• Beranda
  • ...
  • Tanaman
  • MENGOLAH LIMBAH AIR CUCIAN BERAS MENJADI PUPUK ORGANIK DAN RAMAH LINGKUNGAN

putunoviyanti
TS
putunoviyanti
MENGOLAH LIMBAH AIR CUCIAN BERAS MENJADI PUPUK ORGANIK DAN RAMAH LINGKUNGAN
Sekarang banyak orang mencoba untuk bercocok tanam secara organik tentu tujuannya adalah pelestarian alam dan apa yang ditanam bisa lebih sehat. Lalu bagaimana caranya? Apakah bisa dimulai dari skala rumah tangga?

Siapa yang rutin memasak nasi setiap hari? Apa yang kalian lakukan terhadap air cucian beras kalian?



Kebanyakan pasti akan membuang air cucian beras tersebut padahal air cucian beras memiliki banyak manfaat khususnya untuk tanaman.

Perlu kalian ketahui bahwa air cucian beras mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe, S bahkan vitamin B1, B3 dan B6. Air cucian beras putih memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan air cucian beras merah sehingga lebih direkomendasikan menggunaan air cucian beras putih. Lapisan kulit ari pada beras memiliki kandungan nutrisi yang tinggi itulah sebabnya ketika mencuci beras pertama kali air cucian beras akan berwarna keruh dan menandakan bahwa lapisan kulit terluarnya terkikis, hal inilah yang menjadi pertimbangan bahwa air cucian beras pertama dan kedualah yang sebaiknya kita manfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman. Selain mengandung unsur hara dan vitamin, air cucian beras juga mengandung ZPT atau Zat Pengatur Tumbuh yang berperan dalam pertumbuhan tanaman baik dalam pertumbuhan batang maupun akar. Menggunakan air cucian beras untuk tanaman di rumah kita merupakan salah satu bentuk kecintaan kita pada alam dengan meminimalkan penggunaan pupuk kimia anorganik untuk skala rumah tangga. Namun tentu penggunaan air cucian beras ini ada tekniknya ya.

Bagaimana teknik penggunaan air cucian beras sebagai pupuk untuk tanaman?
Ada banyak sekali teknik berkebun secara organik yang memanfaatkan dan mengolah air cucian beras namun yang kami bagikan adalah teknik secara umum dan yang sudah kami gunakan. Pada kenyataannya air cucian beras memiliki pH yang mendekati normal atau 6.8-7 namun jika digunakan secara langsung dan penggunaannya ini berkelanjutan akan menyebabkan proses fermentasinya terjadi ditanah sehingga pH tanah akan terus turun dan tidak baik bagi tanaman maka dari itu sebaiknya kita lakukan pengolahan terlebih dahulu pada air cucian beras.

Teknik pertama adalah fermentasi
Ini adalah teknik yang paling umum dan biasa digunakan dalam berbagai pengolahan pupuk organik. Jika kita ingin melakukan fermentasi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yaitu keberadaan bakteri starter, gula dan karbohidrat. Pada air cucian beras kita sudah mendapatkan ini semua sehingga sebenarnya air cucian beras juga bisa diolah menjadi MOL atau mikroorganisme lokal yang bermanfaat. Namun tentu untuk memaksimalkan air cucian beras sebaiknya kita olah terlebih dahulu. Cara yang paling sederhana adalah dengan mencampurkan air cucian beras dengan molase atau gula merah ataupun gula pasir dan bakteri starter bisa berupa produk EM4 (kuning) ataupun kalian menggunakan MOL. Ada banyak sekali referensi perbandingan yang digunakan dalam mengolah air cucian beras namun biasanya untuk 1L air cucian beras kita bisa menambahkan 10mL em4 dan 10mL molase atau 10gr gula merah ataupun gula pasir.

Untuk wadah yang digunakan kita bisa menggunakan wadah apapun dan usahakan masih ada ruang di wadah tersebut agar wadah tidak meledak ketika kita terlambat membuang gas yang dihasilkan dari proses fermentasi. Kalian bisa melonggarkan tutup wadah yang kalian gunakan setiap hari atau menggunakan botol yang berisi air sebagai tempat membuangan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan cara memberi sambungan berupa selang dari botol fermentasi ke botol yang sudah diisi air. Hal ini akan memudahkan kita karena kita tidak perlu membuka tutup setiap hari. Pastikan juga bahwa tutup botol yang sudah dilubangi dan diisi selang tidak ada kebocoran, kalian bisa melakukan pengeleman luar dan dalam bagian tutup botol yang sudah diisi selang atau bisa menggunakan isolasi.



Ada baiknya gunakan bahan penyimpanan yang tidak tembus pandang atau sudah dicat namun jikapun tidak ada kalian bisa membungkusnya dengan plastik hitam atau langsung simpan campuran ini ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, untuk menghindari terjadinya kegagalan ketika proses fermentasi. Bisa disimpan dalam dus yang gelap dan tertutup atau diruang yang gelap namun tidak dingin ya. Biasanya dibutuhkan waktu 7-14hari agar larutan fermentasi air cucian beras bisa digunakan.



Untuk penggunaannya kita bisa encerkan hasil fementasi cucian beras dan air dengan perbandingan 1:5 ataupun 1:10 untuk dikocorkan ke tanah dan jika ingin disemprotkan maka bisa lebih encer lagi dengan perbandingan 1:20. Perlu dipahami penggunaan hasil fermentasi ini sebaiknya digunakan pada pagi hari sebelum matahari terbit ataupun sore hari setelah matahari tenggelam dengan pemakaian bisa seminggu 1x atau seminggu 2x.

Teknik kedua adalah mencampur air cucian beras dengan sekam bakar
Jika kalian ingin menggunakan air cucian beras secara langsung ada baiknya air cucian beras tetap diolah terlebih dahulu karena banyak sekali kekeliruan ketika menggunakan air cucian beras dan berujung tanaman menjadi mati. Kita bisa menggunakan sekam bakar sebagai pH booster atau mencegah penurunan pH tanah secara terus menerus akibat penggunaan air cucian beras secara langsung.

Cara pembuatannya sangat mudah kita tinggal mencampurkan air cucian beras dengan beberapa genggam sekam bakar kemudian dibiarkan 1-2 jam langsung bisa digunakan. Gambar di bawah ini adalah bayam hijau sehari setelah dikocor air cucian beras yang ditambahkan sekam bakar, tidak ada kerusakan pada tanaman tersebut walaupun masih kecil-kecil. Inilah sebabnya takaran yang tepat tidak akan merusak tanaman.



Pemberian air cucian beras yang sudah diolah dengan sekam bakar ini bisa diberikan sebanyak 100-200mL per tanaman dan dilakukan 2-3x seminggu. Saran kami jika kalian baru pertama kali mencoba sebaiknya buatlah dalam jumlah yang sedikit untuk 1-2 tanaman dan perhatikan hasilnya.



Berkebun di rumah dengan cara organik mungkin terlihat susah namun ada yang harus dipahami ketika kita ingin berkebun secara organik yaitu memahami apa sih bahan yang kita pakai ini, karakternya seperti apa, bagaimana cara mengolahnya dan takaran pemakaiannya berapa sehingga apa yg kita tanam akan lebih optimal dengan cara yang organik dan ramah lingkungan

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia
Pic : me
gustiarnyjaparinaspideyboydatang
spideyboydatang dan 14 lainnya memberi reputasi
15
8K
74
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Tanaman
Tanaman
icon
3.9KThread2.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.