• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Cryonics, Tekhnologi Mutakhir Ini Mampu Menghidupkan Kembali Orang Mati? Amazing!

hvzalf
TS
hvzalf 
Cryonics, Tekhnologi Mutakhir Ini Mampu Menghidupkan Kembali Orang Mati? Amazing!


gambar

Kematian merupakan sesuatu yang pasti. Mati adalah ketika mata terpejam untuk selamanya dan terpisahnya roh dari jasad. Sejak napas telah dicabut oleh malaikat, maka dimensi kehidupan mereka pun telah berbeda. Bukan lagi di dunia namun berganti di sebuah alam bernama barzakh. Sebuah tempat di mana menunggunya hari akhir tiba.

Seseorang yang telah dinyatakan meninggal tak akan pernah hidup kembali. Sekuat apapun usaha dilakukan untuk mencoba membangunkan mereka tentu semua itu adalah hal yang mustahil. Namun, nampaknya takdir ini seakan ingin dibantahkan oleh ilmuwan dengan menciptakan tekhologi yang kelak bisa menghidupkan kembali mereka yang mati. Beberapa penemuan sains dan tekhonolgi saat ini mampu mematahkan kemustahilan yang dulu tak pernah terpikirkan.



gambar

Kini, seiring perkembangan zaman para ilmuwan kian memiliki ide anti mainstream yakni dengan akan diciptakannya sebuah tekhnologi yang mampu menghidupkan kembali orang mati. Proyek tersebut sudah mulai dikerjakan dan diusahakan. Jika berhasil, tentu penemuan ini akan menjadi menarik. Lalu, seperti apa tekhnologi satu ini bekerja?

Penemuan ini disebut dengan cryonics. Konsep ini dilakukan dengan cara mengawetkan tubuh manusia dalam suhu sangat rendah untuk kemudian di masa depan bisa dihidupkan kembali jika tekhnologi telah memadai untuk mengabulkan harapan tersebut. Tekhnologi satu ini sangatlah rentan bersifat spekulasi. Sebab tidak ada yang tahu akan seperti apa perkembangan ke depannya. Mungkinkah alat untuk menghidupkan orang yang sudah mati itu benar-benar ada? Jika tidak pernah ada, maka jasad-jasad yang telah diawetkan tersebut selamanya akan berada di dalam tangki.



gambar

Ide ini muncul dari ahli Fisika bernama Robert C. W. Ettinger di tahun 1962. Ia meyakini bahwa tubuh manusia bisa diawetkan untuk kelak dibangkitkan kembali. Praktek cryonics ini ternyata sudah dimulai pada tahun 1967, ketika jasad dari James Bedford yang meninggal karena penyakit kanker diawetkan di dalam tangki pendingin.

Bagaimana cryonics ini dilakukan? Pertama tubuh pasien akan didinginkan di atas bak agar suhu pada jasad tersebut menjadi turun. Kemudian memastikan sel-sel pada otak tidak rusak karena proses pendinginan. Setelah itu, darah pada tubuh harus diganti dengan cairan yang memiliki sifat anti membeku.



gambar

Selanjutnya, jika prses pertama telah dilakukan maka jasad itu akan dibawa ke penyimpanan. Sampai di sana tubuh tak berdaya itu akan dibalut dengan sleeping bag. Lalu, dibekukan kembali di sebuah gas nitrogen dengan suhu -110 derajat dalam beberapa jam. Selang 2 minggu kemudian, tubuh pasien akan kembali dibekukan dengan suhu -196 derajat celcius. Tubuh pasien yang telah dibekukan kembali itu akan disimpan di dalam tangki berisi nitrogen cair.

Tetapi, sejauh ini tekhnologi tersebut belum mampu dibuktikan. Manusia mungkin bisa membekukan jasad seseorang namun belum tentu berhasil menghidupkan kembali orang yang telah mati. Kalaupun tekhnologi ini berhasil, maka hidupnya orang yang telah meninggal barangkali hanya sekedar bagian organnya saja. Tapi, tidak untuk kembali nyawanya.



gambar

Bagi GanSis yang berminat, cukup merogoh kocek sebesar US$150 ribu atau 2,2 miliar rupiah.

Tekhnologi ini tentu sangat sulit sekali berhasil, sebab banyak variabel yang mesti dipahami oleh para ilmuwan. Ada kuasa Tuhan dalam hal ini yang mana Sang Pemilik nyawa itu sendiri.

Sumber :

Ulasan Pribadi

1
Diubah oleh hvzalf 06-04-2021 02:55
Negrodindrastridlubangkaca
lubangkaca dan 28 lainnya memberi reputasi
27
14.7K
263
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.