• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Aneh!! Sudah Dirudapaksa Malah Korbannya (Si Perempuan) Yang Disalahkan, Kok Jahat Sih

c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Aneh!! Sudah Dirudapaksa Malah Korbannya (Si Perempuan) Yang Disalahkan, Kok Jahat Sih




Mendengar berita-berita rudapaksaan pada perempuan tentu membuat hati miris dan juga sedih, kenapa sih ada yang tega berbuat seperti itu. Apakah mereka tidak lahir dari sosok ibu? Kenapa tega sekali memperlakukan wanita dengan merusak kehormatannya!

Bahkan hukuman buat pelaku terkadang tak setimpal dengan apa yang ia perbuat, korban rudapaksaan jelas akan memiliki rasa traumatis yang berat, bahkan merasa dirinya sudah tak layak menjadi manusia lagi karena telah dinodai oleh orang yang tak ia suka, tak ia kenal, ia merasa sudah tak suci lagi hidupnya akan dihantui bayang-bayang kelam dari peristiwa itu.



Dengan maraknya kasus rudapaksaan yang bermunculan, maka ada saja statement dari orang yang berada di lingkaran wakil dari masyarakat alias pejabat publik yang menyalahkan korban rudapaksaan.

Quote:


Mereka anggap wanita tidak bisa menjaga diri dengan pulang larut malam sendirian, memakai rok mini, bahkan pergi atau berjalan ke tempat sepi tanpa adanya teman yang mendampingi atau menemani. Karena kejahatan itu ada karena kesempatan, mereka anggap korban rudapaksaan memberikan kesempatan pada pelaku untuk melakukan hal itu.



Tentu dengan alasan seperti itu memberikan bukti bahwa di negeri ini telah terjadi viktimisasi terhadap korban rudapaksaan, maka bukan tak mungkin muncullah peraturan-peraturan yang akan memberatkan kaum wanita seperti adanya perlakuan jam malam untuk wanita, dan bila bepergian harus ada yang menemani.

Pendapat saya sebenarnya simple, kenapa ada tindakan rudapaksaan? Karena cara pandang lelaki selalu saja menilai bahwa perempuan adalah obyek seksual. Hal itu pun dibenarkan dengan adanya media sosial dimana banyak selebgram wanita yang berpakaian seksi akan mendapatkan followers yang banyak dibandingkan pria macho yang tampan dan rupawan. Hal itu tak lepas dari pikiran kita sebagai manusia yang tersugesti bahwa perempuan hanyalah obyek seksual.



Tak heran kasus kekerasan terhadap perempuan pun masih banyak terjadi, baik itu KDRT dalam keluarga sering melibatkan perempuan, bahkan perselingkuhan lebih menyalahkan ke pihak perempuan dibandingkan laki-lakinya. Contoh simple, kasus yang sedang booming saat ini berita perselingkuhan artis Nissa Sabyan dan Ayus sang keyboard siapa yang disalahkan? Nama perempuan lebih banyak disalahkan karena menjadi pelakor, benarkan?

Setidaknya sikap menyalahkan perempuan menurut pandangan masyarakat menjadi kolektif, misal korban rudapaksaan dianggap wajar karena penyanyi dangdut yang sering berpakaian seksi, korban rudapaksaan kenapa tidak melawan jangan-jangan suka sama suka! Ini merupakan contoh dari pandangan masyarakat yang menyalahkan si korban.



Sistem patriarkis memang menjadi masalah kenapa perempuan selalu disalahkan, maka buat ane sendiri kalau saja negara ingin melindungi korban. Dan tak banyak jatuh korban lainnya, hukuman terhadap pelaku harus sangat berat. Bukan hanya penjara tapi memiliki efek jera ke arah traumatis jadi ini bisa disebut sebagai keadilan.

Tapi mungkin kamu punya pemikiran yang berbeda, silahkan di ungkapkan di kolom komentar. Monggo, see u next thread.



emoticon-Monggo

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 25-02-2021 05:31
galigulagaluAvatar border
peloliconAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 52 lainnya memberi reputasi
53
12.9K
278
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.