mbakendutAvatar border
TS
mbakendut
Cinta Pertama Masa SMA yang Tak Sampai


Kalau ada orang yang bilang jika masa SMA itu menyenangkan dan penuh tawa, aku adalah salah satu orang yang gak setuju. Iya sih senang. Aku berprestasi di SMA (baca: cuma saat kelas 10). Karena setelah naik ke jenjang lebih tinggi, aku bahkan gak pernah mencicipi masuk ke jajaran 10 besar. Sungguh ironi. Dan aku antara pengen sedih dan ketawa sekaligus mengingat jika mungkin memang ini ada hubungannya dengan kisah cintaku yang menyedihkan saat itu.

Aku merasakan apa itu rasanya berbunga-bunga dengan lawan jenis pada semester satu di kelas 10. Aku dekat dengan salah satu cowok di kelas. Kedekatan kami berdua bukan kebetulan. Aku yang awalnya comblangin dia dengan temanku karena mereka sering berantem, malah berbalik dekat dengan si cowok ini. Suatu hari, kami bertuker nomor telpon dan kedekatan secara personal itu pun terjalin.

"Tukaran nomor, yah. Sekalian nanti kalo ada PR bisa lebih gampang," ujarnya.

Kami tidak terang-terangan dekat saat di kelas, tetapi melalui sms. Hampir tiap hari kami sms-an. Yah, you know? Saat itu, paket sms Telkomsel gak semahal sekarang. Hal yang bikin aku mulai baper ialah ia sering membalas pesan dengan kalimat berbahasa Inggris yang romantis. Aku masih ingat salah satu sms-nya: “You’re so beautiful today”. Aku yang gak bodoh-bodoh amat ini tau artinya.

Baper? Tentu saja. Seumur-umur sampai usiaku 15 tahun saat itu, belum ada satu pun cowok yang bilang aku cantik. Aku juga sadar jika diri ini tidak memenuhi standar kelayakan dibilang cantik. Tanpa bermaksud merendahkan diri, aku adalah cewek gendut. Namun, meski aku sadar diri ini kurang, kedekatan kami terus terjalin baik itu via sms maupun saat di kelas. Bahkan aku berharap jika ada saat di mana kami bisa menjalin hubungan lebih dari sekadar teman. Dia humoris dan manis, mampu membuatku jatuh hati.




"Aduh, Ya Allah susah amat sih. Aku maunya satu kelompok sama kamu aja. Yah, please?"

"Udah gak bisa, Van. Peraturannya cuma 3 orang."

"Gak. Kita mesti sama-sama. Aku gitaris, kamu vokal sama Ratna. Ok?"

"Kenapa sih ngotot banget? Kan ada sepupumu tuh pinter nyanyi juga."

"Aku maunya kamu, oke? Gak ada penolakan."


Penampilan perdana kami di kelas demi pemenuhan nilai mapel seni saat itu membuatku banjir ukungan dari teman dekat juga meluncur deras silih berganti. Kata 'ciee' terus berkumandang. Aku yang pada dasarnya gak bisa nahan rasa, mengutarakan isi hati ini pada teman cewek yang aku percaya bisa jaga rahasia.

Larut dalam euforia bahagia, hingga suatu hari ... BOOM! Pagi hari yang cerah, aku harus menelan pil pahit yang membuat duniaku seakan terjungkir balik.

Dia dan teman cewek yang aku percaya ... jadian. Suatu hubungan yang ajaib mengingat sepengetahuanku, mereka gak dekat sama sekali. Dan yah, setelah dibuat shock di sekolah, hari itu saat pulang, aku menangis. Untuk pertama kalinya, meratapi cinta pertamaku yang tidak sampai.

Sejak saat itu, hubungan kami merenggang. Dia perlahan menjauh dan aku juga sadar diri tak ingin membuat pacarnya yang cantik itu cemburu. Aku setuju jika mereka serasi. Kalau sama aku? Hh, cuma bisa terwujud dalam mimpi.

Suatu hal yang membuatku ingin tertawa dan menangis sekaligus hingga detik ini adalah bahwa aku gak diberi kesempatan untuk move on. Aku dan dia dipertemukan kembali dalam satu kelas hingga kami lulus. Bayangkan, aku harus menahan pahit dan sesak melihatnya menjalin kasih dengan cewek lain (cewek sebelumnya gak langgeng) yang juga teman kelas kami.

Aku gak yakin apa rasa tertekan akan patah hati ini berpengaruh pada prestasiku selama kelas 11 dan 12 SMA. Namun mungkin jika ingin ditelaah lagi, kisah cinta yang tragis ini memang membuat tingkat konsentrasiku menurun. Lucunya, ketika Ivan pada akhirnya tau jika aku suka dia, malah aku yang terlihat seperti orang bodoh. Dan seiring berjalannya waktu, rasa penyesalan itu pun hadir.




Ya, menyesal. Andai aku gak baper dengan pertemanan ini, mungkin hubungan kami baik-baik aja dalam artian hanya teman biasa. Andai aku gak ember, dia gak bakal tau aku suka dia. Jika hanya membuat malu, harusnya jika terlanjur cinta alangkah lebih baik jika rasa suka ini kupendam hingga seiring berjalannya waktu, ia akan memudar dengan sendirinya.

Sekarang, udah lima tahun lamanya aku gak pernah bertemu lagi dengan Ivan. Mungkin kami memang cuma ditakdirkan dari tahap gak saling mengenal, berteman, hingga akhirnya kembali menjadi asing.


Quote:


Diubah oleh mbakendut 03-03-2021 17:47
mamaproduktifAvatar border
indrag057Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.1K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.6KThread27.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.