suciasdhanAvatar border
TS
suciasdhan
Tradisi Unik Menyambut Ramadan Khas Urang Sunda


Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Marhaban  Yaa Ramadan


Apa kabar Agan Sista, Akang, Teteh, sahabat Kaskus di seluruh Indonesia? Tak terasa, kita saat ini tengah menjalani puasa Ramadan. Meski pun masih dibayang-bayangi pandemi yang masih juga belum pamit, tetapi kita harus tetap semangat menunaikan ibadah puasa. Semoga Agan Sista semua dalam keadaan sehat wal afiat selama menjalani #RamadanBerkah ini.

Berbicara mengenai tradisi menyambut bulan suci Ramadan yang penuh berkah serta ampunan, hampir semua masyarakat di Indonesia, memiliki berbagai macam tradisi yang menjadi ciri khas dari daerah masing-masing dan hanya akan kita temukan setiap Ramadan tiba. Kali ini, Ane yang berasal dari USA, alias Urang Sunda Asli, akan membahas beberapa tradisi unik dari Jawa Barat atau tatar Sunda yang masih tetap dijalani setiap menyambut datangnya bulan Ramadan Berkah

So, Agan Sista, Akang Teteh, apa sajakah tradisi unik menjelang Ramadan yang sampai saat ini masih dilestarikan dan dijalani oleh masyarakat Jawa Barat? Let's cekidot.

1. Nyadran atau Nadran

Tradisi Menyambut bulan Ramadan yang pertama dinamakan Nyadran atau Nyadran. Tradisi ini, biasanya dilaksanakan sebelum atau sesudah bulan puasa. Tradisi Nyadran ini merupakan prosesi budaya yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sunda dalam membersihkan makam dan melakukan doa.

Tradisi Nyadran, diambil dari bahasa Arab, Nadara atau lebih akrab disebut oleh orang Sunda dengan sebutan Nyadran yang berarti jarang atau langka. Biasanya dalam tradisi Nyadran ini, sebelum bulan Ramadan tiba, masyarakat berkunjung menemui sanak saudara atau berziarah kubur. Selama nadran, mereka  biasanya melakukan ritual membersihkan makam orangtua atau keluarga yang telah meninggal dunia, sambil memanjatkan doa ampunan bagi ahli kubur.

Ini tradisi Nyadran atau Nadran Ane, yaitu berkunjung ke makam almarhumah Ibunda tercinta.

Spoiler for Nadran ke makam Mimih:


2. Kuramasan


Sumber: di sini

Keramasan atau orang Sunda menyebutnya Kuramasan, berasal dari kata keramas, yaitu mandi dengan disertai membasuh kepala secara sempurna. Kebanyakan masyarakat menyebutnya dengan istilah mandi besar atau mandi taubat.

Tradisi ini, biasanya dilakukan sehari sebelum pelaksanaan puasa Ramadan berlangsung. Usia melaksanakan mandi besar atau kuramasan, setiap anggota keluarga biasanya melanjutkan dengan kegiatan saling memaafkan dari segala salah dan khilaf, baik yang disengaja mau pun tidak.

Aksi saling maaf-maafan ini, tidak hanya dilakukan antar anggota keluarga. Beberapa daerah melaksanakan kegiatan kuramasan ini di lingkungan masyarakat sekitar, dengan cara saling memaafkan antaranggota masyarakat.

3. Munggahan


Sumber: di sini

Tradisi Munggahan cukup populer di kalangan masyarakat Jawa Barat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Munggahan sendiri berasal dari kata munggah yang berarti naik atau meningkat. Dengan melaksanakan kegiatan ini, kita berharap mampu melakukan perubahan dalam berbagai hal, terutama berubah ke arah kebaikan, yaitu meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT selama bulan suci Ramadan.

Tradisi Munggahan, biasanya dilaksanakan seminggu atau dua minggu menjelang bulan Ramadan, yaitu dengan berkumpul bersama keluarga ataupun kerabat dan sahabat untuk bersilahturahmi, saling bermaaf-maafkan sebelum memasuki bulan suci Ramadan, lalu makan bersama.

4. Papajar

Tradisi ini hampir sama dengan Munggahan, yaitu salah satu tradisi yang dilakukan sebelum bulan puasa, dengan saling berkunjung ke tempat kerabat sambil makan-makan bersama. Selain saling mengunjungi dan berkumpul juga makan bersama dengan keluarga atau kerabat, Papajar juga biasa dilakukan hanya dengan makan bersama-sama di lingkungan sekitar tempat tinggal atau di lingkungan tempat kerja, atau bahkan makan bersama di tempat wisata yang dikunjungi.

Ini foto kenangan Ane saat Papajar bersama kepala sekolah, guru-guru, para staf, beserta jajaran pengurus yayasan di sekolah tempat Ane mengajar, jauh sebelum pandemi datang.

Spoiler for Kenangan Papajar Sebelum Pandemi:


Biasanya, nasi yang disiapkan dan dihidangkan dalam Papajar bukan nasi biasa, tapi nasi liwet. Kita menanak nasi liwet dan lauknya secara beramai-ramai di tempat terbuka, misalnya saja di halaman rumah.

Setelah matang nasi liwet tidak dihidangkan di atas piring, tapi dihidangkan di atas daun pisang yang dijejerkan memanjang. Lauk dan sambalnya pun disebar secara merata di atas nasi liwet yang sudah dihidangkan itu.

Berhubung sekarang sedang pandemi, Ane dan teman-teman yang biasanya berkunjung ke tempat wisata atau restoran, kini hanya melaksanakannya di gor lapangan badminton dekat rumah. Tentunya, kami tetap mematuhi protokol kesehatan. Meskipun Papajar tahun ini tidak terlalu banyak jumlah orang yang melaksanakannya, tetapi suasana dan keakraban antar teman terasa hangat dan cukup meriah.

Spoiler for Papajar dengan teman-teman sambil main bulu tangkis:


5. Ngabuburit

Ngabuburit atau mengabuburit menurut Wikipedia adalah, kegiatan menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.[1][2] Kegiatan ngabuburit dapat berupa banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau menghabiskan waktu di taman. Selain itu, kegiatan ngabuburit juga dapat berupa kegiatan keagamaan seperti mendengarkan ceramah ataupun mengaji.[3][4]
Sumber: Ngabuburit Wikipedia


Tradisi yang terakhir ini, dijalankan sepanjang bulan Ramadan dan hanya akan kita temui ketika memasuki bulan Ramadan saja. Ngabuburit adalah sebuah tradisi yang menjadi daya tarik tersendiri ketika melaksanakan puasa. Ngabuburit adalah istilah yang biasa dilakukan untuk menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Istilah ngabuburit ini dipakai oleh kebanyakan masyarakat Indonesia ketika mereka mencari takjil untuk berbuka atau hanya sekadar berjalan-jalan dari mulai senja menjelang, hingga adzan Maghrib berkumandang.

Setelah diberi libur awal Ramadan, yaitu 1 hari sebelum puasa dan 1 hari setelah puasa (total, libur selama tiga hari), para santri di pesantren tempat Ane mengajar, melaksanakan tradisi ngabuburit yang diisi dengan kegiatan Pesantren Ramadan, full selama satu bulan penuh, sampai hari terakhir puasa, dan dilaksanakan dari pukul 10.00 hingga ba'da Ashar. Pesantren Ramadan ini, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan di sekolah setiap bulan Ramadan tiba. Di hari terakhir puasa, biasanya, kegiatan Pesantren Ramadan ini ditutup dengan acara bukber atau buka puasa bersama.

Inilah kegiatan ngabuburit yang dilakukan oleh para santri di pesantren tempat Ane mengajar.

Spoiler for Tadarus Al Quran di Pesantren Al Huda:


Itulah, GanSist beberapa tradisi unik menyambut bulan suci Ramadan yang ada di Jawa Barat. Kalau di tempat GanSist apa saja tradisi Ramadannya?

Selamat menjalankan ibadah puasa, Agan Sista. Semoga puasanya lancar sampai akhir. Tetap patuhi protokol kesehatan, ya. Sampai berjumpa lagi di thread Ane yang lain.

Wassalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber:
Opini Pribadi

Tradisi Masyarakat Sunda Menjelang Ramadan

3 Tradisi di Jabar ini Bantu Sucikan Diri Jelang Bulan Ramadan

Papajar Tradisi Piknik dan Makan-makan Sebelum Puasa

Gambar:
Dokpri

Kuramasan

Munggahan
Diubah oleh suciasdhan 16-04-2021 06:47
lianasari993Avatar border
azka81Avatar border
ukhtyfit81Avatar border
ukhtyfit81 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
2.4K
72
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.