• Beranda
  • ...
  • Sepeda
  • Bersepeda Gunung, Pilihan Terbaik Pelarian Aktivitas Menggunung

whitehatsAvatar border
TS
whitehats
Bersepeda Gunung, Pilihan Terbaik Pelarian Aktivitas Menggunung
Demam sepedahan sudah mewabah ke lintas usia, termasuk ane sendiri juga jadi salah satu orang yang juga terimbas akan hobi bersepeda yang belakangan hooming kembali. Dari beberapa jenis sepeda, seperti sepeda gunung, sepeda balap, sepeda lipat, hingga sepeda custom seperti mini velo, ane termasuk penggemar hobi sepeda gunung. Memang tak terlalu rutin, namun minimal sebulan dua kali sempatkan untuk bersepeda. Dari sekedar untuk keluar keringat atau memang cuman buat iseng mengisi akhir pekan.



Meskipun masih dalam era pandemi seperti sekarang ini, kegiatan terus berjalan, bahkan ane bilang sih hampir seperti biasanya. Maklum, kaum kuli jadi kalau ga berdikari bisa berbahaya buat urusan dapur biar terus ngebul. Pokoknya demi diri sendiri, dan anak istri pandemi bukan halangan untuk terus berusaha emoticon-Malu (S). Bersepeda seakan jadi pelarian atas sederet aktivitas yang menggunung. Beberapa rangkaian aktivitas di bawah ini serasa sudah menjadi rutinitas sehari-hari. 



07.00 - `15.00 WIB
Bisa dibilang, ini adalah jam produktif bagi ane, secara ane sendiri memang sudah bukan lagi kaum nine to five, tapi memilih untuk berusaha sendiri meskipun sekarang masih dalam masa merintis. Sebenarnya, ada momen sebelum aktivitas ini adalah antar anak sekolah, tapi semasa pandemi dan anak-anak belajar dari rumah, jadi rutinitas mengantar anak sekolah pun stop sementara waktu. Dari pagi hingga sore seperti biasa, adalah menjaga lapak yang ada di pasar. Lapak menjajakan kebutuhan sembako, dan dari Senin hingga Minggu memang tetap buka, dan tak ada kata libur (terkecuali hari besar). Melayani pelanggan, mengantar orderan, rekap, sampai dengan ngitung omset, ngitung stok sudah jadi rutinitas setiap harinya, dengan sesekali ketika lapak senggang pun ane isi dengan mengobrol bersama tukang becak, pemilik lapak sebelah, dan sebagainya. Seraya matahari mulai mengumpat, saat itulah daku mulai berbenah dan segerakan tutup lapak dan kembali ke rumah. 

15.30 - 16.00
Sesampai di rumah setelah pulang dari lapak, ane memang tak memiliki banyak waktu. Sekitar 30 menitan ini daku manfaatkan untuk berbagai hal, mulai dari bermain dengan buah hati, beresin halaman belakang, atau bantu istri urus pekerjaan rumah. Setelah selesai, ane pun lanjut untuk ke next aktivitas. 

16.00 - 17.30 WIB
Terlahir dari keluarga petani, alhamulillah meskipun sekadar legac, akhirna ane bisa merasakan bagaimana ang dirasakan oleh kedua orang tua. Sekitar satu jam lebih, selepas sholat Ashar biasanya melipir ke sawah. Aktivitas ini tentu saja dengan membawa peralatan seperti cangkul, cungkir (cangkul kecil), arit / parang. Kegiata di sore hari ini memang ditujukan untuk melihat tanaman di sawah, sembari menilik aliran air yang mengalir. Apabila ada sumbatan di aliran air, biasanya ane langsung bersihkan dengan gunakan perlengkapan yang di bawa. Kegiatan ini pun tak berjalan dengan sendirian, karena biasanya pemilik sawah sebelah pun juga lakukan aktivitas sama sehingga obrolan diantara kami pun tercipta. 

Selebihnya, sisa waktu memang ane gunakan untuk keluarga dan tetangga, mulai dari ngobrol bareng anak istri, tahilan (kalau ada undangan), atau sekadar bercengkramah di pos kamling bareng warga sekitar. Kegiatan itu pun sejauh ini jadi rutinias pasti, tampak berbeda di hari Minggu. Sejalan dengan maraknya bersepeda, ane sendiri juga jadi salah satu orang kena imbas wabah sepedaan. Minggu pagi jadi hari pasti untuk gowes, bareng bapak-bapak warga sekitar (sesama pecinta bersepeda). Gowes ini biasanya diikuti oleh 10 - 17 orang, tak lain adalah warga yang rumahnya berdekatan dengan menuju suatu destinasi. 



Gowes minggu pagi memang lebih di-dominasi oleh pengguna sepeda gunung (mountaint bike), meskipun beberapa peserta memakai road bike atas alasan tertentu. Ane sendiri memilih sepeda gunung karena memang melihat dari segi harga dan track yang dilalui. Dari segi harga, sepeda gunung ada banyak sekali tipe dan varian, mulai dari yang harga murah sampai dengan termahal. Sementara kalau menilik dari roadbike memang harganya lumayan banget sih, jadi ane lebih pilih sepeda gunung yang dengan harga 2 jutaan sudah bisa bawa pulang. Hal lain jadi penimbang sepeda gunung, adalah faktor track (jalur) yagn dilalui. Tinggal di daerah kaki gunung sehingga jalanan naik turun, serta jalan yang biasanya terdapat berlubang sehingga sepeda gunung jadi pilihan terbaik. Belum lagi, destinasi sepedaan yang memang lebih sering kami tempuh adalah melewati hutan jati, atau pun kebun teh, sehingga sepeda gunung jadi sepeda yang ane banget!. 

Aktivitas sepedaan minggu pagi ini biasanya memakan kurang lebih 5 jam, dengan tiba destinasi akhir (Kebun Teh), kami isi dengan ngopi dan berbincang-bincang. Sepedahan seminggu sekali ini pun jadi pelepas di aktivitas menggunung yang terkadang bisa bikin kita serasa stres atau bosan. 

Kalau kalian sendiri, sepedahan di hari apa?, dan sepeda apa yang kalian pakai, dan track lebih demen melibas track daerah pegunungan atau jalan beraspal?. Ayo pada komentar dimari Gan...! Ane tunggu pengalaman sepedaan versi kalian di mari emoticon-Cool



Diubah oleh whitehats 02-03-2021 12:58
dalledalmintoAvatar border
hvzalfAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
551
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sepeda
SepedaKASKUS Official
2.6KThread1.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.