Ligue 1 dan Serie A rasanya di musim ini akan mendapatkan raja baru. Klub raksasa PSG dan Juventus tergeser dari tahta nya oleh rival-rival mereka. Ya bisa dibilang dua klub raksasa ini tidak lagi menjadi panitia liga, sebutan itu didapat karena dominasi kedua tim ini juga begitu kuat di liga domestik masing-masing.

PSG setelah berkuasa di Ligue 1 sejak tahun 2013 hingga 2016 lalu dilanjutkan tahun 2018 sampai 2020 dominasi mereka begitu terlihat di Prancis. Maklum saja invansi dari investor asing dengan suntikan dana yang begitu besar, membuat klub ini bisa sangat mudah membeli pemain dan membangun skuad mereka. PSG pun dikenal dengan klub yang bertabur pemain bintang. Hal ini yang tidak didapat oleh para pesaing PSG dan membuat mereka tidak bisa bersaing di kancah domestik untuk bersaing.

Sama juga dengan Juventus, sembilan kali gelar scudetto terpajang di kota Turin jelas membuktikan kejayaan Juventus di Serie A seperti apa. Regenerasi dan kelihaian manajemen mengelola tim membuat Si Nyonya Tua bisa tampil segar dan menjanjikan di Serie A. Pesaing-pesaing Juventus seperti AC Milan, Inter Milan, AS Roma dan Napoli keteteran mengejar Juventus di Serie A. Bahkan Juventus pun bisa dibilang tempat pemain bintang yang sudah tua dan masih ada tajinya. Andrea Pirlo misalnya, sudah habis menurut AC Milan tapi ketika pindah ke Juventus, scudetto pun berhasil di boyongnya.

Kini PSG berada di posisi ketiga di Ligue 1 dengan mengemas 54 poin dari 26 kali pertandingan. ditinggal pelatihnya Thomas Tuchel mungkin jadi salah satu faktor yg berpengaruh. Juventus pun demikian, menempati posisi keenam dengan mengemas 42 poin di Serie A. Kedatangan Andrea Pirlo sebagai juru taktik membuat Juventus harus membangun dari awal peta kekuatan mereka di Serie A. Kedua tim ini juga sama-sama sedang menaruh fokusnya di Liga Champions. Maklum saja kedua tim ini sama-sama penasarannya dengan tropi Si Kuping Besar. PSG yang belum pernah sama sekali juara di Liga Champions sedangkan Juventus yang ingin mengakhiri puasa gelar Liga Champions setelah dalam beberapa musim hanya sempat melaju sampai partai final saja.