Dua gol Riyad Mahrez mengantarkan Manchester City ke final Liga Champions 2020-2021. Agregat melawan Paris Saint-Germain menjadi 4-1. Tapi, apakah pengalaman Pep Guardiola cukup bagi Man. City di final pada 29 Mei nanti di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul?




Pernyataan Pep Guardiola bahwa timnya, Manchester City, tak berpengalaman di Liga Champions benar-benar diikuti oleh taktik permainan dan fokus ke pertandingan. Bagaimana mungkin Manchester punya 5 shots on target sementara PSG tak mampu sama sekali dari 14 percobaan.

Padahal, jarang-jarang lho pasukan Pep Guardiola kalah dalam penguasaan bola. Di pertandingan ini, Selasa (4/5/21), ball possession Man. City hanya 45%. Tapi, walau PSG unggul sedikit, lawan tak diberikan keleluasaan mendekati gawang Ederson.

Formasi 4-3-3 Man. City semakin ampuh ketika lawan bermain dengan 10 orang akibat Angel Di Maria menerima kartu kuning kedua alias merah pada menit ke-69. Semakin sulit bagi PSG mengejar situasi ketika mereka sudah tertinggal 0-2 lewat gol Riyad Mahrez di menit ke-11 dan 63'.




Jangan lupa, ketika Man. City menang 2-1 di markas PSG di leg I, Riyad Mahrez juga ikut mencetak gol selain Kevin de Bruyne.

Apa kata Pep Guardiola, pelatih yang membawa Barcelona 2 kali juara Liga Champions? "Dua hal yang istimewa: kami berjuang bersama-sama dan kami ke final Liga Champions. Inilah hasil perjuangan kami selama 4 atau 5 tahun terakhir. Semakin hari, para pemain semakin konsisten."

Manchester City mencapai final Liga Champions untuk pertama kali. Pertanyaannya, apakah The Citizens mampu lepas dari bayang-bayang 19 klub yang gagal di final Piala/Liga Champions? Jangan lupa, tim semewah PSG pun gagal di final pertama mereka ketika kalah dari Bayern Muenchen pada 2020.

Siapa saja 19 klub yang gagal di final Liga Champions? Maaf, pemenangnya adalah Atletico Madrid yang bahkan 3 kali gagal di final Liga Champions.



Apakah Man. City bersama taktik Pep Guardiola akan menambah koleksi gelar juara tim-tim asal Inggris yang berjumlah 13? Apakah Pep Guardiola akan menjadi pelatih ke-3 yang mampu meraih 3 gelar juara Piala/Liga Champions setelah Bob Paisley (Liverpool: 1977, 1978, 1981), Carlo Ancelotti(Milan & Real Madrid: 2003, 2007, 2014), dan Zinedine Zidane (Real Madrid: 2016, 2017, 2018)?