si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Mi-2 Plus, Helikopter Milik Polri yang Mengusung Desain Old School
Alutsista milik Polri jarang sekali disorot oleh media maupun masyarakat, selain karena jumlahnya tidak terlalu banyak, kurangnya kepercayaan pada korps seragam coklat sepertinya juga menjadi salah satu faktor tersebut. Pada kesempatan kali ini TS mau membahas salah satu inventaris Polri yang berwujud helikopter, yang unik helikopter tersebut memiliki desain old school alias jadul. Langsung saja ane mulai pembahasannya.


Mi-2 Plus

Desain helikopter ini sangat old school, mengingat Mi-2 pertama kali terbang pada 22 September 1961. Meski pihak pabrikan sudah memproduksi banyak varian, pada dasarnya tidak ada perubahan dari desain helikopter ini. Meski tampil jadoel, Mi-2 sendiri sudah banyak diproduksi hingga sekarang. Sampai tahun 2003, total ada 6.500 unit yang digunakan oleh 28 negara.

Di Indonesia helikopter angkut ini sempat eksis di awal tahun 2000-an, helikopter ini mengisi kekuatan armada helikopter di Puspenerbal TNI AL dan Direktorat Kepolisian Udara. Ada perbedaan antara Mi-2 milik TNI AL dan Polri, Mi-2 milik TNI AL adalah varian awal, sementara milik Polri adalah varian pengembangan lebih modern. Terutama pada sistem avioniknya, varian milik Polri bernama Mi-2 Plus.




Mi-2 Plus.

Foto : Fauzan Rasyadi/jetphotos.com


Helikopter milik TNI AL dan Polri adalah buatan PZL-Swidnik, Polandia. Dikutip dari indomiliter.com, TNI AL memiliki 3 unit yang masing-masing bernomer registrasi HL-450, HL-451, dan HX-2004. Pengadaan helikopter angkut ini dilakukan sejak tahun 2000, ketika Kepala Staf Angkatan Laut dijabat Laksamana Ahmad Sutjipto. Alokasi anggaran sebesar US$ 11 juta diperoleh setahun kemudian.

Sebenarnya TNI AL hendak membeli 16 unit Mi-2 waktu itu, namun entah mengapa yang datang ke Indonesia hanya 3 unit ? Sangat disayangkan 3 helikopter tersebut justru rusak tak lama setelah datang ke Bumi Pertiwi, kiprahnya di matra laut pun tak pernah terdengar sampai saat ini. Bahkan menurut berita yang ditulis detik.com (12/3/2007), helikopter tersebut kabarnya hanya mangkrak di hangar Wing Udara Kompleks Lanud AL Juanda selama 2 tahun karena belum adanya bekal senjata pada helikopter. Sekarang helikopter itu sudah tidak digunakan lagi.




Salah satu helikopter Mi-2 milik TNI AL.

Ilustrasi : indomiliter.com


Meski saudaranya di matra laut bernasib sial, akan tetapi Mi-2 Plus yang memperkuat Direktorat Polisi Udara bernasib lebih baik dan masih aktif bertugas sampai hari ini. Helikopter milik Polri tersebut mulai datang pada tahun 2008 dengan jumlah total 12 unit, memiliki nomor registrasi P-5002 sampai P-5014.

Helikopter yang termasuk jenis angkut ini ditenagai dua mesin Turboshaft Klimov GTD-350, masing-masing mesin dapat menghasilkan tenaga 604 SHP. Mi-2 dapat melaju dengan kecepatan maksimum 200 km/jam dengan jarak jelajah mencapai 440 km. Meski tidak termasuk sebagai helikopter tempur, tetapi Mi-2 dapat dipersenjatai dengan beragam senjata mulai dari meriam, rudal anti tank dan roket.

Jika pihak militer menggunakan Mi-2 sebagai helikopter serbu, maka Mi-2 bisa dipasangi meriam NS-23, pod peluncur roket S-5, dan rudal anti tank AT-3 Sagger. Pada masanya helikopter ini juga tetap menjadi perhatian pihak NATO, mereka kemudian memberi nama kesayangan Hoplitepada Mi-2. Sebagai heli angkut, Mi-2 dapat membawa 8 pasukan bersenjata lengkap, jika membawa barang bisa memuat payload mencapai 700 kg. Jika dirasa masih kurang, Mi-2 dapat membawa muatan lewat sling kabel.




Bagian kokpit.

Ilustrasi : indomiliter.com


Mi-2 Plus milik Polri terlihat lebih modern daripada milik TNI AL. Beberapa fitur yang ditambahkan pada Mi-2 Plus adalah penggunaan bilah pada rotor utama yang menggunakan material komposit, Mi-2 Plus juga sudah dibekali perangkat elektronik dari Honeywell serta perangkat navigasi dari Garmin.

Dari sejarahnya, Mi-2 pertama kali diterbangkan di Uni Soviet pada tahun 1961, selanjutnya proses pengembangan helikopter dipindahkan ke Polandia pada tahun 1964. Pembuatan Mi-2 awalnya terpusat di Moskow, kemudian produksinya dibagi ke Polandia setelah Uni Soviet bubar pada 1991. Polandia kemudian mengembangkan Mi-2 menjadi varian baru yang bernama Mi-2 Plus. Sementara Rusia melalui Rostov-Mil juga membuat helikopter jenis baru bernama Mi-2 A.

PZL-Swidnik kini menjadi bagian dari Leonardo Helicopters company, perusahaan yang fokus pada produk dirgantara dan pertahanan tersebut berkantor pusat di Roma. Dengan investasi dari Eropa Barat, saat ini helikopter Mi-2 Plus punya jeroan yang berkiblat ke standard NATO.

Demikian sedikit bedah alutsista milik Direktorat Polisi Udara, semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru untuk kita semua di bidang alutsista dan pertahanan. Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir, sampai jumpa lagi, keep ngaskus ya emoticon-Angkat Beer




Ilustrasi : indomiliter.com


Mi-2 Plus

Negara Asal: Uni Soviet
Produsen: PZL-Swidnik, Polandia
Pnjang: 11,4 meter
Diameter Rotor: 14,5 meter
Lebar: 3,75 meter
Mesin: 2x Turboshaft Klimov GTD-350, (masing-masing menghasilkan tenaga 604 SHP)
Kapasitas Angkut: 8 penumpang, 700 kg internal cargo, 800 kg external cargo
Bobot Kosong: 2.372 kg
Bobot Dengan Muatan: 3.550 kg
Maks. Takeoff: 3.700 kg
Kecepatan Maks.: 200 km/jam
Jarak Jelajah: 440 km



Spoiler for Video Tambahan:




Referensi: sini, dan sini, sini juga
Ilustrasi: indomiliter.com, jetphotos.com
minhakim20Avatar border
Daniswara92Avatar border
indramamothAvatar border
indramamoth dan 26 lainnya memberi reputasi
27
6.4K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
icon
2.2KThread2.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.