Sering ane mendengar beberapa orangtua di lingkungan terdekat, nyeletuk tentang
bayi yang menurut standar mereka kurang gemuk.
"Eh Ipeh, ini anaknye ngape kurus? Gak dikasih makan, ye!?" Tanya Bu Ani, dengan nada julidnya.
Menurut mereka, bayi gemuk sudah pasti sehat. Menurut mereka bayi kurang gemuk berarti kurang dikasih makan, benarkah?
Berat Badan Bayi
Mulai heboh dijagat media sosial, khususnya dunia IG dan Per-Tik-Tok-an. Seorang ibu yang baru melahirkan diajak main ke rumah mertuanya oleh sang suami. Sampai di rumah mertua, sang bayi yang berusia 34 hari dan dianggap kurang gemuk itu langsung diberi susu kambing yang ditambahkan madu. Dengan alasan, bahwa susu formula itu haram, susu kambing lebih bergizi dan bikin gemuk.
Benarkah? Tentu saja benar, benar bahwa susu kambing bergizi tinggi. Namun, yang namanya bayi baru lahir tentu sistem pencernaannya akan berbeda dengan balita atau bahkan orang dewasa. Diperlukan waktu bagi sistem pencernaan manusia agar aman mengonsumsi makanan-makanan tertentu. Itulah kenapa saat ini dengan bertambah cerdasnya manusia, maka program ASI Eksklusif digalakkan dengan semangat. Kemudian dilanjutkan dengan MPASI yang paling cepat diberikan pada usia 5 bulan atau bahkan menunggu dulu hingga 7 bulan pada beberapa kasus. Darisini kita lihat bahwa pendidikan mengajarkan manusia untuk lebih kritis terhadap sistem pencernaan manusia (terutama yang baru lahir) agar dikenalkan pada makanan-makanan secara bertahap.

Bolehkah Susu Kambing Diberikan Pada Bayi Berumur 34 Hari?
Menurut dr. Dyan Mega Indrawati, pemberian susu kambing boleh diberikan kepada balita asal sudah berusia lebih dari 6 bulan (sumber).
Disebut boleh juga dengan catatan harus tetap waspada, karena meskipun bergizi tinggi, kandungan asam folat pada susu kambing terbilang rendah. Kekurangan asam folat pada balita dapat menyebabkan mereka anemia.

Bicara tentang hubungan seorang menantu (khususnya perempuan) di mata mertua (ibu si suami) tentu akan sedikit rumit, terutama dalam hal mengasuh anak. Si mertua yang memang dari segi pengalaman sudah pasti memiliki lebih banyak cerita ketimbang si menantu, kebanyakan merasa paling tau dan paham. Sehingga berani mengambil inisiatif yang menurutnya benar. Tak jarang, inisiatif ini jika dibatasi oleh para anak, mereka akan tersinggung.
Kalau tujuan inisiatif tersebut adalah agar anak menjadi lebih sehat, mungkin masih bisa ditolerir. Dalam kasus ini? Hanya supaya si bayi menjadi lebih gemuk dan lucu dilihat. Gak ada otak, 'kan?
Gambar : Google, Instagram
Referensi :
3. Instagram
[spoiler=video di IG]

Quote:Original Posted By dr.anonymous ►
ini kacau sih, akibat tradisi jaman susah dulu masih diturunin sampai detik ini, salah kaprah orang tua jaman dulu anak sebulan udah dikasih pisang, bahkan madu. anak 1 tahun aja blm boleh dikasih madu
haduh, pencernaan bayi masih labil dan blm bisa dihajar makanan begituan. anak 0-6 bulan masih full asi, kalau ga bisa full asi bisa dibantu sufor sesuai kebutuhan bayi. 6-1 baru bantu mpasi itupun mpasi pilihan, jangan pisang doang

buat kalian yang punya bayi dan anak, GEMUK itu bukan standard tanda anak sehat, kemenkes jaman harto yang dibawah sampai era beye pernah ditegur persatuan DSA bahwa iklan anak kurus kurang sehat itu menyesatkan!
Quote:Original Posted By thejazzluvr ►
Pemahaman paling tolol sepanjang zaman. Bayi gemuk bukan berarti sehat, bayi gemuk sudah pasti overweight, obesitas, lemak tubuhnya tinggi dan tentu saja peredaran darahnya tidak lancar.
Sejak bayi harus perhatikan namanya asupan kalori, BMI, TDEE dan BMR.. niscaya akan jadi anak yang fit dan sesudah dewasa akan jadi orang yang tangguh dan punya fisik kuat seperti Captain America.
Itu baru namanya orang tua cerdas...