Hai GanSis apa kabar, di masa yang serba sulit ini karena pandemi, banyak sekali kejadian-kejadian yang tidak kita perkirakan. Bahkan di masa sulit ini perceraian makin meningkat, para suami dituntut kerja ekstra keras. Istri pun diharapkan pintar mengelola keuangan.

Kali ini ane mau nulis cerita beberapa teman ane dan suami yang terpaksa berpisah dari istrinya. Bahkan merelakan perceraian terjadi karena tuntutan sang istri yang tidak bisa ia penuhi.



Di kota ane yang dijuluki kota Dolar, karena ada tambang Freeport, perputaran uang memang sangat besar. Uang 100rb seperti selembar 10rb yang mudah lenyap hanya buat 1x transaksi. Biaya hidup yang sangat mahal buat mereka yang tak pandai membawa diri.

Dari tahun 2017, PT Freeport sudah mulai ada pemutusan hubungan kerja pada beberapa karyawannya. Dan di tahun itu pula banyak karyawan yang memutuskan mogok kerja demi kawan-kawan lain yang terkena PHK. Sudah berapa kali mengadakan demo besar-besaran dan selalu dimenangkan pihak karyawan, sayangnya kali ini keberuntungan tak berpihak pada mereka. Banyak mereka yang mengikuti demo dari tahun 2017 sampai hari ini masih tetap menganggur.

Beberapa keponakan suami ane yang dulunya bergaji dia atas 15juta, sekarang mereka hanya kerja ojek, bahkan kerja bangunan demi dapur tetap ngebul. Jujur ane melihatnya sedih, untungnya istri mereka tidak neko-neko.



Namun banyak juga yang rumah tangganya kandas karena tidak tahan dengan kemiskinan. Mereka yang terbiasa tiap bulan bergaji puluhan juta dan tak punya simpanan karena terbiasa berfoya-foya. Istri yang terlalu menuntut suami sampai mengancam cerai. Bahkan banyak memutuskan berpisah karena menganggap suaminya sudah tidak bisa menafkahi lagi. Parahnya banyak yang memilih jadi istri simpanan demi tetap melanjutkan gaya hidup.

Ditambah di masa pandemi ini, mereka yang tak punya pekerjaan tetap tidak bisa keluar rumah karena aturan. Mereka yang mencari uang harian berdasarkan orderan harus banyak berdiam diri. Bahkan yang awalnya bisnis lancar tiba-tiba omzet menurun. Yang dulu bisa menjual motor satu bulan sampai 10 sekarang cuma 1-2. Bahkan ada beberapa yang istrinya minta pulang kampung saat pandemi 2020 awal dengan alasan biar ngirit tapi berujung perceraian.

Melihat mereka para lelaki yang hanya dinilai dari seberapa banyak uang yang bisa dihasilkan. Jujur ane sebagai wanita yang 15 tahun bergaul dengan para lelaki di jalanan, ane paham rasanya kalau sedang mentok. Mereka sudah berusaha tapi keadaan membuat mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Mereka tidak minta banyak, hanya dukunglah di saat terpuruk, saat harga diri mereka mulai menghilang karena tìdak bisa menafkahi anak dan istri. Bukan rahasia lagi di masa pandemi ini banyak para istri yang beralih profesi jadi pencari rupiah sementara suami di rumah. Para istri yang punya ide dan kepintaran, entah berjualan makanan atau pun onlineshop dengan menjual banyak kebutuhan.



Memang tidak semua wanita egois hanya menilai uang pun tak semua laki-laki sama, ada yang mau juga tidak untuk bekerja keras sampai titik penghabisan.
Saran ane buat para suami, tetaplah berusaha ... selama ada niat dan usaha pasti ada jalan. Percaya rancangan Tuhan untuk umat-Nya pasti yang terbaik.

Buat para istri, andai pun saat ini kalian tengah berada di posisi menafkahi, jangan jatuhkan harga diri suami. Dukung dia bukan malah mencemooh apalagi pergi tinggalkan. Saat suami -istri sama-sama bersabar dan selalu berusaha, kesulitan seberat apa pun pasti terlewat.



Ada keluarga yang penting cukup buat makan hari ini. Ada juga keluarga yang justru di masa pandemi ini malah semakin mesra dan saling memahami pasangannya. Apa pun itu belajar saling menghargai dan ada keterbukaan dan jadikan Tuhan sebagai pondasi pernikahan BUKAN UANG.

Oke sekian cuap-cuap dari ane, dan doa ane buat kalian semua kiranya berkat Tuhan melimpah atas rumah tangga juga keluarga kalian, amin.


Foto :Pinterst
Sumber : opini pribadi