dayat.ayman
TS
dayat.ayman
Nasib Warga Muslim yang Minoritas di Kompleks Perumahan Taman Villa Meruya
Jakarta, Rabu (21/4).


Sulit percaya tapi nyata. Beginilah nasib warga Muslim yang minoritas di kompleks perumahan Taman Villa Meruya (TVM) Jakarta Barat.

Sudah sekitar 30 tahun usia TVM belum ada Mesjid yang diidamkan warga muslim TVM berdiri. Pengembang yang punya kewajiban pun tidak melaksanakan itu. Namun, ketika ada warga yang memprakarsai pembangunan Mesjid dengan biaya swadaya, praktis sejak itulah mendapat tentangan dari selusin warga yang mengklaim diri bertindak atas nama 2000 warga TVM.



Menurut Ketua Pembangunan Mesjid At Tabayyun, pihaknya sudah mengantongi izin Gubernur DKI untuk menempati lahan 1078 m2 milik Pemda. Namun belasan orang dari warga mayoritas menentang dengan dalih itu lahan Ruang Hijau Terbuka. Padahal, di lahan itu juga sudah lebih sepuluh tahun lalu berdiri kantor RW, tanpa izin Pemprov, tanpa IMB. Bangunan ilegal itu dianggap wajar karena untuk kepentingan warga. Sedangkan mendirikan mesjid yang mengantongi izin, bagi penentang bukanlah kegiatan untuk kepentingan masyarakat.

"Gubernur DKI juga tidak ujug-ujug terbitkan izin. Gubernur DKI terlebih dahulu menempuh proses untuk perubahan zonasi itu menjadi “coklat” ( begitu istilahnya). Terlebih dahulu meminta perangkat daerah melakukan kajian. Itu saja makan waktu sekitar setahun baru Gubernur keluarkan izin, " cerita Marah Sakti.


Kini beragam dalih dikarang-karang untuk menghalangi. Sampai secara terang-terangan muncul dua belas warga (bukan seluruh warga TVM di wilayah Jakarta di mana lokasi mesjid akan dibangun seperti diklaim) menggugat, dengan alasan pengembang sudah sediakan lahan seluas 312 m2 untuk sarana ibadah (bukan mesjid). Mereka rupanya tidak tahu, lahan itu sudah diserahkan pengembang kepada Pemprov DKI, bukan milik pengembang lagi.


Sepakat
Prakarsa pembangunan Mesjid ini muncul dua tahun lalu. Pada tanggal 3 November 2019, Panitia Mesjid mengadakan sosialisasi kepada seluruh perwakilan warga. Langsung mendapat tentangan. Muncul selisih pendapat. Ketua RW TVM yang notabene Ketua Paguyuban Warga TVM, Irjenpol (pur) DR Burhanuddin Andi menengahi.

Marah Sakti menunjukkan notulensi rapat dan foto-foto suasana pertemuan yang menunjukkan Hartono Pengacara Kantor Hartono hadir (tapi belakangan putarbalikkan fakta dengan mengatakan tidak ada sosialisasi). Tengah malam dua pihak capai kesepakatan. Masing-masing dipersilahkan mengurus izin. Warga yang menghendaki lahan bakal mesjid di Blok D seluas 312 meter silakan mengurus izinnya ke Pemprov DKI dengan syarat akan ada penambahan luas lahan sekitar 1000m2 supaya bisa dibangun sebuah mesjid jami (digunakan untuk sembahyang Jumat). Begitu pun syarat yang berlaku bagi warga yang menghendaki lokasi mesjid di atas lahan seluas 1078 m2 di Blok C1. 


“Siapa yang lebih dulu bisa memperoleh Izin atas lahan yang mana pun maka semua pihak ikhlas menerima,” begitu bunyi kesepakatan dalam rapat yang dipimpin Ketua RW dan dihadiri Ketua-Ketua RT dan beberapa tokoh masyarakat di TVM."




“Itulah yang diingkari oleh warga yang sekarang menggugat pembangunan mesjid di Blok C 1 yang sudah memperoleh izin Gubernur DKI No 1021 / 2020."


Izin Gubernur sendiri tidak otomatis berlaku, masih ada belasan persyaratan yang harus dipenuhi, termasuk menandatangani Perjanjian Sewa Menyewa dengan Pemprov DKI Jakarta yang diwakili Kepala Badan Pengelolaan Aset Daerah pada tanggal 26 Oktober 2020. Di dalam SK Gubernur No 1021 /2020 maupun Perjanjian Sewa Menyewa ( Pasal Satu) jelas-jelas menyatakan bahwa Pemprov DKI " Menyetujui Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa tanah seluas 1078 m2 di Blok C1 Taman Villa Meruya kepada Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun untuk pembangunan mesjid di lahan Blok C1, Taman Villa Meruya".

Sebagai syarat untuk pendirian mesjid di lahan tersebut, Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun mengurus Surat Rekomendasi dari FKUB ( Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Jakarta Barat, dan itu diperoleh setelah proses 9 bulan


SK Gubernur tentang pemberian izin pemanfaatan lahan untuk mesjid tersebut tersebut kini digugat oleh sekitar 12 warga ( 6 orang domisili Tangerang), termasuk di antaranya para Pengurus RT (diluar Ketua RW dan Satu Ketua RT TVM) ke PTUN ( Pengadilan Tata Usaha Negara).


Tenda Salat Tarawih
Mengingat warga Muslim TVM memerlukan ruang ibadah untuk kegiatan salat terutama dalam bulan suci Ramadhan tahun ini, Panitia At Tabayyun membangun sebuah tenda yang berfungsi sebagai mesjid di lahan Blok C1 yang sudah berizin dan sudah diberitahukan juga secara khusus kepada Ketua RW 010 Meruya Selatan dan ditembuskan kepada Instansi Pemerintahan terkait serta kepada Semua Ketua RT baik yang ada di RW Wilayah Jakarta Barat maupun Ketua RT yang ada di wilayah Tangerang.

Baru dua hari keberadaan Tenda At Tabayyun sebagai tempat Salat Warga Muslim TVM, seperti petir di siang bolong disomasi oleh Kantor Hukum Hartono & Rekan. Diultimatum supaya dibongkar dalam waktu 3 X 24 jam membuat warga Muslim merasa resah dan terintimidasi. Suasana batin amat terganggu di dalam melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan. 


Di TVM warga Muslim memang minoritas, hanya 10 %, namun lokasinya dikelilingi pemukiman warga Muslim yang jumlahnya 90%. Selama ini warga Muslim banyak bersabar, melihat perlakuan penentang sampai berani mengintimidasi warga. Masalahnya, niatnya untuk membangun Mesjid, rumah Allah. Harus hindari konflik. Warga Muslim TVM juga takut apabila diskriminasi atas diri mereka diketahui warga Muslim di sekitar, bisa berakibat fatal.


"Ini sulit dipercaya, tapi nyata. Padahal pemenuhan sarana ibadah bagi semua warga Indonesia dijamin oleh negara yang berazas Pancasila," ucap Andrey Suyatman, salah seorang pengurus Mesjid At Tabayyun, menyampaikan curahan hatinya. Menurut pengamatan redaksi, gugatan penentang di PTUN baru tahap pemeriksaan. Belum tentu bisa lanjut. Lanjut saja pun, belum tentu menang. Menang saja pun belum otomatis direalisasi, lawan bisa banding dan bisa panjang prosesnya. Pasalnya, ini menggugat lahan untuk mesjid, bukan lahan untuk bangunan pusat perbelanjaan.

"Terkait kearifan lokal," kata Wagub DKI Ahmad Riza Patria seperti dikutip banyak media beberapa hari lalu. " Tidak ada pelanggaran dalam rencana pembangunan mesjid di bekas lahan RHT," tegasnya.Kredit foto: Ilham Bintang. 


https://kumparan.com/ilham-bintang/n...au3Y26xWQ/full


apakah ada tempat ibadah kafir di kompleks TVM?
umat minoritas yang cuma segelintir malah ingin bangun tempat ibadah di kompleks yang mayoritas penduduknya kafir, padahal jalan sedikit keluar komplek sudah bisa ditemui bejibun mesjid yang ane yakin masih banyak tempat kosong!!
kafir yang mayoritas di TVM sudah terbiasa menempuh ratusan meter bahkan beberapa kilometer untuk beribadah di tempat ibadah mereka
nastak.die.hardSuaraLagitaakun.baru
akun.baru dan 25 lainnya memberi reputasi
22
5.5K
198
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.