wafafarhamuAvatar border
TS
wafafarhamu
MENIKAH DENGAN MANTAN SUAMI IBUKU
Bab sebelumnya bisa dibaca DI SINI

Bab 2


“Bu, kalian sudah menikah! Carikan dalil untukku yang membolehkan seorang pria menikahi anak dari istrinya, sekalipun kalian bercerai?!” Suaraku meninggi.

“Maafkan ibu, An. Ibu janji akan menceritakan semuanya padamu, tapi tidak sekarang. Menikahlah dengan om Arga. Kalian halal menikah meski kami sudah menikah.”

“Tapi kenapa? Apa aku bukan anak Ibu?!” teriakku karena terkejut sekaligus penasaran. Kenapa kami halal menikah?

“An, ibu mohon. Jangan bilang begitu, kamu tau ibu manyayangimu lebih dari siapa pun. Ibu akan jelaskan semua. Tapi tidak sekarang, ceritanya sangat panjang. Dan ... kamu lihat betapa hancur ibumu sekarang!?” Ya Tuhan, bagaimana aku menghadapi ini. Setiap air mata yang keluar dari mata Ibu membuatku merasai sakit.

“Sampai kapan kalian akan terus bicara? Aku kehilangan banyak waktu, siang ini orang tua dan kolegaku akan berkumpul!” Om Arga terlihat kesal, berdiri menyilang tangan di dada, muak sepertinya mendengar pembicaraan kami.

“Bu, tolong! Kami tak melakukan apa pun semalam, Om Arga tak perlu bertanggung jawab untukku!” Aku terus bicara. Tak peduli pada hardikan pria yang tak suka kami berlama-lama. “Lagi pula bagaimana kita menghadapi Mas Irham dan keluarganya? Mereka akan ke sini.” Pria itu telah meminta izin pada Ibu beberapa waktu lalu untuk ke rumah dan membawa orang tuanya, secara resmi akan mengkhitbahku setelah taaruf satu bulan.

“Ini bukan hanya tentang kita dan keluarga kita, An. Tapi juga tentang keluarga besar Om Arga. Ibu telah berbuat salah. Jadi Ibu mohon lakukan apa yang Ibu katakan. Biar soal Irham dan keluarganya, Ibu yang menjelaskan pada mereka.”



“Ibu mau menebus kesalahan Ibu dengan mengorbankanku!? Tidak Bu, Anya tidak mau!”

teriakku yang membuat Ibu tersentak.

Aku memang tak pernah membantahnya selama ini, apalagi membentak seperti sekarang. Tapi kejadian ini membuatku gila! Kami tergugu beberapa saat. Sampai Ibu mengatakan sesuatu.

“Baik, An. Maafkan ibu. Ini salah ibu jadi ibulah yang harus bertanggung jawab,” ucap Ibu serak sembari menghirup cairan di hidung dengan keras. Ia berbalik menghadap Om Arga.

“Mas, tolong jangan libatkan dia. Hukum saja aku.” Ibu mengiba pada pria yang tampak sangat marah itu.

Om Arga kini berdiri tegak. Tangannya meraih kerah piama Ibu dan menatapnya dengan kebencian.

“Kalau begitu bersiaplah! Aku bisa saja membatalkan semua rencana yang kubuat. Tapi aku bersumpah akan membuatmu sangat menderita, sampai kamu akan melupakan anakmu itu! Dan aku bersumpah akan membuatmu merasakan sakitnya kehilangan janin! Itu bahkan belum sepadan dengan harga diri yang kamu injak-injak serta rasa sakit karena pengkhianatan dan kebohonganmu, lacur!”

“Yah, lakukan itu,” jawab Ibu pasrah.

“Hentikan! Lepaskan dia!” seruku yang tak tega membayangkan pria itu menyiksa Ibu. “Ayo kita menikah, aku akan bersiap sekarang!”

Om Arga melepas Ibu kasar. Ia menoleh padaku dengan tersenyum sinis.

“Itu bagus An! Sebagai anak kamu harus berbakti padanya.”

“Ceraikan ibuku sekarang!”

“Untuk apa kami cerai? Kami akad dalam keadaan dia hamil!” Om Arga menunjuk pada Ibu.

“Aku melepaskanmu, Mir! Aku melepaskanmu! Dan bebaslah! Heh!” ucapnya dengan tawa jahat dan berlalu pergi. Belum pernah aku melihatnya begitu. Dalam sekejap Ibu telah mengubah seseorang yang di mataku bak malaikat menjadi monster keji.

Ibu menangis mendengar penuturannya. Hanya semalam ia melangsungkan akad, sekarang berpisah dengan cara yang sungguh menyakitkan.

Aku pun berbalik masuk kamar dan bersiap. Tak lagi memedulikan Ibu yang masih bungkam tak mau bercerita padaku.

Akad berlangsung cepat. Hanya ada aku, Ibu, Om Arga juga rombongan penghulu dan wali hakim serta saksi. Karena aku tak memiliki wali dari keluarga, maka pihak KUA mempersiapkannya.

‘Maafkan aku Mas Irham, rupanya jatuh cinta dan saling mencintai tak cukup menjamin sepasang pria dan wanita bisa mengikat hubungannya dengan pernikahan.’

Siapa yang menyangka, seorang Anya yang mempersiapkan pernikahan banyak orang dengan konsep maksimal kini menikah tanpa konsep apa pun. Barangkali ini hukuman, karena ada customerku yang merasa terdzolimi dan berdoa jelek untuk pernikahanku.

Sebelum ikut Om Arga, aku meminta Ibu untuk pergi ke desa sementara. Memastikan ia lepas dari Om Arga. Tinggal bersama Bibi, saudara Ibu satu-satunya itu pasti akan mengerti kondisinya.

Untung saja Om Arga setuju. “Bagus, aku tidak perlu lagi harus merasakan amarah karena muak melihat wajahnya!” Begitu katanya.

Selesai dengan semua persiapan, kini aku dan Ibu kembali berpelukan dengan tangis sebelum benar-benar berpisah.

“Ibu harus janji, malam ini setelah aku selesai, kita bicara di telepon dan Ibu harus jelaskan semuanya.”

“Yah,” jawabnya di sela tangis.



Mobil terus melaju membelah jalanan menuju mension Om Arga di mana orang-orang akan berkumpul, pria di sampingku sedikit pun tak melihat padaku.

“Bersikap lah biasa di depan semua orang. Aku tak ingin ada yang curiga. Orang tuaku hanya melihat gambar Mira sekilas, jadi mereka tidak akan mempermasalahkan aku mengganti istriku,” titahnya dengan kalimat datar. Lelaki dengan sejuta pesona yang dicintai Ibu itu sama sekali tak menatapku sepanjang perjalanan.

Sampai di sebuah bangunan besar dan mewah, yang belum pernah aku datangi, mobil berhenti. Sebagian orang sudah memadati tempat itu. Termasuk orang tua Om Arga.

“Wah, mantu kita lebih cantik dari fotonya,” ucap seorang wanita dengan tampilan berkelas, yang dipanggil mami oleh Om Arga.

Namun tak lama aku dibuat terkejut oleh seorang pria paruh baya di sampingnya. “Kamu? Bukan Mira?” Tuan Admatja yang tak lain adalah papi Om Arga bertanya heran. Bagaimana dia tahu nama Ibu? Bukannya saat di mobil Om Arga bilang orang tuanya tidak tahu-menahu dengan calon istrinya?

“Nama saya Anya.” Aku mengucap pelan. Wajahnya tak berubah, seolah bingung dengan kehadiranku hingga seorang datang menyapanya dan membawa pria itu pergi dari hadapanku.

“Sayang.” Seseorang merangkul dari belakang. Aku terhenyak karenanya. Om Arga tersenyum pada kami.

Rasanya risih meski pria itu telah sah jadi suami. Tapi seperti ucapannya, kubuang rasa itu dan bersikap wajar di depan orang-orang.

Pria itu mengajak berkumpul dengan yang lain untuk menyelesaikan acara.

Setelah acara sambutan, EO menuntun aku dan Om Arga memotong kue pengantin besar. Tangannya menggenggam tanganku yang memegang pisau. Semua orang tepuk tangan begitu kue terpotong dan kami membaginya pada beberapa orang terdekat. Tak sampai di situ, tamu-tamu itu menyoraki kami untuk melakukan sesuatu.

“Cium! Cium! Cium!”

Ya Tuhan, apa yang mereka lakukan?

Tanpa pikir panjang, Om Arga mencium pipiku. Kurasakan sesuatu yang panas seolah menjalar ke wajah, aku sangat malu. ‘Perasaan aneh macam apa ini?’

Akhirnya tamu satu per satu pergi, termasuk orang tua Om Arga yang memutuskan kembali ke hotel untuk menginap sementara selama di Indonesia. Orang kaya memang aneh, mereka punya rumah dan tempat untuk tinggal tapi memilih menghamburkan uang dengan tidur di hotel.

Usai membersihkan diri, aku duduk mematut diri di depan cermin. Tak lama seseorang memutar gagang pintu, dan muncul Om Arga dari sana. Ia mendekat setelah mengunci pintu. Pria itu berjalan ke arahku dengan tangan melonggarkan dasi yang melilit lehernya.

Tangannya menarik paksa lengan ini, hingga aku terpaksa bangkit dari duduk.

“Jangan harap aku akan bersikap baik padamu seperti saat ada di depan orang-orang!”

“Apa?” Aku menatap pria itu. Mata rasanya perih lagi seperti saat bersama ibu tadi.

“Kenapa kamu terkejut, hah! Bukannya sejak awal kamu tahu, keberadaanmu di sini menggantikan ibumu!” Pria itu mengucap keras, ia lalu melemparku kasar ke atas ranjang.

“Setelah aku menyiksamu segeralah telepon ibumu untuk memberi tahunya!” perintahnya lagi sembari terus bergerak, melepas jas dan kancing bajunya satu per satu, ia menggauliku secara paksa dan kasar. “Aku akan membuatnya menyesal.”



Ya Tuhan, bukan ini pernikahan yang selama ini kuimpikan hadir dalam hidupku. Sampai kapan aku akan merasakan kemarahan Om Arga karena dendam pada Ibu?

Bersambung ke HALAMAN INI
Diubah oleh wafafarhamu 10-05-2021 08:53
andrian0509Avatar border
a.w.a.w.a.wAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
2.9K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.