Indonesia adalah negara dengan beragam tradisi dan budaya. Walaupun di setiap daerah memiliki tradisi dan budaya, ini bukanlah pembeda diantara kita, justru menjadi ciri khas dari masing-masing daerah. Di thread kali ini, ane ingin sekali membagikan salah satu tradisi Ramadhan khas daerah ane. 

Ane berasal dari Desa Kandangwangi, Kec. Wanadadi, Kab.Banjarnegara, Jawa Tengah. Kami memiliki tradisi menyambut bulan Ramadhan yang bernama Takiran. Apa sih Takiranitu? Nah sebelum membahas tentang Takiran lebih lanjut, ane ingin membahas mengenai asal-usul kata Takiran terlebih dahulu. Takiran berasal dari kata dasar Takir yang artinya adalah nasi dan lauk yang telah dibungkus menggunakan daun pisang. Namun dalam bahasa jawa Takir sendiri mempunyai filosofi atau arti "Nata Pikiran". Yang artinya kita sebagai manusia yang dibekali dengan pikiran, ketika akan bertindak harus di pikir terlebih dahulu. Jangan sampai salah mengambil keputusan dalam bertindak.

sumber gambar

Di daerah ane, Takiran juga dijadikan simbol rasa syukur. Ketika ada hal baik datang, warga daerah ane selalu melakukan Takiran. Termasuk saat hendak memasuki bulan Suci Ramadhan, Takiran dilakukan sebagai wujud syukur kita para warga karena sebentar lagi kita akan menyambut datangnya bulan Ramadhan. Takiran juga dijadikan sebagai media untuk berbagi sesama warga.

Takiran untuk menyambut #RamadhanBerkahbiasanya dilakukan pada malam datangnya bulan Ramadhan. Contohnya saja di tahun ini, ketika tanggal 1 Ramadhan jatuh di tanggal 13 April 2021, maka Takiran dilakukan pada malam tanggal 12

 April 2021. Bertempatkan di mushola setempat dan dilakukan setelah sholat Taraweh pertama.

Takir yang dibagikan di mushola adalah Takir-takir buatan dari warga setempat yang dibungkus dengan daun pisang, Dan diisi dengan makanan dan lauk terbaik yang ada di rumah masing-masing. Tidak ada standar yang mewajibkan Takir harus diisi dengan daging atau makanan khas lainnya, namun diusahakan Takir berisi makanan terbaik yang bisa disajikan oleh warga, dengan niat ikhlas berbagi sesama warga.

Takiran selain digunakan sebagai tradisi untuk mengungkapkan rasa syukur, juga dijadikan tradisi untuk saling silaturahmi antar sesama warga. Apalagi di waktu yang sangat tepat yaitu sebelum memasuki bulan Ramadhan, jadi moment pada tradisi ini dijadikan wadah untuk saling bermaaf-maafan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Supaya ibadah yang dijalani selama bulan Ramadhan nantinya akan menjadi lebih berkah.

Tradisi Takiranini adalah tradisi turun-temurun dari nenek moyang, yang sudah dilakukan sejak dulu kala. Ane pribadi senang sekali jika sedang ada Takiran, karena selain kita bisa makan enak, kita juga bisa melakukan silaturahmi dengan warga satu lingkungan. Ane berharap tradisi seperti akan terus ada di daerah ane, karena yang namanya tradisi tidak boleh ditinggalkan, tradisi adalah ciri dari suatu daerah, kalau kita sampai kehilangan tradisi artinya kita kehilangan jati diri. Maka dari itu mari kita lestarikan tradisi di daerah kita. 

Itulah tradisi Ramadhan di daerah ane, walaupun sederhana tapi tetap bermakna. Ane rasa cukup sampai di sini thread ane kali ini, dan sampai jumpa di thread selanjutnya. #RamadhanBerkah.