andrerain5Avatar border
TS
andrerain5
Cinta Dan Pahitnya Kehidupan


Andai mampu memilih takdir mana yang harus kujalani, mungkin aku sudah tidak berada disini. Di keadaan yang penuh ketiadaan.


Suwung
Geronggang dan ngungun.


Waktu seringkali menjadi alasan kita memulai pertengkaran, kau yang ingin, aku yang lalai. Pun demikian sebaliknya.


Mungkin kau benar, aku bukanlah seorang yang tepat untuk sebuah pemberhentian. Bukan pula orang yang mampu membuatmu merasa aman dan nyaman.


Tidak sepertinya yang pergi, yang sampai saat ini begitu kau rindui, begitu kau tangisi.


Andai, kala itu kita tak pernah saling menyapa, manalah ada kita yang sekarang dilingkaran cinta. Andai saat itu kututup rapat pintu rasa, tiadalah jua ini rindu.


Mungkin, jikalau ini raga bukan terlahir dari si miskin, barangkali kupenuhi sudah segala ingin. Mungkin juga tiadalah sekat dan waktu yang menghambat.


Tapi, siapalah aku? Kau pun tentu tahu. Hanyalah hamba yang sedang beruntung di payungi cinta oleh permaisuri istana.


Sebelumnya, aku tak pernah percaya jikalau engkau seorang berpunya, tak pernah juga kusangka kau membalas seuntai rasa yang terpatri dijiwa.


Lama kita merajut cinta, suka, duka, canda dan tawa mengiringi perjalanan cinta kita. Sampai pada akhirnya keadaan tak memihak kepada kita.


Takdir dengan teganya memutus segala yang terjalin, merenggas segala pengharapan yang sedang merebak harum laksana bunga di musim semi. Kau pulang, tapi bukan pada peluk dan dada ini, melainkan kepangkuan Illahi.


Tangis yang tak mampu kubendung ini adalah gambaran betapa pedihnya jiwa, kau yang sangat kucinta telah tiada, kau yang kudamba meninggalkan duka dan yang tersisa hanyalah nisan juga kenangan yang akan sulit kulupa.


Jauh rantau akan kutuju, tapi dekatmu hanyalah semu. Duniamu dan duniaku kini terhalang sekat dan gundukan tanah. Rindu yang tak akan pernah terobati kembali karena pertemuan sudah tak mungkin terjadi.


Duhai Sang Penguasa Kehidupan, tak sudah sudah aku ditimpahi sedih. Tak sudahkah aku dirundung pedih? Koyak raga masih mampu kutadah, koyaknya jiwa lantaran kematian tak mampu kuhindari.


Duhai Sang Pemguasa Kehidupan, kapankah jiwa ini tak kembali perih, kapankah sedih ini berganti rona bahagia? Setiap kali cinta terajut, harus hilang terenggut. Acap kali jiwa ini merona, kabut kehilangan kembali menerpa.


Duhai Sang Penguasa Kehidupan, bukan aku menyalahkan kehendakMU, bukan pula membenci takdir atas kehidupan yang kujalani, hanya saja aku pun ingin seperti mereka. Bahagia dengan seorang yang dicintainya, berjalan dalam hidup yang tak pernah ada kepahitan.


Dan kepadaMU lah aku meminta, semoga kelak di depan sana bahagiaku datang menjelma. Semoga rona kesedihan berganti dengan bahagia dan kabut kenestapaan hilang diterpa matahari yang penuh cinta.


Ditulis Oleh:

protradersignalAvatar border
wanitatangguh93Avatar border
husnamutiaAvatar border
husnamutia dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.