ABIBLIOPHOBIA

Hai... hai... hai. Salam jumpa kembali dengan Ki Jagat Alit yang telah menghilang beberapa waktu lamanya karena hiatus( demi melakukan puja semedi untuk mengasah kemampuan menulisnya, dari menulis ala cakar ayam menuju penulisan yang lebih bermutu)


*

Sebelum masuk ke trit Ki Jagat Alit kali ini, sekadar intermezosebagai pembuka. Ki Jagat Alit pingin tahu saja,

pernahkah kalian merasakan ada yang kurang dalam hidup kalian jika tidak menulis barang sehari saja?

Apakah pernyataan: "Namanya juga penulis, masa tidak menulis atau berhenti menulis, sih?"

Pasti terasa sekali ada yang kurang dalam menjalani hidup kalian. Gelisah, pusing atau malah terasa gatal di seluruh tubuh? Bagi penulis, tidak menulis adalah suatu siksaan yang maha berat.

Karena menulis menjadi kebutuhan yang hukumnya wajib ain bagi kalian, bukan?

Lalu, apakah kaitannya pertanyaan pembuka itu dengan trit kali ini?

Baiklah, langsung saja masuk ke pokok permasalahan!

Abibliophobia, apakah ada yang pernah mendengar kata atau istilah ini?


Jika menulis adalah wajib bagi kalian maka bagi pembaca, membaca adalah wajib hukumnya bagi mereka juga.

Bahkan sampai karena kegemaraannya membaca atau saking maniaknya, kapan saja, di mana saja mereka akan terus membaca!

Malah saking gilanya membaca ada sebagian orang yang mempunyai rasa ketakutan tidak bisa membaca, atau kehabisan bahan bacaan.



*

Dari kamus psikologi populer ditemukan bahwa


Lho, kok bisa? Yuk, kita kulik bersama!












Bagaimana dengan Abibliophobia ini?




Abibliophobia adalah phobia yang dialami oleh beberapa orang yang sudah mempunyai kebiasan membaca buku.

Meski anak-anak jarang mengidap phobia ini namun gejala-gejala Abibliophobia ini bisa dikenali dari masa kanak-kanak sampai remaja.

Gejala-gejalanya seperti berikut:

1. Anak akan membaca secara berlebih.

2. Anak lebih banyak mempunyai buku dibandingkan memiliki teman.

3. Anak lebih banyak membaca buku dibandingkan dengan orang-orang di sekitarnya.

4. Anak lebih percaya guru atau pustakawan di sekitarnya.


Jika kalian melihat gejala-gejala seperti ini, kalian harus segera waspada karena tidak menutup kemungkinan, anak tersebut telah terjangkitAbibliophobia yang membuat mereka kecanduan membaca.

Bukannya bagus kalau gemar membaca?

Eits, tunggu dulu!



Pastinya keadaan ini akan mengganggu kehidupan sehari-harinya, bukan?






Psikolog akan melakukan serangkaian tes untuk memastikannya.

Kemudian akan dilakukan treatment khususuntuk menyembuhkan ketakutan ini.

Treatment khusus bukan menjadi jaminan kesembuhan secara instan, tapi peran keluarga dan pribadi perorangan akan menentukan kesembuhan itu.



1. Mengurangi waktu atau dosis lama membaca setiap harinya.

2. Mengurangi target buku atau bacaan apapun.


3. Lakukan kegiatan pengganti yang bermanfaat untuk mengurangi kecenderungan membaca.