dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Tim Investigasi Sebut China & WHO Seharusnya Bisa Lebih Cepat Cegah Pandemi Covid-19
Tim Investigasi Sebut China & WHO Seharusnya Bisa Lebih Cepat Cegah Pandemi Covid-19
Selasa, 19 Januari 2021 19:04 Reporter : Hari Ariyanti




Wabah virus mirip SARS hantui China. ©NICOLAS ASFOURI/AFP
Merdeka.com - Panel ahli independen menyimpulkan, China dan WHO seharusnya bisa bertindak lebih cepat untuk mencegah bencana selama tahap awal wabah virus corona.
Panel Independen Kesiapsiagaan dan Tanggap Pandemi menyampaikan, evaluasi awal krisis Covid-19 di China "menunjukkan ada potensi tanda-tanda awal untuk ditindaklanjuti lebih cepat".
Dalam laporan keduanya yang akan dipresentasikan kepada dewan eksekutif WHO pada Selasa, panel ini menyampaikan tindakan pencegahan seharusnya dilaksanakan segera di semua negara di mana kemungkinan besar terjadi penularan.
Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China tengah akhir 2019, sebelum menyebar melintasi perbatasan China, menimbulkan malapetaka di dunia, menghilangkan 2 juta nyawa dan menghancurkan perekonomian.
Panel mengatakan, jelas bahwa "langkah-langkah kesehatan masyarakat bisa diterapkan lebih tegas oleh otoritas kesehatan lokal dan nasional di China pada Januari".
Laporan itu juga mengkritik WHO karena menunda-nunda awal krisis, menunjukkan badan kesehatan PBB tidak mengadakan pertemuan komite darurat hingga 22 Januari 2020.
Komite tersebut gagal menyetujui untuk menetapkan wabah tersebut sebagai Perhatian Internasional untuk Darurat Kesehatan Masyarakat (PHEIC) - tingkat siaga tertinggi - sampai sepekan kemudian.
"Tak jelas mengapa komite tidak menggelar rapat sampai pekan ketiga Januari, juga tak jelas mengapa mereka tak bisa menyepakati pengumuman PHEIC saat pertama kali digelar rapat," jelas laporan itu, dikutip dari France 24, Selasa (19/1).

Boneka China
WHO sebelumnya dinilai terlalu lambat mengumumkan krisis internasional, untuk mengakui virus menyebar melalui udara, dan merekomendasikan pemakaian masker.
Presiden AS Donald Trump menuduh WHO ceroboh dalam penanganan pandemi dan menjadi "boneka China".
Panel yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Selandia Baru Helen Clark dan mantan presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, mulai bekerja pada Juli setelah negara-negara anggota WHO menyerukan “evaluasi yang tidak memihak, independen dan komprehensif” atas tanggapannya terhadap pandemi.
Epidemi Tersembunyi
Lebih setahun setelah kasus pertama Covid-19 terdeteksi di China, para pakar setuju angka resmi 2 juta lebih kasus kematian dan mendekati angka 100 juta kasus infeksi adalah perkiraan yang terlalu rendah.
Menurut laporan panel, jumlah kasus telah dikurangi sejak awal.
"Dalam retrospeksi, jelas bahwa volume infeksi pada periode awal epidemi di semua negara lebih tinggi dari yang dilaporkan," jelasnya.
Epidemi yang sebagian besar tersembunyi berkontribusi pada penyebaran global.
Panel mengatakan, WHO dan pemerintah nasional tak bertindak cukup cepat memperingati bahwa virus bisa menyebar antar orang, termasuk mereka tanpa gejala bisa menularkannya
Panel juga mempertanyakan apakah WHO seharusnya menggunakan kata 'pandemi' lebih awal dari sebelumnya.
WHO tidak menggunakan kata tersebut sampai 11 Maret 2020, berulang kali bersikeras sebelum tanggal tersebut bahwa mereka tidak perlu menggunakannya karena PHEIC telah diumumkan.
Kata "pandemi" tidak ditampilkan dalam sistem peringatan resmi WHO.
Tetapi panel mengisyaratkan negara-negara di dunia mungkin akan menanggapi situasi ini lebih serius jika kata itu digunakan, menekankan itu berfungsi "untuk memusatkan perhatian pada beratnya peristiwa kesehatan". [pan]

https://www.merdeka.com/dunia/tim-in...19.html?page=2
Eto243Avatar border
tepsuzotAvatar border
tepsuzot dan Eto243 memberi reputasi
2
500
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.