saokuda
TS
saokuda
Pandji Pragiwaksono Chat Karyawannya di Luar Jam Kantor, Apakah Menyalahi Etika?


Komika Pandji Pragiwaksono baru-baru ini membuat ramai dunia twitter, bukan karena cuitan yang lucu, melainkan karena cuitan yang kontroversial.

Cuitannya ini mengundang banyak pro dan kontra karena Pandji mengatakan bahwa ia baru saja mengirim pesan ke karyawannya tengah malam di akhir pekan karena urusan pekerjaan.

Menggunakan Bahasa Inggris, Pandji menuliskan dalam tweetnya:

"Aku baru saja mengirimkan timku pesan mengenai urusan pekerjaan pukul 00:44 di hari Sabtu. Orang berpikir bekerja denganku adalah hal yang menyenangkan dan dipenuhi dengan canda tawa. Tapi pengusaha Pandji adalah orang yang sangat berbeda dengan Komika Pandji. Aku mendesak orang. Dan aku tidak suka berbasa-basi. Plus, aku memecat orang dengan cepat."




Cuitannya ini tentu saja menuai banyak kecaman dari netizen karena Pandji dinilai arogan dan terkesan semena-mena terhadap karyawannya.

"Saya tidak bisa mengerti bagaimana seseorang bisa sangat bangga karena telah menghancurkan work life balance orang lain," tulis akun @nikensupraba dalam Bahasa Inggris yang Grid.ID kutip dari Kompas.com.

"Bukannya mengirim pesan tentang pekerjaan di pagi buta saat akhir pekan itu tandanya lo juga sebagai leader ga bisa mengatur waktu dengan baik?" tulis user shandya yang juga dikutip dari Kompas.com.




Meksipun dikecam oleh banyak netizen twitter, Komika Ernest Prakarsa serta Musisi Reza Arap merasa bahwa tidak ada yang salah dengan mengirimkan pesan mengenai pekerjaan di luar jam kantor.

Mereka mengaku bahwa mereka juga sering mengirimkan pesan kepada karyawannya di luar jam kantor, tapi mereka tidak berharap atau memaksa karyawannya langsung membalas pesan mereka.

Berbeda dengan Pandji, Ernest, dan Reza Arap, penulis Ika Natassa justru tidak membenarkan kultur bekerja seperti itu.




Penting bagi Ika Natassa untuk tidak mengirimkan pesan tentang pekerjaan di atas jam normal karena dapat membuat karyawan kepikiran soal pekerjaan di jam istirahatnya.

"Kepikiran kerjaan malam-malam itu nggak enak banget. Karena secara mental nggak bisa istirahat, secara fisik pun ikut nggak bisa istirahat. Lama-lama burned out," tulis Ika Natassa dalam akun twitternya @ikanatassa.

Ika lalu menambahkan, "Jujur, di industri kreatif dan entertainment memang jam kerjanya memang beda sama yang kantoran. Tapi kurasa tetap harus diterapkanlah itu kindness and respect.





Di tengah perdebatan mengenai cuitan Pandji, ternyata di beberapa negara barat, etika menghubungi karyawan di luar jam kerja diatur sangat ketat oleh pemerintahnya.

Beberapa negara seperti Prancis, Italia, California, Belanda, serta kota New York sangat ketat dalam melarang perusahaan untuk menghubungi karyawannya di luar jam kantor.

Bahkan pada tahun 2017 lalu, Perancis sampai mengeluarkan undang-undang tentang 'hak memutuskan hubungan'.

Melansir Kompas.com, undang-undang tersebut mendorong pemberi kerja memiliki perjanjian dengan karyawannya tentang aturan penggunaan alat digital.

Tujuannya adalah untuk memastikan dan menghormati hak karyawan atas waktu istirahat, cuti serta pribadi dan kehidupan keluarga.





Hal ini pernah menjadi viral lantaran seorang perempuan asal Singapura yang bekerja di Perancis dilaporkan oleh rekannya ke HRD Kantor karena mengirim pesan di luar jam kerja.

Seperti yang diwartakan oleh Tribunnews.com, perempuan bernama Sharon itu mendapatkan surat peringatan dari HRD di minggu pertamanya bekerja karena mengirim pesan ke rekan kerjanya lewat jam delapan malam.

Selang beberapa bulan setelahnya, Sharon kembali mendapat peringatan karena mengingatkan rekan kerjanya untuk rapat pada pukul 8.30 pagi.

Namun alih-alih mendapatkan hukuman, Sharon justru diberikan beberapa tiket film dengan tujuan supaya Sharon dapat menikmati kehidupan setelah bekerja.

Sharon mengatakan bahwa orang Perancis sangat ketat dengan aturan jam kerjanya.

Mereka hanya bekerja selama 35 jam dalam seminggu.

Kisah ini sempat menjadi viral di Asia karena tentunya budaya ini sangat berbeda sekali dengan budaya di Asia.





Di sisi lain, menurut sosiolog Tracy Brower, PhD, MM, MCRw, kebijakan yang membatasi komunikasi terkait pekerjaan setelah jam kerja kembali ke budaya perusahaan.

Namun, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Tracy menilai kebijakan perusahaan dalam membina budaya organisasi untuk membuat karyawan merasa dihargai adalah hal yang lebih penting dari aturan tentang jam kerja.

Selain itu, Tracy juga menganggap perlu adanya kebijakan yang dapat membuat karyawan bisa memberikan pendapat dan mengambil keputusan sendiri, serta menyelaraskan keterampilannya dengan pekerjaan.


https://www.grid.id/read/042526607/p...etika?page=all

Terlepas dari kasusnya si Pandji, apakah ente semua pernah mengalami hal spt ini baik sebagai bos maupun sebagai karyawan..

Diubah oleh saokuda 27-01-2021 04:00
viniestliramarlindaUriNami
UriNami dan 37 lainnya memberi reputasi
34
19.2K
385
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
668.8KThread39.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.