Dengan berjalannya jaman dan berubahnya nilai-nilai, poligami sekarang dipandang negatif oleh khalayak umum.

Padahal, di jaman dulu, ketika seorang laki-laki itu memiliki kekayaan atau jabatan, memiliki isteri lebih dari satu itu sudah jadi suatu kewajaran. Kalaupun isteri sahnya cuma satu yang banyak adalah isteri simpanannya.



Raja-raja malah lebih gila-gilaan lagi, yang namanya selir jumlahnya bisa ratusan, yang namanya dayang pun dihalalkan.

(Mungkin ane rada lebay, tolong dimaafkan)

Di sini TS bukan sedang berusaha membela poligami, tetapi TS berpikir, bahwa kalau kita mau melihat poligami dari sudut pandang yang obyektif dan dari perspektif ilmiah, maka sesungguhnya dorongan bagi seorang laki-laki untuk ber-poligami, adalah sesuatu yang logis bila dijelaskan dari sudut pandang Teori Evolusi.

Teori Evolusi bersandar bahwa sifat itu diturunkan dari orang tua ke anak. Ketika satu generasi yang memiliki sifat itu berhasil bertahan hidup, maka akan diturunkan dari generasi ke generasi (semakin banyak yang bersifat sama). Sementara sifat yang gagal diturunkan perlahan-lahan akan menghilang.

Konsekuensinya apa kalau begitu?

Seperti sebuah permainan dadu, semakin banyak kesempatan melempar, semakin banyak kemungkinan untuk mendapatkan angka yang diinginkan pada salah satu kesempatan. 

Dalam hal poligami atau monogami, semakin banyak anak, semakin besar kemungkinan ada anak yang berhasil bertahan hidup dan bereproduksi menurunkan sifat yang sama.

Semakin anak-anaknya itu berasal dari pasangan yang berbeda, semakin beragam variasi sifat yang dimiliki (dari ibu) sambil membawa varian sifatnya sendiri (dari ayah). Sehingga kemungkinan ada varian yang bertahan hidup juga semakin besar. (Don't put all your eggs in one basket)

Jadi seorang lelaki yang memiliki dorongan untuk berpoligami, diuntungkan oleh proses seleksi alam, untuk berhasil menjadi pemenang dalam evolusi manusia.

Jadi, wajar dan alami, dan menurut TS sangatlah ilmiah, jika seorang laki-laki memiliki dorongan untuk berpoligami.

Lepas dari soal apakah itu etis atau tidak.

Selain itu, pertanyaan yang sama juga bisa dilontarkan. Kalau demikian, bukankah artinya secara evolusioner, seorang wanita yang memiliki banyak pasangan juga diuntungkan dalam proses seleksi alam?

Masuk akal juga, hanya saja, ketika seorang laki-laki beristri banyak, dia bisa menghamili satu orang isteri, tanpa kemudian kehilangan kemampuan untuk bereproduksi dan menghamili wanita yang lain.

Sementara wanita, ketika dia hamil, maka fokusnya adalah memastikan bayi di kandungannya lahir dan tumbuh besar.

Pilihan aktif wanita dari sisi seleksi alam dan memenangkan evolusi lebih pada bagaimana memilih pasangan yang paling mendukung dia untuk melindungi dan mencukupi dirinya dan anak keturunannya. Di sinilah insting untuk jadi pelakor bisa bermain, karena laki-laki yang beristri artinya sudah terbukti "berharga" menurut wanita lain.

Sehingga pria bersuami (bisa juga lajang tapi dikejar-kejar banyak wanita), logikanya lebih punya nilai lebih dibandingkan jones yang ga laku-laku.



Sehingga, dipandang dari sudut Teori Evolusi, tidak aneh kalau laki-laki ada kecenderungan berpoligami, sementara wanita cenderung pemilih bahkan memperebutkan satu laki-laki yang dianggap "ideal".

Jadi menurut saya ya agan-agan dan sista-sista, dorongan untuk berpoligami, selingkuh dan berebut pasangan itu tertanam di DNA.

Sebelum anda marah-marah, menuduh TS bejat dan mendukung perbuatan terlarang, baca dulu argumen TS berikutnya.

Namun, apalah bedanya manusia dengan hewan, jika apa yang dia lakukan hanyalah berdasarkan dorongan biologisnya saja?

Justru akal budi yang mampu mengontrol dorongan biologis, adalah aspek utama yang membedakan manusia dari bintang.

Buat bapak-bapak, anda bukan kucing, jadi perkataan, "Kucing mana yg bakal nolak kalau disuguhin empal?"

Sebaiknya kita jawab, "Tapi kami bukan kucing."