cintadineAvatar border
TS
cintadine
5 Alasan Smartphone Lokal Sekarang Gagal Bersaing dan Tidak Laku
Selamat datang kembali di thread ane gan.

Ketika smartphone sudah mulai canggih dan Android pertama kali muncul, harga yang beredar di pasaran ketika itu cukup tinggi dan tidak semua orang membelinya. Hal yang seperti ini terjadi selama bertahun-tahun sebelum akhirnya sekitar tahun 2012 bermunculan vendor smartphone lokal yang turut memproduksi Android. Kehadiran OS Android memang banyak memberikan keuntungan karena open source dan menjadikan semua vendor bisa menggunakannya tanpa harus membayar lisensi. Jadilah banyak vendor lokal Indonesia yang menggunakannya.

Vendor atau brand lokal Indonesia kala itu membuat smartphone Android yang murah dan di sinilah orang-orang dari segala kalangan mulai dapat menikmati Android. Kala itu harga Android di bawah harga sejutaan laris manis. Namun kejayaan brand smartphone lokal tidak bertahan terlalu lama karena berdatangan brand asal China yang membawa kualitas yang mumpuni.

Kini, smartphone lokal benar-benar sudah nyaris tidak terdengar lagi. Sekalinya bikin produk, orang-orang akan langsung mengkritik dan lebih parahnya lagi menjadi sasaran roasting para reviewer gadget di Youtube.

Sebenarnya kalau kita analisa sedikit, ada beberapa alasan kenapa smartphone lokal tidak laku dan kurang bisa bersaing. Berikut pembahasan singkatnya gan.

1. Perubahan Pasar


Coba agan ingat kembali memori agan ke sekitaran tahun 2013, pada saat itu smartphone Android lokal yang laku keras di pasaran adalah segmen ultra low end atau dengan harga di bawah 1 jutaan. Saat itu Android memang masih dalam tahap pengenalan jadi orang-orang masih gemar menggunakan smartphone Android ekstra murah. Android murah yang fenomenal saat itu salah satunya adalah Andromax C yang harganya Rp. 650 ribu. Kemudian vendor seperti Mito, Evercoss, dan Advan juga menjual produk Android murahnya.

Saat itu ponsel low end buatan brand global harganya di atas sejutaan hingga di bawah dua jutaan. Tapi speknya hampir sama dengan Android lokal yang harganya ratusan ribu.

Semuanya berubah sejak sekitar tahun 2015 atau 2016 di mana pasar yang paling ramai adalah ponsel sejutaan dan dua jutaan. Android dengan harga ratusan ribu sudah tidak dilirik lagi. Smartphone lokal kesulitan dalam bersaing karena masalah harga tersebut.

2. Spesifikasi

Alasan yang kedua adalah masalah spesifikasi. Smartphone lokal yang dirilis pada era sekarang selalu kalah dalam hal spek. Terutama masalah chipset yang entah kenapa vendor lokal tak mau menggunakan Snapdragon atau Mediatek, mungkin karena mahal. Mereka malah menggunakan chipset yang asing di telinga seperti Spreadtrum.

Masalah spek pada Android lokal lainnya adalah kamera. Tidak ada yang bisa diharapkan dari kualitas kamera Android lokal. Xiaomi sebagai produsen smartphone harga terjangkau saja mampu memberikan kamera yang kualitasnya lumayan, sedangkan Android lokal terlihat ngos-ngosan.

3. Xiaomi dkk yang menggila


Xiaomi masuk ke Indonesia pada 2014 dengan produknya Redmi 1s, sejak saat itu dunia persilatan smartphone Indonesia geger. Bagaimana tidak? Xiaomi mampu memberikan spesifikasi dan kualitas mumpuni dengan harga yang terjangkau. Kemudian ada brand asal China lainnya yaitu Oppo dan Vivo yang lebih menyasar kelas mid range dan high end. Android lokal semakin tak berdaya, mereka tak mampu melawan Xiaomi yang terkenal gila dalam menghancurkan pasar.Belum lagi Android lokal harus bersaing dengan Samsung yang konsisten memproduksi smartphone entry level yang kualitasnya sangat dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

4. Kualitas Kurang bagus di Mata Konsumen


Semakin banyak masyarakat Indonesia yang melek terhadap teknologi smartphone. Itu menjadikan semakin banyak orang yang tahu kualitas seperti apa yang mereka butuhkan ketika membeli sebuah smartphone. Smartphone lokal sering kali dicap kualitasnya yang kurang bagus dan asal jadi. Masyarakat bukannya tidak cinta dengan produk lokal, tapi tidak cinta dengan produk yang kurang baik. Jika saja smartphone lokal kualitasnya setara dengan brand global terkenal dan kepercayaan dari konsumen, maka akan beda ceritanya.

5. Selera dan Kebutuhan Konsumen

Ada beberapa segmen pasar smartphone saat ini termasuk segmen untuk konsumen pecinta kamera dan gaming. Oppo mungkin spesialis smartphone dengan kamera yang baik, brand inilah yang diincar oleh para pecinta kamera terutama kaum hawa. Sementara para pecinta game akan memilih smartphone khusus gaming mulai dari entry level hingga high end dikuasai oleh beberapa brand yang sudah punya nama seperti Xiaomi dan Realme. Sementara orang yang menginginkan kualitas secara umum akan memilih Samsung. Lantas, siapa yang akan memilih smartphone lokal?


Nah, itu dia gan pembahasan singkat dari ane. Kira-kira ada yang mau nambahin enggak? emoticon-Ngakak

Quote:
denydoankAvatar border
viqririatraAvatar border
yanriyanyanAvatar border
yanriyanyan dan 41 lainnya memberi reputasi
42
22.6K
201
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Handphone & Tablet
Handphone & Tablet
icon
10.8KThread8.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.