mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
6 Kali Tanding Cuma Sekali Menang, Ini Rupiah Apa Liverpool?


Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Well, investor memang sepertinya sedang fokus ke pasar obligasi pemerintah AS sehingga tidak ada ruang untuk instrumen lagi, apalagi di pasar negara berkembang seperti Indonesia.
Pada Jumat (5/3/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.260 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya atau stagnan.

Namun dalam hitungan menit rupiah langsung terperosok. Pada pukul 09:03 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.280 di mana rupiah melemah 0,14%.


Baca: Walah! Rupiah Kayaknya Bakal Melemah dan Lumayan Parah...
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan depresiasi 0,14% di hadapan dolar AS. Dalam enam hari perdagangan terakhir, rupiah cuma menguat sekali. Sisanya empat kali melemah dan sekali stagnan. Dalam enam hari tersebut, rupiah melemah 1,28% secara point-to-point.

Hasil yang diraih rupiah mirip-mirip dengan Liverpool, klub sepakbola asal Inggris. Dalam enam laga terakhir di Liga Primer Inggris, Si Merah cuma menang sekali. Akibatnya, Liverpool tercecer di peringkat ke-7 di klasemen sementara Liga Primer musim 2020/2021. Harapan untuk mempertahankan trofi juara praktis musnah.

Hari ini, pelemahan rupiah masih disebabkan oleh faktor yang mirip dengan hari-hari sebelumnya. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS naik lagi.
Pada pukul 07:59 WIB, yield surat utang pemerintahan Joseph 'Joe' Biden naik 1,2 basis poin (bps) menjadi 1,562. Tidak hanya yang 10 tahun, tenor lainnya pun naik.


Baca: Mohon Maaf, IHSG-Rupiah-SBN Sepertinya Bakal Babak Belur!
Untuk mengendalikan laju kenaikan yield, investor berharap Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal lebih agresif dalam memborong US Treasury Bonds. Sebab ketika permintaan meningkat, harga obligasi akan naik sehingga yield bergerak turun.

Namun dalam sebuah forum yang digelar Wall Street Journal, Ketua The Fed Jerome'Jay' Powell menegaskan kebijakan yang saat ini ditempuh masih layak (appropriate). Artinya, The Fed belum akan menambah nilai pembelian aset berharga (quantitative easing) yang saat ini adalah US$ 120 miliar per bulan.

"Kenaikan yield memang terlihat dan membuat saya menaruh perhatian. Namun kami belum menilainya sebagai pergerakan yang kebablasan. Posisi (stance) kebijakan kami yang sekarang masih layak," tegas Powell, sebagaimana dikutip dari Reuters.


Tanpa tambahan gelontoran duit dari The Fed, yield obligasi pemerintah AS lebih leluasa untuk naik. Kenaikan yield ini membuat investor terpana dan mengalihkan pandangan ke sana. Tidak ada waktu untuk mengurus aset lainnya.
"Pasar mengartikan pernyataan Powell bahwa The Fed tidak mencoba menghambat kenaikan yield sehingga investor melihat ada sinyal yield bisa terus naik. Ternyata kejadian," ujar Scott Brown, Kepala Ekonom Raymond James yang berbasis di Florida (AS), seperti diwartakan Reuters.

Perkembangan ini membuat aset- aset lain seperti saham ditinggalkan. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup anjlok. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambruk 1,11%, S&P 500 ambes 1,34%, dan Nasdaq Composite ambrol 2,11%.



Rontoknya Wall Street menular ke Asia, arus modal yang mengalir ke pasar keuangan Benua Kuning seret. Akibatnya, mata uang utama Asia ramai-ramai melemah, termasuk rupiah.



https://www.cnbcindonesia.com/market...aign=cmssocmed
fans MU mungkin emoticon-Hammer2
viniestAvatar border
n.h3Avatar border
yeezAvatar border
yeez dan 20 lainnya memberi reputasi
21
5K
75
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.