Separuh Luka Yang Tertinggal

Berhari-hari langkah kian tak berarti
Berjalan namun tak terasa menginjak
Pikiran tak sedikit mengingatkan
Apa arti dirinya
Apa arti kehadiran nya

Kaki yang kering tentunya tidak mengenakkan
Tangan yang belum mau mengumpulkan kekuatan
Wajah yang masih basah
Basah dengan deraian-derain air mata yang selalu jatuh

Jatuh namun tak pernah berarti
Haruskah air mata itu tetap untuk suatu hal ya ng tak ada artinya?
Tentu dia terasa mubadzir

Untuk apa tuanku?
Untuk apa aku dijatuhkan?
Apakah kau suka aku jatuh?
Setiap aku jatuh aku selalu membawa yang lain.
Hidung basah pilu
Pipi merah merona yang berubah pucat
Tak mau aku
Tak sudi







Tak lagi bersinar
Apalagi tersenyum lebar merekah
Burung pun ikut tak mau berkicau
Hanya ada suara yang dihasilkan oleh air mata
Seolah itu bak air hujan
Selalu setia menghiasi bumi pada masanya

Biarkan aku berhenti menghiasi kesedihanmu
Seolah air mata menahan untuk dibendung
Namun tak bisa
Tak bisa
Itu di luar kendali

Oh mengapa
Mengapa harus seperti ini
Terkadang memang susah untuk hidup lebih baik
Terkadang tak mampu bangun dan beranjak

Kepedihan tak pernah sekalipun tak terlukis
Seolah akan merenggut korban
Seolah akan merenggut nyawa

Seolah ingin pergi, dan tak pernah mau kembali
Tak ada payung teduh
Tak ada lagi kepercayaan diri
Bagaimana harus ku cari tuhan