• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Kampung Naga Tasikmalaya, Perkampungan Unik Tanpa Listrik Pelestari Adat dan Budaya!

masnukho
TS
masnukho 
Kampung Naga Tasikmalaya, Perkampungan Unik Tanpa Listrik Pelestari Adat dan Budaya!
Pernah berkunjung ke kampung tanpa listrik?
Kampung Naga, desa tanpa listrik yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya leluhur!


Kampung tanpa listrik, mungkin Agan dan Sista akan sulit untuk menemukan perkampungan yang seperti ini di era modern seperti sekarang. Hampir dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia saat ini listrik telah disalurkan dengan baik dan dapat dinikmati oleh masyarakat untuk membantu masyarakat dalam hal penerangan, aktivitas rumah tangga, transportasi dan lain sebagainya.

Listrik memang menjadi salah satu tanda dan bukti modernisasi GanSis, karena tanpa listrik banyak aktivitas terhambat dan banyak alat-alat elektronik yang menggunakan listrik sebagai penggerak pun juga tidak memiliki fungsi, sejak modernisasi masuk dan diterapkan di Indonesia memang mau tidak mau kita harus menerima perubahan itu sebagai kemajuan teknologi.

Maju dan modernnya suatu daerah entah dalam hal tekhnologi atau apapun itu, pastinya ada dampak positif dan negatif yang dapat kita rasakan ya GanSis.
Alih-alih menjadi masyarakat yang modern rasa simpati, empati, dan sosialisasi antar masyarakat pun juga akhir-akhir ini perlahan berkurang. Bahkan adat dan budaya leluhur yang seharusnya dijaga dan dipelihara pun juga mulai tergerus dan digantikan dengan budaya baru yang sebenarnya kurang cocok untuk diterapkan di negara kita tercinta ini!




Membahas tentang menjaga adat budaya warisan leluhur dari kemodernan atau modernisasi yang sedikit banyak memiliki dampak negatif terhadap kebiasaan hidup masyarakat, Kampung Naga Tasikmalaya dapat dijadikan contoh sebagai perkampungan yang masyarakatnya masih tetap melestarikan tradisi adat dan kebudayaan yang diwariskan oleh leluhur meskipun mereka sendiri kehilangan sejarah akan asal usul kampungnya atau lebih dikenal dengan sebutan "Pareum obor" atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia memiliki makna matinya penerangan.

Selain matinya penerangan menurut istilah karena hilangnya sejarah asal usul berdirinya kampung tersebut, masyarakat Kampung Naga juga menolak hadirnya listrik di kampung mereka. Meskipun menurut mereka listrik bukan hal yang tabu untuk digunakan, namun mereka tidak mau dengan masuknya listrik di kampung Naga dapat merusak warisan leluhur dari adat dan kebudayaan yang selama ini telah dilestarikan. Masyarakat Kampung Naga lebih merasa nyaman dengan kondisi mereka dimana hidup tetap dengan kesederhanaan dengan menjunjung nilai-nilai luhur dalam hidup bermasyarakat yang rukun dan damai!




Sebenarnya Kampung Naga ini tidak dapat dikatakan tanpa sejarah ya GanSis, sebab di masyarakat sekitar juga ada cerita yang menjelaskan bahwa kampung tersebut didirikan oleh Singaparna abdi dari Sunan Gunung Jatinyang mendapatkan tugas untuk menyebarkan agama Islam di daerah Neglasari, yang saat ini menjadi desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Namun untuk bukti sejarah autentiknya terbakar bersamaan pada terbakarnya Kampung Naga pada tahun 1956 oleh Organisasi DI/TII Kartosoewiryo.

Letak dari Kampung Naga sendiri tidak jauh dari jalan Raya yang menghubungkan Tasikmalaya dengan Garut GanSis. Jarak dari Garut ke Kampung Naga hanya 26kilometer sedangkan dari Tasikmalaya kurang lebih 30 kilometer saja.
Untuk dapat ke Kampung Naga pengunjung harus menuruni 439 anak tangga dengan kemiringan 45 derajat dan kemudian menyusuri jalan di sekitar sungai Ciwulan sampai ke Kampung Naga.




Adapun keistimewaan dari Kampung Naga sendiri selain masyarakatnya yang masih menjaga adat dan kebudayaan dengan sangat baik, segala aktivitas masyarakat juga diatur dalam norma-norma dan juga peraturan adat yang berlaku di sini.
Rumah-rumah diatur sedemikian rupa, menghadap ke arah selatan dan utara, membujur ke arah timur dan barat. Terbuat dari bambu dan kayu dengan atap jerami dan ijuk!

Di atas tanah seluas 1,5 hektar ini terdapat kurang lebih 106 bangunan dengan tiga bangunan umum di antaranya ada mushola, tempat menumbuk padi dan balai kampung.

Masyarakat bersosialisasi dengan baik dengan penuh rasa persaudaraan!




Bagaimana GanSis, sangat menarik sekali ya keberadaan Kampung Naga ini!
Meskipun masa semakin modern namun masyarakat kampung Naga masih melestarikan adat kebudayaan warisan leluhur dan mereka bangga dengan kekayaannya.

Kampung Naga ini boleh dikunjungi oleh wisatawan lokal dan Mancanegara loh GanSis, tapi pastinya dengan harus tetap memperhatikan dan mematuhi peraturan yang ada di Kampung Naga!

Oke, mudah-mudahan thread kali ini bermanfaat. Terima kasih telah singgah dan sampai jumpa di thread ane yang lain!



Penulis: @masnukho©2021
Narasi: Ulasan pribadi
Sumber gambar: 1, 2, 3
sarjana_mudac4punk1950...betiatina
betiatina dan 14 lainnya memberi reputasi
15
4.6K
59
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.3KThread80.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.