Gambar

Dikutip dari Oxford Learner’s Dictionaries, Alter Ego merupakan seseorang yang kepribadiannya berbeda dengan kepribadian aslinya atau bertindak sebagai sisi lain dari kepribadian asli seseorang. Dalam bahasa Latin, Alter Ego mempunyai arti "aku yang lain" yang merupakan diri kedua dari seseorang, yang diyakini berbeda dari kepribadian aslinya. Namun sebenarnya alter ego sendiri berasal dari istilah psikologi.

Dari istilah psikologi, alter-ego diartikan sebagai penyakit
psikologis dimana seseorang memilliki 2 kepribadian sekaligus. Atau dalam bahasa masyarakat awam biasa disebut kepribadian ganda. Namun dalam hal ini alter ego berbeda dengan kepribadian ganda Dissociative Identity Disorder (DID) yang mana pada kasus alter ego, orang tersebut menyadari bahwa dirinya berperilaku berbeda dari jati diri yang sesungguhnya, sehingga orang tersebut dapat mengontrol kapan ia menggunakan alter egonya. Pada DID, seseorang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kepribadian lebih dari satu.



Gambar

Alter Ego ini pun seringkali terjadi di sekeliling kita, bahkan mungkin pada diri kita sendiri tanpa benar-benar kita sadari. Karena maraknya sosial media yang ada di dunia mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp, sampai dengan Tiktok bahkan YouTube, memungkinkan seseorang membentuk kepribadian lain dari dirinya di dunia maya. Banyak sekali dari kita yang 'tersesat' di dunia maya kemudian menjadi orang yang tidak sama dengan diri kita di dunia nyata. Gimana nih apa Gansis ngalamin hal yang sama seperti alter ego ini? Atau pernah punya teman yang persis seperti gelaja alter ego ini?

Benarkah sosial media dapat menjadi pemicu terjadinya alter ego pada seseorang? Tentu saja. Apalagi jika intensitas penggunaan sosial media ini berlebihan dan tanpa batasan. Dengan banyaknya sosial media, semakin besar peluang seorang memiliki kepribadian lain dalam dirinya. Dengan bersembunyi di balik layar kotak smartphone seseorang bisa menjadi siapa saja sesuai keinginan dirinya yang di dunia nyata tidak dapat ia realisasikan. Seorang introvert di dunia nyata bisa saja menjadi ekstrovert di dunia maya. Orang yang terlihat pendiam di dunia nyata bisa saja menjadi orang yang supel dan cerewet di dunia maya. Tidak jarang sikap seseorang yang seperti ini dapat menipu orang-orang.

Selain itu Jalaludin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi berkata bahwa faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang salah satunya adalah Significant Other (Orang Lain) yang mana seseorang dapat membentuk pribadi baru di dunia maya ketika orang-orang di sekitarnya lebih banyak mengabaikan dan tidak menghargainya, misal orang tua yang terlalu sibuk dan tidak memperhatikan anaknya dapat membuat seorang anak membentuk alter ego di sosial media karena merasa tidak diperhatikan di dunia nyata. Ini hanyalah satu dari sekian faktor dan alasan. Bisa jadi Gansis merasa pernah ingin menjadi orang lain untuk lari dari diri kita yang sebenarnya di dunia nyata.

Oleh karena itu, lebih bijaklah menggunakan sosial media. Percayalah masih banyak orang di sekeliling kita yang dapat menghargai kita apa adanya. Sebab menjadi orang lain tidak serta merta membuat kita benar-benar bahagia. Dan bagi Gansis yang sudah terlanjur 'tersesat' dalam dunia alter ego, mulailah dengan mengurangi konsumsi sosmed agar Gansis bisa hidup lebih nyata bersama orang-orang yang Gansis cintai. Gunakan sosmed seperlunya, sepentingnya, dan sepintarnya.


Daftar pustaka
Maulidhina, Nizha (2019) Konsep Diri Alter Ego Di Media Sosial (Studi Fenomenologi Konsep Diri Pengguna Akun Alter Ego Memposting Foto Seksi di Twitter dalam Menunjukkan Identitasnya yang Berbeda di Kota Bandung). Other thesis, Universitas Komputer Indonesia.
https://www.alodokter.com/komunitas/...-pribadi-ganda