si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Skoryy Class - Kisah Kapal Destroyer Kedua Milik Indonesia
Di era Presiden Sukarno, kekuatan Angkatan Laut Indonesia bisa dibilang ideal. Salah satunya TNI AL (waktu itu masih bernama ALRI) pernah punya inventaris berupa kapal destroyer, pada tulisan terdahulu ane pernah mengulas destroyer pertama Indonesia yang bernama KRI Gadjah Mada. Maka di tulisan kali ini ane akan memperkenalkan destroyer kedua Indonesia yang bernama Skoryy Class.

Kita bisa menyebutnya sebagai Siliwangi Class,karena kapal pertama dalam kelas kapal destroyer Indonesia ini bernama KRI (dulu kapalnya masih memakai nama RI) Siliwangi dengan nomor lambung 201. Kapal destroyer ini dibuat oleh Uni Soviet, merupakan kapal yang dibuat negara komunis tersebut pasca berakhirnya Perang Dunia II.

Kapal destroyer ini bisa dibilang istimewa, karena tidak sembarang negara yang boleh memilikinya. Indonesia menjadi salah satu negara yang dipercaya memiliki Skoryy Class. Pada masanya ada tiga negara di luar Uni Soviet yang diberi kepercayaan tersebut, yakni Indonesia, Mesir dan Polandia. Indonesia mendapat jatah Skoryy Class terbanyak, menurut situs wikipedia ada delapan unit destroyer yang digunakan ALRI. Sementara itu Mesir mendapatkan enam unit dan Polandia memperoleh dua unit.




KRI Siliwangi 201.

Foto: wikipedia.org



Skoryy Class berasal dari pengembangan Project 30bis, program ini bertujuan untuk membangun kapal jenis destroyer. Skoryy Class dirancang dari basis destroyer Ognevoy Class. Skoryy Class hadir dengan berbagai kemampuan yang ditingkatkan, selain sensor dan persenjataan, kapal ini mampu berlayar lebih lama di lautan lepas. Total ada 70 unit kapal yang berhasil diproduksi pada periode 1949-1953.

Pada awal tahun 1950, Angkatan Laut Uni Soviet melakukan sejumlah modernisasi pada Skoryy Class. Diantaranya dengan pemasangan meriam penangkis serangan udara baru, mortir anti-kapal selam, radar dan sensor baru. Untuk spesifikasi kapalnya adalah sebagai berikut:

Panjang: 120,5 meter
Lebar: 12 meter
Draft: 3,9 meter
Propulsion: 2 shaft geared turbines, 3 boilers 60000 shp (44,742 kW)
Kecepatan: 36,5 knots (67,6 km/jam)
Jarak Jelajah: 7.556 km pada kecepatan16 knots
Kru: 286 orang
Sensors and processing systems: Gyus-1, Ryf-1, Redan-2, Vympel-2
Sonar: Tamir-5h
Persenjataan: 2 x meriam kaliber 130 mm, 2 x meriam kaliber 85 mm, 7 x meriam kaliber 37 mm, 2 x peluncur torpedo 533 mm, 52 unit bom laut (depth charge), 60 unit ranjau laut

Namun, selama fase modernisasi yang dilakukan pada awal 1950-an, satu peluncur torpedo pada kapal dilepas, kemudian sebagai gantinya dipasang sepucuk meriam 57 mm dan instalasi roket anti kapal selam RBU-2500. 

Yang menarik dari destroyer ini adalah penggunaan 2 buah mesin turbin, sebenarnya penggunaan mesin tersebut termasuk boros biaya. Namun, efek positifnya kapal mampu meraih kecepatan tinggi yang digunakan untuk mengejar kapal selam.




KRI Sisingamangaraja 202, termasuk keluarga Skoryy Class.




KRI Siliwangi 201.

Foto: indomiliter.com



Meski dibuat Uni Soviet, akan tetapi Indonesia menerima kapal melalui jasa dagang Polandia. Kedatangan Skoryy Class di Indonesia dimulai pada tahun 1959-1964. Tidak diketahui secara pasti, sampai tahun berapa TNI AL mengoperasikan Skoryy Class. Operasi Trikora menjadi satu-satunya penugasan resmi yang pernah diemban kapal destroyer ini, setelah operasi tersebut selesai, kabarnya tak terdengar lagi. Di negara asalnya sendiri, Angkatan Laut Uni Soviet resmi mengakhiri masa bakti destroyer ini pada tahun 1984.

Beberapa rekam jejak kapal yang masih bisa ditelusuri, seperti KRI Siliwangi yang sebelumnya bernama Volevoy dan tergabung dalam Armada Pasifik Uni Soviet. Kemudian KRI Sultan Iskandar Muda yang sebelumnya bernama Bezzavetnyi dari Armada Laut Hitam, KRI Brawidjaja sebelumnya dikenal sebagai Bezzhalostnyi yang juga berasal dari Armada Laut Hitam.

Sementara itu KRI Sawunggaling sebelumnya memiliki nama Vnezapnyi dan KRI Sisingamangaraja sebelumnya bernama Vyrazitelnyi, keduanya berasal dari Armada Pasifik. Itu beberapa kapal yang diketahui asal-usulnya, sementara jejak sejarah sisa kapal yang lainnya tidak diketahui sampai saat ini.





ORP Wicher, Skoryy Class milik Polandia.

Foto: wikipedia.org



Untuk urusan dokumentasi foto juga tergolong minim, tidak banyak foto yang diabadikan waktu itu. Namun, satu yang pasti bahwa kapal destroyer ini pernah mengabdi untuk menjaga wilayah laut Nusantara. Meski minim dalam dokumentasi, tapi ada kabar baik bagi agan yang suka bermain game, terutama World Of Warship, kalian bisa menemui sosok KRI Siliwangi dalam game tersebut.

Menurut opini ane, nasib destroyer ini sama dengan pesawat dan helikopter buatan Uni Soviet yang pernah dioperasikan TNI AU, yang terpaksa berhenti beroperasi dan dipreteli akibat G30S. Karena setelah tragedi G30S/PKI, Indonesia tak lagi mendapat dukungan suku cadang untuk seluruh alutsista buatan blok timur. Maka pada lini kapal perang, kapal dari blok timur tersebut lantas di scrap (dibesituakan).







KRI Siliwangi muncul dalam game World Of Warship.

Ilustrasi: gamebrott.com



-----



Demikian sedikit nostalgia dengan kapal destroyer kedua milik Indonesia, semoga pembahsan kali ini bisa menambah wawasan baru untuk agan dan sista. Dan seperti kata Bung Karno, ane mau mengingatkan bahwa "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah".

Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal hingga akhir, sampai jumpa di pembahasan alutsista selanjutnya emoticon-Angkat Beer




Referensi: 1dan 2
Ilustrasi Gambar: google image dan bernagai sumber
Diubah oleh si.matamalaikat 03-05-2021 04:01
indramamothAvatar border
bokongkupanasAvatar border
orgbekasi67Avatar border
orgbekasi67 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
6.9K
59
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.