• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Tempat-tempat Favorit yang Diambil Alih Android! Pasukan "Nostalgic" Mana Suaranya?

Vieee111Avatar border
TS
Vieee111
Tempat-tempat Favorit yang Diambil Alih Android! Pasukan "Nostalgic" Mana Suaranya?
Assalamualaikum😳

Jumpa lagi di thread saya yang apalah-apalah. Ahiw!

Kali ini saya akan mengajak para nostalgic untuk mengenang kembali tempat-tempat favorit yang sekarang mulai dilupakan terlebih lagi setelah menjamurnya pengguna android.

Maraknya pengguna
ponsel pintar/android belakangan ini, selain berdampak pada tingkah laku dan cara berpikir masyarakat, ternyata juga berpengaruh pada nasib tempat-tempat yang dulunya menjadi sasaran nongkrong yang asyik, tetapi kini mulai dilupakan.

Tempat-tempat apa sajakah itu? Apakah salah satunya juga merupakan tempat favorit Agan Sista? Yuk, cek sama-sama.


1. Warnet



gambar

Siapa yang belum pernah datang ke warnet? 😳

Sebagai orang yang lahir tahun 90-an, saya merasakan betul seberapa besar manfaat warnet atau warung internet ini. Bahkan saat zaman kuliah, saya sering menghabiskan waktu di warnet yang buka 24 jam untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah sembari mendengarkan musik lewat Winamp (hayo, siapa yang dulu juga suka mutar winamp sambil berselancar di sosmed?)

Lewat ruangan kecil/bilik yang diberi sekat pembatas (beberapa bahkan ada yang terbuka) saya saat itu merasa sangat bersemangat karena merasa seperti menemukan hiburan baru. Tarif warnet saat itu juga masih murah, sekitar 1500 hingga 2000 perak per-jam, kita sudah bisa menikmati berbagai fitur dan menjelajah sosial media. Saya pernah beberapa kali databg ke warnet bersama teman-teman dan masuk di dalam bilik secara berdesak-desakan. Sesekali kita berebut mouse atau menjerit saat menemukan berita terbaru tentang artis idola. Iya, saya senorak itu. 😅

Kini seiring berkembangnya zaman dan semakin maraknya produksi ponsel pintar banyak warnet yang sepi dan mulai ditinggalkan. 😞


2. Wartel

Kalian pernah menelepon seseorang lewat telepon umum? Bagaimana sensasinya?

Saya pribadi terbilang jarang menggunakan wartel. Selain tidak ada orang jauh yang harus saya hubungi, saya juga bukan orang yang selalu berinisiatif ubtjm menelepon orang lebih dulu.

Namun, waktu SMA, saya pernah mendapat tugas sekolah untuk merangkum percakapan telepon dan wajib menyertakan bukti panggilannya (struk)

Jadi saat itu, mau tidak mau saya harus benar-benar datang ke wartel, memencet nomor yang saya tulis di secarik kertas dan menempelkan gagang telepon ke telinga dengan tangan gemetar. Benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan 🤣



gambar

Belum lagi saya harus melakukan beberapa panggilan dengan tujuan yang berbeda-beda (lokal, interlokal, SLJJ, dan SLI) dengan nomor yang sudahdiberikan dari pihak sekolah.😅

Kini seperti halnya warnet, wartel juga sudah mulai jarang ditemui, atau bahkan sudah benar-benar hilang sejak setiap orang memiliki ponsel pribadi yang lebih praktis.


3. Telepon Umum

Jauh sebelum banyak tersedia wartel, di tempat-tempat umum atau tepi jalan raya, tersedia telepon umum yang mana pada masanya sering didominasi oleh antrean yang mengular.

Meski saya tidak sempat merasakan fenomena penuh kehangatan ini dalam waktu yang lama, tetapi saya pernah beberapa ikut Emak yang antre telepon umum untuk menghubungi keluarga nenek di kampung. Nomor yang disimpan Emak dengan rapi di salah satu bagian dompetnya adalah nomor milik ketua RT di kampung nenek. Nanti ketua RT akan memanggil nenek ke rumahnya dan barulah Emak bisa bercakap-cakap melepas kangen, setelah memasukkan beberapa uang koin yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.



gambar

Meski tidak bisa menelepon terlalu lama karena masih banyak antrean di belakang, masa-masa seperti itu menurut saya hangat sekali. Sambil menunggu giliran, kita bisa bercengkerama dengan para tetangga yang mana kondisi saat itu belum julid seperti sekarang. 🤗


4. Warteg

Kalian pernah beli makan di warteg? Kenapa memilih beli di warteg dibanding rumah makan? Betul! Karena harga dan tentu saja rasa 🤤



gambar

Waktu zaman kuliah, hampir setiap hari saya beli makan di warteg. Selain makanan yang tersedia bervariasi, harganya juga terjangkau dompet mahasiswa. Bahkan saat tanggal tua dan kiriman dari orang tua tak kunjung datang, saya sering membeli sebungkus nasi putih saja dan sama oenjualnya selalu diberi kuah sayur dan satu potong gorengan gratis (benar-benar kenangan yang sangat membekas hingga sekarang)

Lalu kini, seiring berkembangnya teknologi dan masuknya makanan-makanan asing ke Indonesia, warteg mulai tergeser oleh gerai-gerai foodcourt yang menjual makanan/minuman cepat saji yang menurut saya rasanya tetap kalah dibanding nasi rames ala warteg.

Terlebih lagi kini tempat singgah untuk sekadar melepas lelah itu banyak ditambah fasilitas wifi, yang mana membuat pengunjung yang sebagian besar memiliki ponsel pribadi akan semakin betah nongkrong di sana. Belum lagi aplikasi pesan antar lewat android yang kini semakin memudahkan pembeli dan menggeser posisi warteg dari masyarakat. 😞


Saya pribadi bukan orang yang membenci teknologi, saya hanya terkadang merasa sedih saat sesuatu hal yang berhuhungan dengan kenangan-kenangan indah saya mulai dilupakan.

Namun, apapun itu, kemajuan teknologi semoga bisa membuat masyarakat lebih bahagia, ya, bukan malah sebaliknya.

Aamiin (semoga) 😇

Apakah Agan Sista mempunyai tempat favorit lain yang kini mulai jarang ditemui. Silakan berbagi di kolom komentar. Jangan lupa klik cendol dan bagikan dengan yang lain. 😊😊



Wassalamualaikum😌

(Salam absurd)




Referensi: opini pribadi
Diubah oleh Vieee111 01-03-2021 07:24
Itppt1Avatar border
adegkecilAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
7.3K
284
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.