dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Kamp Interniran bagi Keturunan Jepang, "Balasan" Pearl Harbor dari Amerika
Kamp Interniran bagi Keturunan Jepang, "Balasan" Pearl Harbor dari Amerika
Insiden Pearl Harbor rupanya membuat Jepang harus menerima pembalasan dari Amerika Serikat: dibuatnya kamp interniran bagi warga keturunan Jepang-Amerika.
[hr]

Anya

February 13, 2021
Kelompok pertama tahanan perang Jepang-Amerika yang sampai di kamp interniran Manzarnar membawa barang masing-masing. (Getty Images)




 
A day that will live in infamy” yang jika diartikan kira-kira menggambarkan "keadaan yang akan terus dikenang karena keburukannya" adalah sebuah frasa yang dilontarkan dari mulut Presiden Franklin Delano Rooseveltterkait penyerangan Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 silam dalam pidatonya di depan kongres.





Ya, serangan ke Pearl Harbor tersebut memang membuat Amerika murka dan membuat AS terjun ke dalam Perang Dunia II. Tak hanya itu, hal ini juga membuat Roosevelt mengeluarkan Perintah Eksekutif 9066yang mengakibatkan penahanan orang Jepang-Amerika dalam sebuah kamp interniran Jepang, memberi wewenang kepada Sekretaris Perang dan komandan militer untuk mengevakuasi semua orang yang dianggap sebagai ancaman dari Pantai Barat ke kamp-kamp interniran.

Kamp interniran bagi warga keturunan Jepang. (Getty Images)
Akibat penyerangan Peral Harbor tersebut,Federal Bureau of Investigation (FBI) yang sebelumnya hanya mencurigai beberapa orang Jepang yang berpotensi menjadi agen musuh menjadi mencurigai semua orang keturunan Jepang, baik itu penduduk asing (issei) atau penduduk Amerika (nisei). Perwakilan Departemen Peradilan AS memang sempat melayangkan keberatan logistik, konstitusional, dan etis terhadap hal tersebut. Namun, akhirnya kamp tersebut tetap dibuat.



Seluruh Pantai Barat akhirnya dianggap sebagai wilayah militer dan Perintah Eksekutif 9066 memberi wewenang kepada komandan militer untuk mengeluarkan warga sipil dari wilayah militer tersebut. Kendato perintah tersebut sama sekali tak menyebutkan kelompok etnis apa pun, Letnan Jenderal John L. DeWitt dari Komando Pertahanan Barat mengumumkan jam malam bagi orang Jepang-Amerika. Ia juga mendorong adanya evakuasi sukarela dari orang Jepang-Amerika dan sekitar 7%  dari total penduduk Jepang-Amerika di daerah ini mematuhinya.

Keturunan Jepang-Amerika yang ditahan di kamp interniran Santa Anita. (Getty Images)
Pada tanggal 29 Maret 1942, di bawah kewenangan perintah eksekutif, DeWitt pun mengeluarkan Proklamasi Umum No. 4, yang memulai evakuasi paksa dan penahanan penduduk Pantai Barat keturunan Jepang-Amerika dalam waktu 48 jam. Beberapa hari sebelum proklamasi, tepatnya pada tanggal 21 Maret, Kongres juga mengesahkan Undang-undang Publik 503 yang membuat pelanggaran Perintah Eksekutif 9066 sebagai pelanggaran yang dapat dihukum hingga satu tahun penjara dan denda sebesar 5.000 dolar Amerika.

Tak hanya itu, karena adanya persepsi sebagai “bahaya publik,” semua bangsa Jepang menjadi target. Jika mereka tidak membuang atau membuat pengaturan untuk memelihara properti mereka dalam beberapa hari saja, rumah, peternakan, bisnis, dan hampir semua benda pribadi mereka akan hilang selamanya.

Kamp interniran bagi warga berkebangsaan Jepang di Santa Anita. (Getty Images)
Setelah itu, mulai akhir Maret hingga Agustus, sekitar 112.000 orang mulai dikirimkan ke “pusat pengumpulan” dimana mereka menunggu dan dibawa ke lokasi “relokasi” jangka panjang yang akan menjadi rumah mereka hingga perang berakhir. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 70.000 orang merupakan penduduk Amerika berkebangsaan Jepang.

“Pusat relokasi” itu sendiri tersebar ke berbagai tempat meski biasanya terletak di daerah pedesaan, seperti Tule Lake, California; Minidoka, Idaho; Manzanar, California; Topaz, Utah; Jerome, Arkansas; Heart Mountain, Wyoming; Poston, Arizona; Granada, Colorado; dan Rohwer, Arkansas. Di Hawaii, jumah ini lebih sedikit karena orang Jepang-Amerika memakan 1/2 populasi Hawaii dan diperlukan untuk kemajuan Ekonomi. Kendati demikian, darurat militer telah diumumkan di Hawaii segera setelah serangan Pearl Harbor, dan Angkatan Darat pun mengeluarkan ratusan perintah militer dan sebagian hanya berlaku untuk orang-orang keturunan Jepang.

Kehidupan dalam kamp
Lily Namimoto, seorang guru dan siswa kelas 2 yang diampunya. (wikipedia.org)
Di kamp interniran ini, empat atau lima keluarga dengan pakaian dan harta benda seadanya berbagi tempat tinggal di barak ala militer. Mayoritas dari mereka harus hidup dalam kondisi seperti ini sedikitnya 3 tahun atau lebih hingga perang berakhir. Perlahan, isolasi dan partisi tipis ditambahkan ke barak untuk membuatnya sedikit lebih nyaman dan pribadi. Sosialisasi rutin seperti sekolah mungkin tak terlalu terpengaruh, namun, makan di fasilitas umum, penggunaan toilet bersama, dan memiliki kesempatan terbatas untuk bekerja mengganggu pola sosial dan budaya. Namun, para “tahanan” ini tak bisa melakukan apa-apa karena  orang-orang yang melawan dikirim ke kamp khusus di Tule Lake, California, di mana para pembangkang ditempatkan.





Pada tahun 1943 dan 1944, pemerintah AS mengumpulkan unit tempur penduduk Jepang-Amerika untuk Eropa, menjadi Tim Tempur Resimen 442 dalam Perang Dunia II. Catatan militer mereka ini menunjukkan patriotisme mereka.

Akhir kamp interniran

Presiden Ronald Reagan menandatangani Civil Liberties Act of 1988 pada Agustus 1988. (wikipedia.org)

Semakin dekat dengan akhir Perang Dunia II, kamp interniran Jepang ini perlahan mulai dievakuasi. Sementara beberapa keturunan Jepang mulai kembali ke rumahnya masing-masing, ada beberapa dari mereka yang mencari lingkungan baru. Misalnya saja, komunitas Jepang-Amerika dari Tacoma, Washington, dikirim ke 3 kamp interniran, namun hanya 30% yang kembali ke Tacoma setelah perang. Orang Jepang-Amerika dari Fresno yang diberangkatkan ke Manzanar juga hanya 80% yang kembali ke Fresno.


Kamp interniran keturunan Jepang pada Perang Dunia II ini menimbulkan adanya debat politik dan konstitusional. Pada periode ini, 3 penduduk keturunan Jepang sempat menantang konstitusionalitas perintah relokasi dan jam malam melalui tindakan hukum. Mereka adalah Gordon Hirabayashi, Fred Korematsu, dan Mitsuye Endo. Hirabayashi dan Korematsu menerima penilaian negatif, namun Mitsuye Endo, akhirnya bertekad untuk "setia" dan diizinkan untuk meninggalkan fasilitas Topaz, Utah.

Kamp interniran keturunan Jepang terakhir ditutup pada tahun 1946 dan Presiden Gerald Ford mencabut Perintah Eksekutif 9066 secara resmi pada tahun 1976.

Pada tahun 1988, Kongres disahkan dan Presiden Reagan menandatangani Undang-Undang Publik 100-383 yang mengakui ketidakadilan penahanan dan meminta maaf untuk itu. Ia juga memberikan uang tunai sebesar 20.000 dolar Amerika kepada setiap orang yang ditahan.

Kamp interniran bagi penduduk Amerika keturunan Jepang ini memang telah berakhir. Namun, terkadang masalahnya kembali disinggung saat mendekati peringatan insiden Pearl Harbor lho.
https://japanesestation.com/culture/...dari-amerika/2
Diubah oleh dragonroar 21-02-2021 04:43
mapaygawirAvatar border
tien212700Avatar border
gafurismeAvatar border
gafurisme dan 34 lainnya memberi reputasi
35
6.5K
104
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.