Bukan cuma Milo yang terkenal dari Kroton, tapi juga ada Phayllos of Kroton yang jaya hampir seratus tahun setelahnya.


Diketahu, Phayllos merupakan salah satu atlet paling legendaris dan bersejarah pada zaman purba. Bagaimana tidak? dari semua cabang Olahraga yang tersedia di Olimpiade kala itu, yakni lempar cakram, lempar lembing, gulat, lari sprint 200 yard, dan lompat jauh, Phayllos diceritakan menguasai semuanya bahkan mempunyai kemampuan paling mumpuni diantara manusia lainnya.

Dengan kehebatannya tersebut, Phayllos pun memboyong gelar juara di Pekan Olahraga Pythian, seluruh turnamen lari, dan Olimpiade.

Aksinya paling terkenal yang dikenang dan menjadi slang diantara para atlet atletik adalah "mendorong angin". Istilah ini merujuk pada rekor luar biasa yang ia ciptakan di masa itu, yaitu lompatan 55 kaki atau lima kaki di luar lokasi pendaratan.

Perlu digarisbawahi, satu lompatan kaki Phaylos itu sama dengan 33 kaki ukuran manusia sekarang. Tidak hanya itu, aturan lompat jauh pada masa itu adalah atlet diwajibkan membawa beban seberat dua kilogram untuk menambahkan momentum bagi lompatan mereka.

Prestasi Phayllos of Kroton yang paling terkenal adalah jarak 95 kaki dalam cabang olahraga lempar cakram. Ets, cakramnya gimana tuh bentuknya? Ya, cakram pada masa itu buat dari batu seberat 1,4-6,3 Kilogram dengan bentuk yang berbeda-beda.

Cerita ini awalnya ditulis dengan apik oleh para penulis zaman purna yang terkenal seperti Zenobius, Scholion, Pausanius dan Herodotus yang ditulis ulang dan dirangkum dalam "100 Atlit yang Membentuk Sejarah Olahraga".Untung ada mereka, kalau nggak ada kita nggak akan tahu kisah sekeren ini.

Jujur Gan Sis, saat menulis thread ini tuh Ane jadi penasaran banget rasanya hidup di zaman purba dimana aksara belum ditemukan dan komunikasi belum sepenuhnya lancar. Tapi, kompetisi olahraganya sudah luar biasa dan jiwa kompetitif orang-orangnya pun patut diacungi jempol.