ke tempat seperti ini sih ?, biaya kopi disini mahal sekali, tidak mungkin kita yang hanya mahasiswa bisa memesan menunya,” kata Ode kepada Bagus yang hanya melemparkan senyum tipisnya.

“Tenang saja De, kita disini hanya akan memesan dua gelas kopi paling murah, karena tujuan kita adalah menikmati perempuan-perempuan cantik yang berkumpul disini,” ujar Bagus dengan rasa tanpa bersalah sama sekali.

Ode melihat sekitar cafe yang memang dipenuhi oleh orang-orang berduit, hanya melihat dari wajah dan gaya pakaiannya saja, Ode sudah mengerti bagaimana kondisi ekonomi para pelanggan disini, “Sepertinya ini bukan ide yang baik,” Kata Ode yang tidak mendapatkan balasan dari Bagus.

“Silahkan kak, mau pesan apa ?,” tanya seorang kasir kepada Ode dan juga Bagus.

“Saya boleh melihat daftar menu di cafe ini mbak ?,” kata Bagus dengan nada orang kaya.

“Boleh kak, tunggu sebentar, saya ambilkan terlebih dahulu,” ujar Mbak-Mbak Kasir yang mulai mencari buku menu, dan akhirnya setelah beberapa waktu, buku menu ditemukan juga, dengan segera ia memberikan kepada Bagus, “Silahkan kak”.

“Aku Coklat Dingin saja, kau mau minum apa De ?,” ujar Bagus yang menyodorkan kertas pesanan, “Oh iya kelupaan, untuk makanannya Roti Bakar saja, tolong tuliskan ya” tukas Bagus.

“Oke sebentar,” Ujar Ode yang masih kebingungan dengan daftar menu yang tidak begitu ia pahami, “Yaudahlah sama saja, bingung dengan nama yang tidak pernah kedengaran ditelinga,” Kata Ode yang akhirnya menyerah dengan daftar menu di tangannya.

“Ini mbak, tidak perlu cepat-cepat buat menyajikannya, kami tidak buru-buru juga,” Kata Bagus yang memberikan kertas pesanan dan buku menu kepada Mbak-Mbak Kasir. Dengan senyum ramah, Mbak-Mbak kasir menerimanya dan mempersilahkan Ode serta Bagus untuk menunggu di meja yang kosong.

Mata Bagus menyapu bersih seluruh tempat yang kosong, ia bukan melihat tempat yang nyaman saja, namun juga posisi yang bisa memperhatikan setiap perempuan yang datang ke cafe. Dan pilihannya ada di pojok dengan pemandangan tiga perempuan yang ada di meja depannya.

“Oke disana saja ya, tempatnya nyaman dan juga mudah untuk kasir mengetahui lokasi kita,” ujar Bagus mencoba menutupi alibinya.

“Bukan tempat nyaman, namun kau memilih tempat ini karena bisa melihat tiga perempuan didepannya,” Balas Ode yang selalu memperhatikan sekecil apapun unsur yang ada.

***

“Aaaaaaaaaa........,” suara teriakan keras menggelegar memecah keheningan cafe, Ode yang sudah hampir sedikit lagi menelan Roti Bakar harus merelakannya, dan bergegas menuju sumber teriakan yang ada dihadapannya.

Benar, suara itu berasal dari salah satu perempuan yang ada dihadapannya. Salah satu perempuan sudah bersandar di kursinya dengan busa putih di mulut, “Dia sudah tidak bernyawa, segera panggil polisi,” ujar Ode setelah memeriksa denyut nadi yang perempuan tersebut.

“Siapa yang melakukan ini ? tega sekali, perempuan secantik dia,” kata Bagus dengan nada tinggi kepada dua perempuan lain yang satu meja dengan korban.

Salah satu perempuan mencoba memberikan pembelaan, “Bukan aku ataupun Nia, karena kami bertiga saling duduk berhadapan, tidak ada waktu untuk memasukan apapun di minuman Tia”. Ode hanya melihat, dan mendengar, belum ada satu kata pun keluar dari mulutnya.

Bagus mencoba menenangkan perempuan dihadapannya, “Iya, aku percaya kalau bukan kau yang melakukannya, pasti ada orang yang sengaja memasukan racun sebelum minuman disajikan,” ujar Bagus yang membuat semua orang bertanya-tanya, siapa pelaku yang sebenarnya.

Setelah menunggu beberapa waktu, anggota kepolisian setempat pun akhirnya datang, seluruh pelanggan dan karyawan cafe diminta untuk tidak meninggalkan lokasi kejadian. Karena semua bisa menjadi tersangka.

“Segera minta tim forensik untuk memeriksa penyebab kematian korban, dan kirimkan laporannya dengan cepat,” perintah salah satu laki-laki berjas yang dipanggil komandan oleh beberapa Polisi lainnya.

“Baik komandan, aku akan segera meminta forensik untuk menyelesaikan tugasnya,” jawab Kino yang merupakan salah satu anggota kepolisian.

“Siapa yang tadi menelpon kepolisian ?,” tanya komandan kepada seluruh pengunjung, dan karyawan di cafe.

“Aku komandan, tapi aku diminta oleh kawanku, Ode,” jawab Bagus dengan mengangkat tangan kanannya, Bagus mendekati komandan dan berbisik kepadanya, “Izin komandan, Ode ini adalah seorang Detektif Pelajar yang dulu pernah memenangkan gelar juara nasional”.

“Benarkah itu ? baguslah, artinya ada satu orang yang bisa membantu kepolisian,” jawab komandan yang memandang tajam ke arah Ode, “Baiklah detektif muda, sekarang apa analisamu tentang kasus ini ? bukankah, kau sudah ada disini sejak awal ?,” tanya komandan kepada Ode.

“Aku belum dapat menyimpulkannya, namun korban tewas akibat diracun menggunakan sianida,” balas Ode yang mendekat ke meja kejadian mengerikan tersebut, “Aku masih membutuhkan beberapa bukti lain untuk memastikan pelaku, dan juga motifnya”.

“Aku persilahkan kau untuk melakukan pengecekan di lokasi ini, namun kau harus segera menemukan pelakunya,” ujar komandan yang mendekati Ode dengan tatapan sinis, “Karena kalau kau kalah cepat dariku, maka tidak ada tempat lagi untukmu bisa menyelediki masalah diluar kejadian ini”.

Bagus terkejut dengan perkataan sang komandan, dan akan sangat sulit bagi Ode untuk bisa memecahkan masalah pembunuhan yang sudah direncanakan secara matang, “Bukankah itu sebuah tantangan yang berlebihan untuk seorang Detektif Pelajar sepertimu ?,” tanya Bagus kepada Ode setelah komandan meninggalkan keduanya.

“Tidak, komandan itu benar, jika aku kalah cepat dari anggota kepolisian, maka tidak ada gunanya pekerjaan seorang detektif,” jawab Ode yang terus memperhatikan sekeliling meja, karena perintah komandan, tidak ada seorang polisi pun yang melarang Ode melakukan pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara.

“Ini, dan ini...aku sedikit terganggu dengan dua barang itu,” gumam Ode dalam hati ketika memperhatikan setiap benda yang ada di meja, “Aku harus memastikannya dengan melihat CCTV, jika ini benar, maka pelakunya tidak salah lagi adalah dia,” ujar Ode yang berlari ke arah lokasi karyawan dan pengunjung dikumpulkan.

“Siapa Manajer di Cafe ini ? aku membutuhkan bantuanmu,” tanya Ode dengan nada tinggi, tidak selang beberapa lama, seorang perempuan berdiri dan mendekati Ode, “Aku manajer disini, ada perlu apa ?”.

“Tolong ikut aku sebentar...,” seru Ode sembari memegang tangan sang manajer ke tempat yang lebih kondusif.

------------------------------------------------------------

part :

Part II : https://www.kaskus.co.id/show_post/6...f5216a63450d07
Diubah oleh bej0corner 15-05-2021 10:44
indrag057Avatar border
a.w.a.w.a.wAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 4 lainnya memberi reputasi
5
713
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.